Kelompok Perempuan Daun Piawas saat ini memiliki produk beras hitam organik. Komoditas beras hitam ini sudah mulai dipasarkan secara online dan offline. Produk olah para perempuan dari Desa Sagu, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, bahkan sudah diikutsertakan di beberapa pameran. Kelompok mencoba untuk membangun jaringan pemasaran beras hitam ini agar dikenal lebih luas dan mendukung program One Village One Product (OVOP) yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Sambas.
Kelompok Perempuan Daun Piawas berkunjung ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sambas pada Kamis (23/06). Didampingi community organizer (CO) Gemawan, Wanti Astriani, kelompok perempuan yang berasal dari Desa Sagu, Kecamatan Galing disambut oleh Uray Dini dan Adrianto dari Bidang Usaha Mikro Disperindag Sambas.
Wanti Astriani berharap dengan kedatangan mereka ke Disperindag dapat membuka peluang kolaborasi dengan Pemkab Sambas. “Kelompok Daun Piawas saat ini memiliki produk beras hitam organik yang sudah mulai dipasarkan secara online dan offline, bahkan sudah diikutsertakan di beberapa pameran. Kami mencoba untuk membangun jaringan pemasaran beras hitam ini agar dikenal lebih luas,” ujar Wanti dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu.
Baca juga: Menanti Langkah Kolektif Hadapi Krisis Iklim: Demi Masa Depan Manusia
Dalam pertemuan itu, Aswatiah menjelaskan produk ini dibudidayakan kelompok secara ramah lingkungan. “Pupuk dan anti hama yang kami gunakan berasal dari bahan organik yang bisa ditemukan dengan mudah,” tandasnya. Bibit beras hitam yang mereka kembangkan ini diperoleh dari kelompok perempuan mitra Gemawan di Kabupaten Sintang yang sudah terlebih dahulu menyemai beras hitam.
Produk beras hitam sudah mulai Kelompok Daun Piawas pasarkan, meskipun masih dalam cakupan yang kecil karena keterbatasan kapasitas produksi. “Kedatangan kami saat ini, selain untuk mengenalkan produk beras hitam organik hasil kelompok, kami juga ingin meminta masukan dan dukungan mengenai pengembangan produk beras hitam kami ini,” jelas Aswatiah, Ketua Kelompok Daun Piawas.
Baca juga: Kembangkan Beras Hitam, Kelompok Daun Piawas jadi Role Model Organisasi Perempuan di Desa
Beras Hitam Organik Sebagai Produk Unggulan
Uray Dini mengapresiasi semangat dan kemauan Daun Piawas untuk mengembangkan produk mereka. Ia juga menjelaskan dalam pemasaran produk, beberapa hal harus diperhatikan, mulai dari packaging kemasan hingga manajemen kewirausahaan.
“Kami akan usahakan untuk memberikan dukungan kepada Daun Piawas, jika ada pelatihan terkait kewirausahaan dan pelatihan lain yang mendukung, akan kami sampaikan ke Kelompok Daun Piawas,” tutur Dini. Lebih lanjut, ia juga mengatakan akan membantu proses pemasaran produk beras hitam Daun Piawas.
Kabupaten Sambas memiliki program One Village One Product (OVOP). Program ini menginginkan, setiap desa memiliki program pertanian unggulan sebagai penopang ekonomi kerakyatan. Produk beras hitam organik yang dikembangkan Kelompok Daun Piawas menjadi salah satu produk unggulan yang akan didorong menjadi OVOP dari Desa Sagu.
Ibu Aswatiah, ketua Kelompok Daun Piawas menyatakan kesannya saat mengunjungi kantor ini. “Saya sangat senang sekaligus gugup karena ini pertama kali berkunjung ke kantor Disperindag. Saya berterima kasih untuk masukan yang diberikan untuk produk beras hitam organik kami. Tentu ini sangat penting agar produk kami bisa berkembang” ungkapnya.
Kelompok Perempuan Daun Piawas berdiri pada tahun 2020. Pengorganisasian merupakan salah satu metode pendekatan Gemawan di tingkat tapak, selain advokasi, kampanye, dan pengelolaan pengetahuan. Sejak pertama kali dibentuk, Kelompok Daun Piawas melakukan berbagai aktivitas peningkatan kapasitas untuk meningkatkan daya lenting (resiliensi) anggota mereka. Saat ini anggota Kelompok Daun Piawas berjumlah 14 orang perempuan yang secara aktif mengelola sumber penghidupan mereka secara kolektif.
Selama ini Pemerintah Desa Sagu juga memberikan apresiasi positif terhadap geliat aktivitas para perempuan yang tergabung dalam Kelompok Daun Piawas. Sejumlah dukungan diberikan Pemdes Sagu agar kelompok semakin giat mengembangkan potensi sumber penghidupan di Desa Sagu.
Penulis: Muhammad Y. Adysa P. & Ridho Faizinda
Editor: Mohammad R.