Semua produk ini, terangnya, adalah khazanah pangan lokal Kalimantan Barat. “Jadi, selain faktor peningkatan ekonomi, pengembangan produk ini didasari potensi lokal di tiap wilayah. Selain pelestarian pangan lokal, ada pula produk inovasi, seperti sirup gedabu dan dodol mangrove,” paparnya lanjut.
Sebagai organisasi masyarakat sipil (OMS) yang fokus dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat di tingkat tapak, Gemawan juga berupaya memberikan peningkatan kapasitas yang berdampak terhadap ekonomi komunitas.
Dalam Festival Sahur-Sahur ke-20 Tahun 2023 di Mempawah, Gemawan turut serta meramaikan stand yang disediakan panitia. Berbagai kuliner dan produk kelompok mitra Gemawan ikut ditampilkan pada kegiatan ini.
Seperti diketahui, agenda tahunan yang dilaksanakan di Stadion Opu Daeng Manambon Mempawah ini berlangsung hingga tanggal 08 April 2023.
Lani Ardiansyah, Koordinator Community Organizer (CO) Gemawan di Kabupaten Mempawah, menyampaikan produk yang dipamerkan dan dijual di stand Gemawan merupakan produk-produk dari kelompok mitra di desa serta produk fundraising Gemawan.
Baca juga: 1 Hari Eksplorasi Komunikasi Organisasi Gemawan bersama Roemah Inspirit
Baca juga: Penanaman Pohon di Peniti Dalam II, Ucup: 250 Pohon untuk Pilar Keberlangsungan Bumi
“Kami sengaja memboyong produk pangan lokal hasil olah tangan komunitas mitra kami dari berbagai wilayah di Kalimantan Barat,” ucap Ucup, sapaannya.
Produk yang ditampilkan diantaranya madu, dodol mangrove, nanas, tepung pisang, minyak goreng, minyak VCO, sirup gedabu, manisan kelapa, keripik singkong, keripik dan stik keladi, kopi liberika, kerupuk jengkol, emping melinjo, madu kelulut, dan lainnya.
“Semua produk ini berasal dari kelompok yang selama ini mendapatkan peningkatan kapasitas dari Gemawan,” lanjutnya menjelaskan produk.
Baca juga: Berkah Sedekah Sampah, Serumpun Sejati Bagikan 20 Paket Sembako
Baca juga: Menjaga Ekosistem Mangrove Berbasis Local Knowledge, Tanam 50 Selongsong Mangrove
Produk Pangan Lokal untuk Kemandirian Ekonomi Keluarga
Ucup menyebut aktivitas Gemawan saat ini memang mengejar target peningkatan ekonomi kelompok. “Kami ingin kemampuan ekonomi kelompok dapat terbangun. Karena ketika itu terjadi, maka resiliensi keluarga pun akan terpicu,” jelasnya.
Keluarga, jelas Ucup, adalah masyarakat yang paling kecil. Meskipun paling kecil, menurut Ucup, keluarga punya peran penting mempersiapkan pondasi masyarakat. “Jika ekonomi keluarga bisa mandiri, maka kemandirian ekonomi masyarakat pun demikian pula,” harapnya.
Semua produk ini, terangnya, adalah khazanah pangan lokal Kalimantan Barat. “Jadi, selain faktor peningkatan ekonomi, pengembangan produk ini didasari potensi lokal di tiap wilayah. Selain pelestarian pangan lokal, ada pula produk inovasi, seperti sirup gedabu dan dodol mangrove,” paparnya lanjut.
Baca juga: Borneo Mangrove Action di Mempawah, Kolaborasi dalam Cinta yang Besar untuk Mangrove
Baca juga: Ini 5 Masalah Utama Perlindungan Hutan di Indonesia
Dukung Mangrove
Selain produk pangan lokal, produk-produk fundraising, seperti kaos, totebag, dan tumbler juga ditampilkan. “Produk-produk ini kami tawarkan untuk mendukung aksi perlindungan kawasan pesisir yang digagas Gemawan, khususnya dukungan terhadap rehabilitasi mangrove,” tukasnya.
Dana yang terkumpul dari produk fundraising ini, tutup Ucup, ditujukan untuk keberlanjutan aktivitas kelompok masyarakat yang menjaga mangrove.