Home Garden KUPS Perempuan Persada

Kelompok usaha perhutanan (KUPS) dari Desa Sungai Bakah, Manggala, dan Landau Garong, membangun home garden (kebun pekarangan rumah). Pembangunan home garden ini merupakan rangkaian kegiatan Persada (Perempuan Desa Berdaya) melalui Pengembangan Ekonomi Perhutanan Sosial di Tiga Desa dalam program Dana Terra, kerjasama Gemawan dengan BPDLH atas dukungan Ford Foundation.

Beragam jenis tanaman seperti timun, terong, dan tanaman obat-obatan ditanam oleh kelompok di tiga desa. Sebanyak 90 anggota kelompok KUPS masing-masing memiliki kebun pekarangan rumah, ada yang ditanam di polibax dan di lahan bedengan dekat rumah. Selain itu, tiga kelompok juga mengembangkan kebun sayur kelompok sekitar rata-rata seluas 200 meter persegi. Mereka kerja kelompok mengolah lahan dan menanam sayur di kebun kelompok.

Menurut Sariani, anggota kelompok KUPS Perempuan Melati, Desa Sungai Bakah, pembangunan home garden dengan beragam jenis hortikultura merupakan pembelajaran baru bagi rata-rata anggota kelompok di desa. Rata-rata stok sayur mereka dapatkan dengan membeli dari pedagang yang masuk ke desa mereka.

Baca jugaLaili Khairnur: Storytelling Movement untuk Komunikasikan Gerakan Antikorupsi

Baca jugaDukung Komunitas Padamkan Karhutla, Inisiatif Rakyat Bantu Rakyat

“Pengalaman baru bagi kita di desa, jarang yang memanfaatkan pekarangan rumah dengan beragam jenis sayur mayur. Saat panen, kita sangat bahagia, ternyata lahan walau tidak luas bisa produktif jika dikelola dengan baik,” ungkap Sariani, Sektretaris KUPS Melati.

Home Garden KUPS Perempuan di Melawi

Home Garden untuk Pangan Keluarga

Sariani misalkan, dia dan suaminya mengelola home garden di belakang rumah ukuran 5 x 10 meter dengan metode pembuatan bedengan dengan jarak tanam 60 cm. Adapun tanaman yang dikembangkan adalah timun, kacang panjang dan terong serta sisanya ditanam di lahan lainnya. 

Pengalaman lain juga disampaikan oleh Susan. Dia menanam sayur dengan menggunakan media tanam yang disusun rapi di lahan 4 x 6 m di halaman belakang rumah.  Tanaman subur dan berbuah lebat. Hasil panen yang ia petik hanya untuk konsumsi rumah tangga serta dibagikan untuk karabat terdekat. 

Susan menjelaskan tantangan yang dihadapinya untuk memastikan asupan air pada tanah dikarenakan saat ini masih musim kemarau yang memungkinkan asupan air pada media kering. 

Baca juga56 Anggota Setara Bahas Keberlanjutan Sumber Penghidupan

Baca jugaHadapi Karhutla Gambut, Deputi Gemawan Tegaskan Pentingnya Pelibatan Perempuan

Home Garden KUPS Perempuan di Melawi untuk ketahanan pangan

Sedangkan menurut Ayang, KUPS Manggala Makmur, tantangan paling berkesan adalah pengolahan lahan di saat musim kemarau yang panjang. Mereka bekerja melakukan perawatan lahan dengan maksimal agar kualitas baik. Hasil yang diperoleh sebagian besar untuk konsumsi guna memenuhi kebutuhan rumah tangga. Selebihnya, dijual kepada masyarakat sekitar. 

“Saya sempat menjual kacang panjang dengan harga Rp5000 per kg. Lumayan untuk menambah pendapatan rumah tangga untuk membeli kebutuhan dapur lainnya seperti garam dan telur ayam,” tutur Ayang, ketua KUPS Manggala Makmur.

Sedangkan disampaikan Ayu, anggota KUPS Akya Laga, Landau Garong, kelompoknya membagi tiga kebun kelompok. Masing-masing kelompok membangun home garden mereka masing-masing tanaman. 

“Pendekatan ini untuk memaksimalkan agar kita bersaing untuk memastikan diantara kita bertiga di kelompok, apa saja tantangan dan kendala membangun kebun sayur. Ini pengalaman saya menanam sayur dengan skala besar. Luar biasa hasilnya, panen timun bisa Panjang 15 centimeter, kita makannya tak habis-habis,” kata Ayu. (Zul)

Bangun Home Garden untuk Ketahanan Pangan Anggota Kelompok
Tag pada: