Kopi gambut di Kayong Utara

Potensi kopi gambut di Kayong Utara amat besar. Warga menanam kopi jenis liberika, yang adaptif dan sangat baik dikembangkan di lahan gambut. Kopi ini beraroma unik dan punya pasar sendiri.

20 (dua puluh) orang perempuan yang tergabung dalam Serikat Perempuan Kabupaten Kayong Utara (SETARA) mengikuti kegiatan Peningkatan Kapasitas Petani Kopi. Kegiatan berlangsung 2 hari, sejak Jumat (29/09/2023). 

Kegiatan yang berlangsung di Desa Telaga Arum, Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara ini melibatkan perwakilan kelompok dari 6 (enam) desa di dua kecamatan berbeda di KKU, yakni Kecamatan Teluk Batang dan Kecamatan Seponti. 

Untuk Kecamatan Teluk Batang, peserta berasal dari perwakilan Kelompok Perempuan Embun Padi, Desa Banyu Abang dan Kelompok Perempuan Usaha baru, Desa Masbangun. Sedangkan dari Kecamatan Seponti, diwakili oleh Kelompok Perempuan Anggrek Desa Wonorejo, Kelompok Perempuan Delima Desa Podorukun, Kelompok Perempuan Sumber Rezeki Desa Seponti Jaya dan Kelompok Perempuan Dahlia Jaya, Desa Telaga Arum. 

Maulisa, community organizer (CO) Gemawan di Kabupaten Kayong Utara menyebut mayoritas desa wilayah aktivitas Gemawan di enam desa tersebut masih melestarikan tanaman kopi, baik itu jenis Liberika, Robusta maupun Excelsa.

“Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan perempuan petani kopi, khususnya pada budidaya tanaman kopi yang sudah lama dikembangkan masyarakat lokal di sini,” terangnya. 

Baca jugaLaili Khairnur: Storytelling Movement untuk Komunikasikan Gerakan Antikorupsi

Baca jugaDukung Komunitas Padamkan Karhutla, Inisiatif Rakyat Bantu Rakyat

pelatihan perempuan petani Kopi gambut

Potensi Kopi Gambut Kayong Utara

Di atas lahan gambut yang terhampar, tanaman kopi ditanam warga sejak silam. Potensi kopi gambut di Kayong Utara amat besar. “Warga menanam kopi jenis liberika, yang adaptif dan sangat baik dikembangkan di lahan gambut. Kopi ini beraroma unik dan punya pasar sendiri,” imbuhnya.

Maulisa menuturkan, materi yang disampaikan mulai dari sejarah kopi, aspek budidaya, panen, pasca panen, hingga pengolahan kopi. “Materi ini penting disampaikan agar kualitas kopi gambut yang diproduksi para perempuan SETARA bisa bersaing di pasar yang lebih luas. Karena itu fasilitator juga menyampaikan materi roasting kopi, cara penyeduhan kopi ala barista, branding produk, hingga analisis potensi pasar,” jelasnya.

Kegiatan pelatihan dipandu oleh Dede Purwansyah, founder CV. Pesona Kalbar Hijau. Ia mengajak para peserta untuk membangun komitmen bersama agar terus berupaya melestarikan kopi lokal. “Caranya bisa dengan perluasan lahan dan membentuk unit usaha guna menampung dan memasarkan produk petani melalui pembentukan koperasi,” katanya. 

Dartin, peserta pelatihan, mengungkapkan pengetahuan kopinya kopi bertambah selama dua hari mengikuti proses pelatihan. 

“Selama ini kita masih menerapkan cara-cara lama yang kita yakini sudah benar. Namun ternyata apa yang kita lakukan ini masih terdapat beberapa kekeliruan. Sehingga melalui pelatihan ini terbukalah wawasan kita, bahwa ternyata kopi ini harus diterapkan melalui perlakuan tertentu. Misalnya saja cara panen dan pengolahan biji kopi,” terang perempuan yang sudah membudidayakan kopi sejak 1997. 

Potensi kopi gambut di Kabupaten Kayong Utara dapat membantu peningkatan ekonomi para perempuan dan menjaga keberlangsungan ekosistem. Gambar: Istimewa.

Baca juga56 Anggota Setara Bahas Keberlanjutan Sumber Penghidupan

Baca jugaHadapi Karhutla Gambut, Deputi Gemawan Tegaskan Pentingnya Pelibatan Perempuan

Meski terasa rumit karena harus memilah grade kopi, ujar Dartin, ia yakin melalui proses ini bisa menghasilkan biji kopi yang berkualitas sesuai dengan standar yang diinginkan pasar saat ini. 

Indahsyah juga mengatakan pelatihan kopi ini telah memberinya pengetahuan baru tentang penyangraian kopi. “Saya baru tahu cara menyangrai kopi itu ternyata ada beberapa tingkatan, seperti low, medium, to dark, dan dark. Ternyata dari jenis-jenis ini bisa menghasilkan beragam cita rasa yang berbeda, selama ini kan kita hanya goreng-menggoreng saja, bahkan sampai gosong,” ucapnya sambil tersenyum.

Ditambahkan Sartini, Ketua Kelompok Perempuan Usaha Baru Desa Masbangun, pelatihan ini membuatnya mengetahui proses pengolahan kopi untuk menghasilkan biji kopi berkualitas.

“Untuk menghasilkan biji kopi berkualitas yang diterima pasar dengan harga yang katanya juga fantastis, ini terbilang memang cukup rumit. Ternyata semuanya ini harus disiapkan sejak awal proses pemilihan bibit, pemeliharaan, panen dan pasca panennya,” paparnya.

Jaga Kopi Gambut, Latih 20 Perempuan Petani Kopi di Kayong Utara
Tag pada: