Borneo Mangrove Action di Mempawah

Bersama dengan AJI Pontianak dan Komunitas AkuBumi, Gemawan melakukan kampanye perlindungan ekosistem mangrove bertajuk Borneo Mangrove Action.

Serangkaian kampanye yang dilakukan selama setengah tahun terakhir ini berhasil menyatukan banyak pihak untuk saling kolaborasi.

Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat terletak di kawasan pesisir pantai yang dilindungi oleh tanaman mangrove.

Keberadaan ekosistem mangrove di Desa Sungai Bakau Kecil saat ini terancam  dikarenakan dampak perubahan iklim. Abrasi dan perilaku manusia merusak ekosistem mangrove.

Mangrove merupakan salah satu ekosistem laut yang memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan masyarakat pesisir.

Bersama dengan AJI Pontianak dan Komunitas AkuBumi, Gemawan melakukan kampanye perlindungan ekosistem mangrove bertajuk Borneo Mangrove Action.

Serangkaian kampanye yang dilakukan selama setengah tahun terakhir ini berhasil menyatukan banyak pihak untuk saling kolaborasi dalam Borneo Mangrove Action.

Baca juga: Sosialisasi Love Mangrove di Mempawah, Ajak Siswa SMA N 1 Mempawah dalam Borneo Mangrove Action

Baca jugaGemawan Gelar Pelatihan Content Writing dan Creative Writing untuk Media Sosial

Borneo Mangrove Action Gemawan bersama pemuda dan anak-anak.
Direktur Gemawan, Laili Khairnur, ikut serta dalam Borneo Mangrove Action, Sabtu (18/03/2023). Aksi penanaman mangrove di Desa Sungai Bakau Kecil ini kembali menggunakan metode selongsong bambu dan melibatkan para pihak, termasuk pemuda dan anak-anak desa. Gambar: Istimewa.
Borneo Mangrove Action, Aksi Kolaborasi Stakeholder

Gemawan bersama kelompok masyarakat sekitar kembali melakukan Borneo Mangrove Action yang merupakan bagian dari Aksi Jaga Pesisir (SIGAP), Sabtu (18/03/2023).

Dalam aksinya, Gemawan berkolaborasi bersama kelompok muda dari Kota Pontianak dan Mempawah, AJI Pontianak, BRGM, KPH Wilayah Mempawah, AkuBumi, Lantamal XII, dan stakeholder Kabupaten Mempawah, Pemerintah Desa Bakau Kecil, Pelajar, dan komunitas masyarakat setempat.

mangrove action dengan selongsong bambu
Bibit mangrove yang tumbuh di dalam selongsong bambu. Bagian dalam bambu diisi dengan lumpur, kemudian bibit mangrove diletakkan di dalamnya. Gambar: Istimewa.

Adapun metode penanaman mangrove tersebut masih menggunakan metode selongsong yang terbuat dari bambu, melanjutkan metode yang sebelumnya dilakukan.

Bibit mangrove yang ditanam beberapa waktu lalu dengan metode ini masih tetap kokoh menghadapi sapuan ombak.

“Jika ini bisa berkembang dengan baik, maka site mangrove di Mempawah akan semakin bertambah banyak,” ujar Kepala KPH Wilayah Mempawah, Ushuluddin, yang ikut serta berlumpur menanam mangrove.

Kawasan di sepanjang pesisir ini, terangnya, berstatus APL. “Meskipun itu di luar domain KPH, tapi kami pastikan akan tetap mendukung dengan apapun yang bisa kami lakukan,” tegasnya.

Direktur Gemawan, Laili Khairnur, mengatakan kegiatan ini bukanlah seremonial semata. “Dari Desa Sungai Bakau Kecil, kegiatan ini bisa terus berlanjut ke Desa-desa lain,” katanya di sela kegiatan.

“Kami berharap kaum muda bisa terus melanjutkan aktivitas penanaman mangrove ini. Kita memerlukan energi muda untuk menggerakkan perlindungan kawasan pesisir ini,” ungkapnya.

Di kesempatan yang sama Hermawansyah, Fasilitator Peningkatan Partisipasi Masyarakat BRGM, menyebut mangrove memiliki potensi strategis menyimpan karbon. “Penting menjaga mangrove, karena mampu menyimpan karbon 5 kali dibandingkan hutan,” terangnya.

“BRGM mengapresiasi Inovasi-inovasi lokal yang dilakukan masyarakat dalam merehabilitasi ekosistem mangrove. Tujuan kita sama, menjaga keberlanjutan alam,” imbuhnya.

Baca jugaMenjaga Pesisir Borneo dengan Borneo Mangrove Action: Menebar Pesan Love Mangrove

Baca jugaLove Mangrove: Cintai Mangrove, Menjaga Sabuk Borneo

Borneo Mangrove Action Gemawan dan komunitas masyarakat di Mempawah
Peserta membentangkan spanduk Borneo Mangrove Action saat aksi penanaman mangrove dengan metode selongsong. Metode ini merupakan inisiatif dari warga Desa Sungai Bakau Kecil. Gambar: Media Patriot.
Love Mangrove, Cinta yang Menggugah Aksi

Wasandi, warga setempat dan merupakan salah satu inisiator metode tersebut mengungkapkan rasa berterima kasihnya kepada Gemawan berserta para peserta aksi penanaman.

“Kami merasa mempunyai kekuatan baru dalam upaya penanaman mangrove kali ini. Kehadiran kawan-kawan di Desa Sungai Bakau Kecil membuat kami tambah semangat,” ucap pria yang sehari-harinya beraktivitas sebagai nelayan.

Bersama keluarganya, Wasandi menjaga selongsong bambu berisi bibit mangrove yang sudah ditanam. Ia juga memastikan bambu-bambu yang ditancapkan itu berdiri dengan kokoh agar kuat menghadapi terjangan ombak.

“Ke depan mudah-mudahan lebih banyak pihak yang bisa ikut memberikan andil atas rehabilitasi hutan mangrove di kawasan pesisir pantai kami,” sebutnya.

Tanam 1.000 Mangrove

Lani Ardiansyah, koordinator kegiatan, mengatakan sekitar 1.000 bibit mangrove yang ditanam pada aksi ini.

“Bibitnya kami peroleh dari berbagai pihak, termasuk donasi warga desa,” terangnya.

“Aksi ini rutin kami lakukan sejak tahun lalu, hanya metodenya saja yang berganti. Sekarang kami gunakan selongsong bambu,” ucapnya.

Ayok kita collab menjaga mangrove, agar Bumi bisa lebih lama jadi rumah kita,” ajaknya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Daily Pontianak (@dailypontianak)

Simak video Borneo Mangrove Action berikut ini:

Borneo Mangrove Action di Mempawah, Kolaborasi dengan Cinta yang Besar Tanam 1000 Mangrove