Perempuan Inovator Sosial dari Kayong Utara

Dari cerita para perempuan inovator sosial ini, kita bisa melihat bahwa perempuan memiliki potensi yang luar biasa mengkreasi berbagai aksi perubahan sosial. Tentu mereka tak bisa dibiarkan seorang diri. Kita bisa menemani perjuangan mereka dengan mendukung para perempuan di desa untuk terus menggagas inovasi dan memberikan dampak positif! 

Namanya Podorukun, desa di ujung Kabupaten Kayong Utara. Di sini, sekelompok perempuan petani mengorganisir diri dalam wadah bernama Delima. Tanaman delima memiliki keunikan untuk mengurangi residu jahat dalam tubuh. Sebagaimana namanya, para perempuan Delima berkontribusi besar dalam mengurangi risiko krisis iklim. Tak banyak yang menyadari, dari Bumi Bertuah lahir para perempuan inovator sosial.

Hal ini bermula dari kegigihan mereka mengelola demplot kelompok yang mengembangkan tanaman hortikultura secara ramah lingkungan. Di atas tanah gambut, mereka menggunakan metode pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB). Gambut rentan terbakar. Kandungan kalorinya bahkan bisa menyamai batubara. Melalui praktik PLTB, mereka berkomitmen mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. 

Baca juga: Pra-Kongres Kebudayaan Indonesia 2023 di Bumi Khatulistiwa: Sambut KKI, Himpun Gagasan Pemajuan Kebudayaan

Baca juga: Nonton Fight Girl: Diskusi Film untuk Perkuat Supporting System Gerakan Sosial

Kelompok Perempuan Delima Kayong Utara

Bahkan mereka merumuskan kesepakatan bersama untuk melindungi lahan mereka dari ancaman alih fungsi lahan dan karhutla yang marak di sekitar mereka. Kesepakatan itu tertuang dalam berita acara perlindungan lahan dan secara legal mendapat keabsahan dari Pemerintah Desa.

Keberhasilan dari kegiatan kelompok dalam mengolah demplot ini dilirik Dinas Perkim LH Kabupaten Kayong Utara. Kelompok Delima diminta mewakili Pemerintah Kabupaten Kayong Utara pada ajang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tingkat nasional tahun 2021.

Secara mengejutkan, pada tahun 2022 Desa Podorukun berhasil menyabet penghargaan kategori madya tingkat nasional sebagai kampung iklim yang sudah berupaya dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Itu karena peran para perempuan Delima.

Baca jugaA Thousand Cut’s, Upaya Maria Ressa Sampaikan Pesan Perjuangan Demokrasi

Baca jugaDari Film Romy’s Salon Belajar Komunikasi Anak

Para perempuan penjaga iklim dari Kayong Utara. Gambar: Istimewa.

Perempuan Inovator Sosial

Dari cerita para perempuan inovator sosial ini, kita bisa melihat bahwa perempuan memiliki potensi yang luar biasa mengkreasi berbagai aksi perubahan sosial. Yang mereka perlukan adalah akses yang terbuka dan kesempatan untuk berpartisipasi. Dengan ini, jalan untuk memberikan kesempatan yang setara dalam mengontrol dan menerima manfaat akan sangat terbuka.

Mereka tak bisa dibiarkan seorang diri. Kita memiliki kewajiban menemani perjuangan mereka. Berbagai dukungan dapat diberikan bagi para perempuan di desa untuk terus menggagas inovasi dan memberikan dampak positif menghadapi bencana iklim! 

Kita dapat memberikan dukungan dengan memberikan pelatihan keterampilan, pendanaan untuk program berkelanjutan yang mereka pimpin, serta dengan memberikan platform untuk berbagi cerita inspiratif mereka. Kita semua ingin didengar.

Penulis: Muhammad Yamin A. P., Communications Gemawan.

Editor: Mohammad R.

Credit Gambar: Maulisa.

Perempuan Inovator Sosial: Dari Desa Menjaga Iklim
Tag pada: