
“Sekarang kami memiliki modal usaha yang diperoleh dari penjualan beras hitam. Kami ingin keuangan kelompok kami tercatat dan diketahui anggota kelompok, karena uang ini kan uang bersama,” ungkap Aswatiah, Ketua Kelompok Daun Piawas.
Kelompok Perempuan Daun Piawas yang berada di Desa Sagu, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, menggelar pelatihan pengelolaan keuangan pada Rabu (22/04). Sebagaimana dituturkan Aswatiah, pelatihan ini bertujuan untuk menunjang transparansi dan kecakapan anggota Kelompok Daun Piawas.
Baca juga: Kelompok Perempuan Petani di Desa Sagu Panen Padi
Pelatihan ini diselenggarakan di kediaman salah satu anggota kelompok di Desa Sagu. Hadir sebagai fasilitator kegiatan Deputi Direktur Gemawan, Ridho Faizinda. Dari total 19 orang anggota kelompok, 14 orang perempuan aktif sebagai peserta kegiatan. “5 orang tidak bisa mengikuti karena harus menghadiri peringatan Sya’ban-an,” terang Aswatiah.
Semangat ibu-ibu kelompok perempuan ini diapresiasi oleh Ridho, sapaan hariannya, saat menjadi fasilitator pelatihan. “Ini hasil dari peningkatan kapasitas yang dilakukan Gemawan terhadap mereka selama beberapa waktu terakhir,” imbuh Ridho. Selama hampir tiga tahun ini Gemawan secara aktif melakukan penguatan terhadap para perempuan yang bergabung di dalam Kelompok Perempuan Daun Piawas.
Menurut Ridho, resiliensi dan kolektivisme yang ada pada diri mereka sebenarnya secara naluriah telah tertanam dalam jiwa para perempuan. “Aktivitas Gemawan di Sagu, pada dasarnya, hanya men-trigger potensi itu untuk teraktualkan,” ucap Ridho menjelaskan kekhasan kemampuan daya lenting perempuan dalam mengelola sumberdaya.
“Perempuan selalu berani berkreasi. Itu dibuktikan sendiri oleh Kelompok Perempuan Daun Piawas yang berani menyemai bibit padi hitam untuk menambah ekonomi keluarga dan anggota kelompoknya,” tegas Ridho.
Modal dari Demplot Padi Hitam
Melalui demplot (demonstration plot) padi hitam itu, Kelompok Perempuan Daun Piawas memperoleh modal usaha yang dikelola menjadi modal kelompok. “Demplot padi hitam dan padi putih yang dikelola kelompok juga menjadi bukti kerjasama dan kekompakan kelompok. Dari kegiatan tersebut, kemandirian kelompok sudah mulai terbangun” imbuhnya.
Baca juga: Perempuan Petani Panen Padi Hitam Perdana di Desa Sagu
“Kami ingin belajar cara mengatur uang yang baik, sehingga kelompok bisa terus mengembangkan usaha. Kami pun bisa tahu cara mengatur uang keluarga dan bisa tetap menabung,” ucap Siti saat mengikuti pelatihan yang diikuti.
Melalui pelatihan ini mereka berharap dapat meningkatkan wawasan mengenai pengelolaan keuangan, sehingga mampu merancang strategi pengembangan usaha kelompok dan menentukan prioritas penggunaan keuangan bagi keluarga.