54 orang perempuan dari kelompok perempuan anggota Serikat Perempuan Kabupaten Kayong Utara (Setara) mengikuti pertemuan rutin bulanan Setara, Sabtu (02/09/2023). Mereka berasal dari 6 desa yang menjadi wilayah aktivitas Gemawan di Kayong Utara.
Dipusatkan di Desa Seponti Jaya, pertemuan ini membahas keberlanjutan sumber penghidupan, seperti budidaya padi secara organik, pengembangan kopi, penguatan kelembagaan kelompok, penguatan administrasi usaha kelompok, serta peluncuran program SETARA menabung.
Baca juga: Hadapi Karhutla Gambut, Deputi Gemawan Tegaskan Pentingnya Pelibatan Perempuan
Baca juga: Inisiasi Pontianak Tangguh Iklim, Diseminasi Hasil Riset RISE di Pontianak
Santai Bahas Keberlanjutan Sumber Penghidupan
“Agar santai dan menghibur, kegiatan diselingi dengan ice-breaking. Metode ini penting untuk mempererat ikatan sesama perempuan anggota Setara,” terang Maulisa, pegiat Gemawan di sela kegiatan.
Ia menyebut ada 6 kelompok perempuan dari 2 kecamatan, yakni Kelompok Perempuan Usaha Baru Desa Masbangun, Kelompok Perempuan Embun Padi Desa Banyu Abang, Kelompok Perempuan Delima Desa Podorukun, Kelompok Perempuan Anggrek Desa Wonorejo, Kelompok Perempuan Sumber Rezeki Desa Seponti Jaya, serta Kelompok Perempuan Dahlia Jaya Desa Telaga Arum.
Dengan metode penyampaian materi yang sederhana, ia berharap mampu memberikan pemahaman kepada para peserta. “Mayoritas peserta adalah petani, pelaku usaha mikro, dan ibu rumah tangga. Kami ajak mereka menonton film yang mengisahkan kesuksesan petani mengembangkan padi secara organik,” terangnya.
Baca juga: Nonton Fight Girl: Diskusi Film untuk Perkuat Support System Gerakan Sosial
“Dari film, kami meminta para peserta membuat catatan hal-hal menarik yang mereka peroleh dari film. Hasil itu mereka diskusikan bersama di dalam kelompok,” katanya.
Giyem, perempuan petani dari Kelompok Perempuan Anggrek mengungkapkan kebahagiaannya dapat beraktivitas di Setara. “Saya senang karena bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang bubidaya organik. Sebentar lagi kami akan menanam padi, ilmunya bisa dipraktikkan,” terangnya.
“Penyampaian materi dengan menggunakan film juga memudahkan kami memahami pesan yang disampaikan,” terangnya.
Penulis: Maulisa