Suasana diskusi HUT 1 Tahun Kolase. Laili Khairnur menyampaikan tentang diversifikasi pangan.

“Diversifikasi pangan perlu terus dilakukan agar kita tidak terjebak pada satu komoditas semata seperti beras.” – Laili Khairnur, Direktur Gemawan.

Laili menekankan pentingnya diversifikasi pangan dengan mendorong masyarakat agar makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari lebih bervariatif sehingga tidak terfokus pada satu jenis pangan saja.

Diversifikasi pangan | Dalam diskusi peringatan HUT 1 Tahun Kolase, Direktur Gemawan, Laili Khairnur menyampaikan tentang pentingnya diversifikasi pangan. Gambar: Gemawan.

Kolase.id – Direktur Lembaga Gemawan Laili Khairnur mengajak semua pihak untuk beraksi bersama melawan krisis iklim. Dimulai dari hal-hal sederhana seperti gaya hidup bijak pangan lokal.

“Narasi tentang pangan ini harus tepat. Banyak di antara kita menganggap tanpa nasi berarti belum makan. Padahal beras, umbi-umbian, sagu, dan jagung itu sama saja,” katanya di ajang Talkshow Setahun Kolase, Sabtu (11/3/2023) di Rumah Pergerakan Gemawan.

Talkshow yang terlaksana atas kerja sama Kolase.id – Lembaga Gemawan ini mengusung tema “Mengendalikan Perubahan Iklim dari Sudut Kebijakan Politik,” dimoderatori oleh pengamat sosial politik Hermawansyah.

Baca juga: Pejuang Pangan di Desa Penakalan Itu Petani Perempuan

Baca juga: Urban Farming untuk Ketahanan Pangan Keluarga

Dia menjelaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini telah memicu berbagai persoalan di dunia, termasuk di Kalbar. Tak jarang pula, bencana hidrometeorologi seperti banjir membawa dampak buruk di sektor pertanian.

“Cerita tentang petani yang gagal panen sudah sering kita dengar. Begitu pula dengan banjir, cuaca ekstrem, acapkali datang dalam durasi yang tak biasa,” jelasnya.

Bagi Laili, kondisi ini sejatinya segera disikapi oleh semua pihak melalui berbagai strategi.

Diskusi Krisis Iklim
Direktur Gemawan, Laili Khairnur, masyarakat desa lebih memiliki kedaulatan atas pangan mereka dibandingkan masyarakat kota yang bergantung pada produk impor. Gambar: Rizal Daeng/Kolase.

Baca juga2 Langkah Strategis Menjaga Mangrove: Collaborative Efforts dan Collective Action

Baca jugaMangrove Action: Uji Coba Petakan Kawasan Mangrove dengan Drone

Pentingnya Diversifikasi Pangan

Sangat penting mendorong masyarakat agar makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari lebih bervariatif sehingga tidak terfokus pada satu jenis pangan saja.

“Diversifikasi pangan perlu terus dilakukan agar kita tidak terjebak pada satu komoditas semata seperti beras,” jelasnya.

Sejauh ini, sebut Laili, tim Gemawan sudah lama belajar tentang nilai-nilai lokal yang bersemayam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tani di desa-desa dampingan.

“Petani di kampung umumnya menanam untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Bukan menanam untuk dijual. Bahkan ada keyakinan jika beras dijual akan tulah, akan mendatangkan kemalangan atau kutukan,” katanya.

Baca juga: Lahan Pangan Terancam, Bahayakan Ketahanan Pangan

Baca juga: Mangrove, Anak Muda, dan Masa Depan

Dengan nilai lokal semacam itu, urai Laili, sejatinya masyarakat di perkampungan akan jauh lebih berdaulat dari sisi pangan. Tidak seperti di perkotaan yang menggantungkan hidupnya dari pangan impor.

Laili juga menyoroti kelangkaan minyak kelapa sawit yang pernah terjadi secara mendadak. “Baru minyak goreng negara sudah terguncang. Itu lantaran negara tidak pernah menghargai nilai dan komoditas lokal yang selama ini menggerakkan perekonomian rakyat. Padahal kita punya kelapa dalam yang juga bisa menghasilkan minyak.”

Sekarang, kata Laili, kita perlu bergerak secara kolaboratif untuk menahan laju perubahan iklim. “Harus kita lakukan secara bersama-sama. Asumsinya, setiap orang adalah pembawa perubahan. Maka saya yakin, kita bisa memukul mundur krisis iklim,” kuncinya.

Sumber: Kolase, dirilis kembali di laman Gemawan.

Di Desa Penakalan, Kabupaten Sambas, kami mendokumentasikan cerita perempuan pahlawan penjaga pangan lokal. Para perempuan ini menjaga pangan lokal bernama gula tenguli. Simak video para perempuan pahlawan pangan dari Desa Penakalan, Kabupaten Sambas:

Talkshow Perubahan Iklim, Laili Ingatkan 3 Hal: Diversifikasi Pangan, Kearifan Lokal, dan Kedaulatan Pangan
Tag pada: