Menjaga ekosistem mangrove | “Aksi ini merupakan upaya kami mewujudkan Borneo Mangrove Center. Potensi sabuk mangrove yang ada di Pulau Borneo sangat layak dinobatkan sebagai pusat mangrove dunia. Syaratnya tentu menjaga ekosistem mangrove di sepanjang pesisir Borneo.”
– Lani Ardiansyah.
Gemawan menggelar kegiatan Aksi Jaga Pesisir (SIGAP) di wilayah pesisir Kabupaten Mempawah. Acara yang berlangsung di Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kamis (2/3).
Dalam Aksinya, Gemawan turut menggandeng, Tim UPT Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Wilayah Mempawah, pemuda dan masyarakat setempat. Metode pada penanaman mangrove tersebut menggunakan selongsong yang terbuat dari bambu.
Lani Ardiansyah, Koordinator Community Organizer (CO) Gemawan Kabupaten Mempawah menjelaskan Gemawan menggagas Borneo Mangrove Action sebagai bagian dari SIGAP.
“Aksi ini merupakan upaya kami mewujudkan Borneo Mangrove Center, sebuah pusat pembelajaran mangrove dunia. Potensi sabuk mangrove yang ada di Pulau Borneo sangat layak dinobatkan sebagai pusat mangrove dunia. Syaratnya tentu menjaga ekosistem mangrove di sepanjang pesisir Borneo,” kata Ucup, sapaannya akrabnya.
Baca juga: Love Mangrove, Agar Kaum Muda Cintai Mangrove
Baca juga: Menjaga Pesisir Borneo dengan Borneo Mangrove Action: Tebar Pesan Love Mangrove
Metodologi selongsong ini merupakan hasil diskusi dengan masyarakat setempat. Pada beberapa diskusi dalam pertemuan kampung (kampong meeting) yang dilakukan, ia menemukan fakta abrasi di wilayah pesisir Desa Sungai Bakau Kecil.
“Masyarakat menyadari pupusnya tanah di pesisir desa mereka dipengaruhi berkurangnya ekosistem mangrove,” ucapnya. Karena itu, tambahnya, langkah prioritas yang harus dilakukan adalah menjaga ekosistem mangrove.
“Setelah ini, kami akan lanjutkan dengan bersih-bersih kawasan mangrove di sini,” kata Ucup menerangkan upayanya menjaga ekosistem mangrove di Desa Sungai Bakau Kecil.
Implementasi Local Knowledge
“Dari diskusi dengan kelompok masyarakat, kami bersepakat untuk mencoba metode pananaman mangrove menggunakan selongsong bambu untuk menambah jumlah mangrove. Selain ramah lingkungan, selongsong bambu juga tangguh menghadapi sapuan ombak,” jelas Ucup.
Mangrove, kata Ucup, memang memerlukan perawatan khusus. “Setidaknya, ada 3 syarat agar mangrove dapat tumbuh dengan baik, yakni berada di zona deposisi, tidak berhadapan langsung dengan laut, dan kaya organik,” tambahnya.
“Bibit yang kami semai ini adalah bibit lokal, karena kami ingin menjaga kealamian ekosistem mangrove di sini,” tuturnya.
Mengkreasi Social Innovator dari Tapak
Wasandi, warga setempat yang menginisiasi metode penanaman mangrove dengan selongsong, menjelaskan bahwa metode selongsong ini bukan merupakan upaya pertamanya untuk mengembangkan ekosistem mangrove.
“Sebelumnya pernah menggunakan pagar bambu, tapi banyak yang gagal karena tersapu ombak,” terangnya.
“Sekarang kami coba metode ini dengan menggunakan alat yang sederhana dan budget swadaya. Karena bahan yang kami gunakan sebagai pelindung bibit dari hantaman ombak yaitu bambu, sedangkan bibit yang kami gunakan langsung dari buah yang gugur, belum berakar dan panjang,” tuturnya.
Batang bambu dipotong menjadi beberapa bagian dengan panjang sekitar 1,5 meter. Bagian dalamnya dilubangi sebagai saluran tanam bibit mangrove.
“Bibit yang ada dimasukkan ke dalam batang bambu yang sudah ditancapkan di lumpur sedalam 50 meter-an,” ucap pria yang sehari-hari beraktivitas sebagai nelayan.
“Tentu kami berharap penanaman mangrove yang menggunakan metode selongsong bambu ini berhasil. Kehidupan kami, masyarakat pesisir, bertumpu pada keberadaan mangrove,” harapnya.
“Kami coba dulu menanam 50 bibit. Jika berhasil, kami lanjutkan segera, karena sekarang musimnya cukup baik,” tutup Wasandi.
Baca juga: Dua Langkah Strategis Menjaga Mangrove: Collaborative Efforts and Collective Action!
Baca juga: Media Sosial, Masyarakat Sipil, dan Panopticon Digital
Menjaga Ekosistem Mangrove dengan Collaborative Action
Sementara itu, Ushuluddin selaku kepala UPT Kesatuan Pengelola Hutan mendukung penuh kegiatan tersebut dan berharap Mangrove yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.
“Kami mendukung penuh atas kegiatan ini dan kami berharap dengan metodologi penanaman mangrove terbaru ini dapat berhasil,” tutupnya.
Sumber: Pontianak Post, dirilis kembali dengan sejumlah penyesuaian.