Menurut Dani Wahyu Munggoro, fasilitator kegiatan, kita perlu membangun organisasi yang berbasis pada misi dengan menggunakan theory of change sehingga organisasi dapat menjadi social-profit organization.
Selama 2 hari, Gemawan melaksanakan workshop bertema Mendesain Strategi Komunikasi untuk Mencapai Misi Organisasi. Kegiatan bersifat internal ini dimulai pada Rabu (27/07) menghadirkan fasilitator Dani Wahyu Munggoro, founder dan direktur Inspirit, lembaga pelatihan yang telah berdiri lebih dari 20 tahun.
Rumah Gerakan Gemawan di kawasan Ujung Pandang, Pontianak, menjadi sentra aktivitas workshop. Belasan pegiat Gemawan dari Pontianak dan perwakilan daerah hadir menjadi peserta aktif untuk memberikan masukan bagi desain strategi komunikasi yang digagas.
Direktur Gemawan, Laili Khairnur, dalam sambutannya menyampaikan komunikasi merupakan hal primer bagi organisasi untuk menyampaikan visi dan misi terhadap khalayak. βPenting bagi CSO untuk membuat narasi yang bisa diterima publik. Kita harus membuat orang yang tidak mengenal kita menjadi mengenal kita,β ujar pegiat sosial perempuan ini.
Melansir dari situs Reef Resillience, penggunaan komunikasi yang disengaja untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu disebut sebagai komunikasi strategis. Komunikasi strategis berbicara tentang menyampaikan pesan yang tepat kepada orang (audiens) yang tepat, pada waktu yang tepat, melalui saluran yang tepat untuk mencapai tujuan. Dengan komunikasi strategis, organisasi akan terbantu dalam berkomunikasi secara bijak dan berhati-hati. Dengan demikian, komunikasi strategis membantu sebuah organisasi untuk tidak menjadi bagian dari “kekacauan informasi” di era disrupsi.
Laili menambahkan, saat ini Gemawan berupaya membangun smart networking, dengan menyebarkan ide-ide perubahan Gemawan kepada banyak orang. βIde bukan lagi menjadi milik Gemawan, melainkan menjadi ide setiap orang. Biarkan orang memilih ide perubahan yang mereka inginkan,β jelasnya.
Menggagas Mission-Driven Organization dengan Theory of Change
Dani Wahyu Munggoro, fasilitator kegiatan, menjelaskan kita perlu membangun organisasi yang berbasis pada misi dengan menggunakan theory of change sehingga organisasi dapat menjadi social-profit organization. βKita sama-sama belajar bagaimana organisasi ini tumbuh dan berpengaruh, dan menjadi salah satu organisasi yang disegani di Kalimantan Barat,β ucap fasilitator senior ini.
Theory of change dipahami sebagai sebuah metode untuk menjelaskan cara intervensi yang diberikan, atau serangkaian intervensi, diharapkan dapat mengarahkan pada terciptanya perubahan yang spesifik, berdasarkan analisis kausal dari bukti-bukti yang tersedia (UNSDG).
Theory of change, menurut Dani, penting dirumuskan terlebih dahulu agar dampak yang diinginkan organisasi dapat lebih cepat terwujud melalui perencanaan pre-kondisi yang tepat. Dengan theory of change, organisasi akan memperoleh panduan tentang cara beragam intervensi tersusun dan dapat terlaksana secara runut, sehingga sasaran dapat tercapai dan memberikan hasil (outcome) serta dampak (impact) yang diinginkan.
Ia mencatat beberapa hal selama kegiatan ini berlangsung, pertama, Gemawan berbasiskan pada advokasi yang fokus pada nilai-nilai perjuangan yang mereka bangun sejak mahasiswa. Gemawan memang didirikan oleh aktivis mahasiswa era 1998. Kedua, Gemawan mampu melakukan percepatan belajar dan selalu merespon isu-isu yang berkembang pada masanya. Gemawan, jelas Dani, bekerja dengan unik, yaitu thinking, working politically sejak dari desa hingga sampai nasional.Β
Baca juga: Strategi Percepatan Pencapaian SDGs 2030
βIni yang menarik sebenarnya menjadi syarat bagi organisasi yang berpengaruh. Leadershipnya menarik, para pendirinya masih ada, dan mereka sangat kompak, kritis dan juga memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk tumbuh dan berkembang di organisasi ini,β paparnya.Β
Dengan jaringan hingga ke 250 desa di Kalimantan Barat, tukas Dani, Gemawan mampu menumbuhkan desa-desa yang mandiri.
Theory of Change Gemawan, Rumuskan Rumah Gerakan Sosial Transformatif untuk Borneo Kita
βSetelah 24 tahun, Gemawan tetap haus untuk belajar. Salah satu caranya adalah dengan menjadi organisasi yang basisnya adalah misi. Dan misinya itu sangat atraktif,β ujarnya. Selama 2 hari kegiatan, Gemawan menyusun misi agar bisa memiliki dampak yang lebih besar di masa depan, khususnya untuk masyarakat marginal di seluruh Pulau Kalimantan.Β
“Dengan strategi create, connect, dan collab, Gemawan bisa menjadi Rumah Gerakan Sosial Transformatif untuk Borneo KITA, yaitu Borneo yang keren, inklusif, dan berkelanjutan,” tutupnya. (RF)