Usaha pemulihan lahan dan hutan bekas kebakaran dengan tanaman bernilai ekonomis, unggul dan ramah lingkungan (revegetasi) dilakukan di tiga desa yang ada di Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara.
Lahan bekas kebakaran tersebut sangat luas, sehingga menjadi sorotan berbagai pihak untuk dialokasikan dengan berbagai macam opsi yang diusulkan. Namun, sisi perbaikan lingkungan lebih prioritas, diutamakan jenis tanaman hutan yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis bagi masyarakat.
Staf Lembaga Swadaya Masyarakat Gemawan Distrik Kayong Utara, Welli Arma mengatakan, pasca kebakaran hutan tahun 2015 lalu menyisakan areal hamparan yang luas yang masuk dalam fungsi kawasan hutan produksi. Bahkan, ada di areal hutan lindung, terutama dua desa di Kecamatan Pulau Maya, yaitu Desa Kemboja dan Desa Satai Lestari.
Namun terang Welli, bekas kebakaran hutan dan lahan paling luas pada hamparan areal lahan gambut, tepatnya Desa Kemboja, yang juga menjadi akses penghubung jalur darat di tiga desa yang berbatasan dengan Desa Teluk Batang, dan terpisah oleh sungai.
Baca juga: Kebakaran Hutan Ganggu Tanaman Padi
“Kita mencoba mendorong perlindungan lahan tersebut dan skema revegetasi tanaman hutan bernilai ekonomis, agar kondisi wilayahnya ke depan tetap terjaga dari kebakaran. Sehingga dengan kesadaran masyarakat, bisa menjaga untuk pemanfaatan dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa,” tutur welli di Sukadana, Jumat (5/2).
Kebakaran Hutan, Kerusakan Bumi
Penegasan serupa disampaikan Petugas Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) di Pulau Maya, Zulhiar. Dia mengatakan, saat ini masyarakat juga perlu disadarkan akan pentingya dalam pemanfaatan dan perlindungan hutan dan lahan.
Ditambahkannya, KPH tetap mendorong masyarakat agar menjaga hutan, meskipun areal tersebut sudah tidak ada lagi tegakan kayunya. Namun, bisa untuk dialokasikan dengan revegetasi kembali pada tanaman hutan jenis buah-buahan.
Bahkan saat ini, lanjut Pemuda Pengerak Pulau Maya itu, KPH Kayong Utara juga mengusulkan penanaman pada tanaman jengkol, pinang , petai, matoa, dan berbagai jenis tanaman lainya.
“Masyarakat sangat mendukung kita dalam melakukan penghijauan kembali di Kecamatan Pulau Maya, karena dengan kondisi saat ini, vegetasi resapan air dari tanaman hutan sangat miris kondisinya. Ini juga langkah kita untuk mitigasi dari bencana banjir seperti yang terjadi di beberapa kabupaten lain,” ungkap pria yang karib disapa Jul.
Dia berharap, dukungan dari stakeholder dalam mendorong proses penghijauan kembali Kecamatan Pulau Maya dengan tanaman hutan yang bernilai ekonomis, menjadi salah satu skala prioritas program Kabupaten Kayong Utara.(arf/yun)
Sumber:
Pertama kali rilis di laman Suara Pemred