Hutan Analog

Pernah mendengar analog forest? Analog Forestry (hutan analog) adalah sebuah sistem yang berusaha untuk membangun ekosistem hutan yang serupa dengan struktur arsitektur dan fungsi ekologi hutan yang mendekati vegetasi klimaks atau sub-klimaks hutan asli. Sistem ini juga berupaya memperkuat masyarakat perdesaan, baik secara sosial maupun ekonomi, melalui penggunaan varietas yang menghasilkan produk komersial.

Sebagai sebuah bentuk perhutaian unik dan menyeluruh, hutan analog berusaha untuk mempertahankan ekosistem yang didominasi oleh pepohonan, yang juga mampu menyediakan produk yang dapat dipasarkan sehingga dapat menopang hidup masyarakat perdesaan, baik secara sosial maupun ekonomi. Saat ini, sebuah sistem sertifikasi (Forest Garden Products) telah dikembangkan untuk memasarkan produk yang berasal dari hutan analog. Label FGP kini juga telah diakui di Eropa.

Baca juga: Festival Sahur-Sahur 2024: Promosikan Peradaban Unggul Mempawah

Baca juga: Borneo Mangrove Action 2024: Bakau Kecil untuk Sabuk Hijau Borneo

Sumber daya hutan dunia semakin berkurang akibat meningkatnya permintaan penggunaan lahan pertanian dan hasil hutan. Meningkatnya jumlah penduduk ini berdampak langsung pada lahan pertanian. Banyak lahan subur telah dikonversi menjadi lahan pertanian, sementara sistem pengolahan lahan yang tidak berkelanjutan digunakan di banyak daerah untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Saat ini, tidak banyak tutupan hutan yang dapat dianggap sebagai ‘hutan alami’. Praktik pertanian dan kehutanan yang tidak berkelanjutan menyebabkan semakin berkurangnya tanah, turunnya permukaan air tanah, polusi tanah dan air, dan meningkatnya ketergantungan pada masukan dari luar seperti benih, pupuk, dan pestisida. Selain itu, ketergantungan pasar pada beberapa jenis tanaman pangan utama, membuat petani lebih rentan terhadap kegagalan panen akibat kekeringan, banjir dan/atau wabah hama, atau terhadap fluktuasi harga pada saat hasil panen stabil.

Hutan analog dapat membantu masyarakat lokal menciptakan mata pencaharian yang berkelanjutan. Prinsip hutan analog adalah tentang bagaimana meningkatkan ketahanan dan keanekaragaman hayati pada suatu lanskap dengan memanfaatkan proses suksesi ekologis secara alami (suksesi alami dari lahan tandus/padang rumput menjadi hutan klimaks) sebagai model untuk memproduksi pertanian dan kehutanan.

Model ini meniru struktur hutan alami, dan fungsi ekologis berkaitan dengan penekanan tambahan terhadap varietas yang bernilai secara sosio-ekonomi. Dengan cara ini, hutan analog berkontribusi pada konservasi keanekaragaman hayati dengan merestorasi bentang alam yang terdegradasi, sementara masyarakat setempat memiliki akses ke mata pencaharian yang berkelanjutan.

Baca juga: Cegah Karhutla Kalbar di Masa Datang, Gemawan Rapid Assessment di 2 Kabupaten

Baca juga: Aksi Tanam Pohon 300 Bibit di Kayong Utara, Gemawan Kampanye “Kompensasi Untuk Bumi”

Mengkreasi Hutan Analog

Konsep hutan analog merupakan gagasan Dr. Ranil Senanayake pada pertengahan tahun 80-an. Ia menerapkan hutan analog di Sri Lanka melalui model kebun rumah tradisional (Purana Gama). Desain awal ini dilakukan untuk merestorasi padang rumput yang terdegradasi di perkebunan Belipola. Konsep ini diimplementasikan oleh LSM Neosynthesis Research Center (NSRC). Konsep ini kemudian disempurnakan dan diterapkan di Guatemala, Filipina dan Vietnam oleh Counterpart internasional dan oleh FURARE di Ekuador.

Meskipun relatif baru, sebenarnya sebagian besar petani sudah memiliki pengalaman dalam menerapkan kebun hutan analog tanpa mereka sadari. Sebagai contoh, kebun rumah tradisional di Vietnam yang memiliki beberapa lapisan tanaman, mulai dari lapisan tanaman pohon, lapisan Semak belukar, lapisan tanaman tahunan, adanya tanaman epifit, dan pemanjat. Pola kebun rumahan ini juga dapat dianggap sebagai bentuk hutan analog.

Mari berhutan di pekarangan kita.

Sumber: Analog Forestry A Practitioner’s Guide International Analog Forestry Network

Penerjemah: Ridho Faizinda

Hutan Analog: Sebuah Konsep Praksis
Tag pada:    

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *