Karhutla Kalbar

Indikasi karhutla Kalbar di tahun 2023 sebesar 111.848,33 hektar. Data itu diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dengan kawasan gambut sebesar 1,7 juta hektar, risiko terjadinya karhutla di Kalbar menjadi lebih tinggi.

“Tanah gambut bersifat seperti sponge, dalam kondisi normal akan menyerap dan menahan air secara maksimal, namun pada musim kemarau lahan akan menjadi kering sampai kedalaman tertentu dan mudah terbakar,” jelas Hermawansyah, pada kegiatan Rapid Assessment Penanganan Karhutla Tingkat Tapak yang digelar pada Selasa (22/01/2024).

Baca juga: Aksi Tanam Pohon 300 Bibit di Kayong Utara, Gemawan Kampanye “Kompensasi Untuk Bumi”

Baca juga: Leading Social Entrepreneurs 2023: Laili Khairnur

Karhutla Kalbar | Cegah Karhutla Kalbar di masa datang, Gemawan lakukan rapid assessment untuk menggali informasi dari tapak. Gambar: Istimewa.

CANOPI: Upaya Cegah Karhutla Kalbar di Masa Datang

Rapid assessment ini merupakan bagian dari rangkaian program Community-based Forest and Land Fire Prevention and Management Initiative (CANOPI) yang dilaksanakan bersama Gemawan atas dukungan USFS (United States Forest Service).

“Sekarang fokus program pada 14 desa yang tersebar di Kabupaten Sambas dan Kabupaten Mempawah, termasuk di Desa Galang,” terang pria kelahiran Desa Sungai Bakau Kecil.

Pada kegiatan yang berlokasi di Kantor Desa Galang, Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Hermawansyah menyampaikan program ini ingin membantu pemerintah bersama-sama masyarakat melakukan upaya terencana dan terukur dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla Kalbar.

Baca juga: Cegah Karhutla di Sambas, Sepakati Permakades di 2 Kecamatan

Baca juga: Inisiasi Ekonomi Sirkular, 6 Kelompok Perempuan SETARA Bentuk Koperasi

Rasidi, Kepala Desa Galang, menyebut Desa Galang didominasi lahan gambut. “1.598,00 hektar, sekitar 80%, lahan yang ada di Desa Galang yaitu lahan gambut,” ucapnya di hadapan peserta yang terdiri dari perwakilan Pemerintah Desa, kelompok masyarakat peduli api (MPA), perwakilan kelompok perempuan, dan perwakilan Gemawan.

Lebih lanjut, ia mengatakan gambut di desanya sering mengalami kebakaran. “Untuk gambut di Desa Galang, di musim kemarau bisa sampai terjadi 3 kali kebakaran hutan dan lahan dalam 1 tahun. Penyebab kebakaran bisa karena kiriman dari desa-desa tetangga dan ada juga masyarakat yang masih belum memahami cara pengolahan lahan pertanian,” tambahnya lagi.

Ia mengharapkan program ini dapat membantu masyarakat mengenai cara membuka lahan dan memelihara lahan gambut.

“Masyarakat Desa Galang dengan lahan gambutnya yang cukup luas sangat perlu pendampingan dalam menjaga hutan dan lahan mereka,” terang Edy, Ketua MPA Desa Galang.

Edy juga menyampaikan permasalahan yang dihadapi ketika kemarau tiba. “Masyarakat sangat sulit mendapatkan mata air, sehingga saat terjadi kebakaran, MPA dan masyarakat hanya bisa memadamkan api di samping-samping saja,” ujarnya.

Cegah Karhutla Kalbar di Masa Datang, Gemawan Rapid Assessment di 2 Kabupaten
Tag pada: