Lembaga Gemawan Gelar Nobar dan Diskusi Film A Thousand Cut’s, Laili Nilai Film Wahana Pembawa Pesan Efektif.
PONTIANAK – Film tidak hanya sekadar media hiburan semata, akan tetapi juga dapat menjadi medium penyampai pesan yang tepat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Perkumpulan Gemawan saat memantik diskusi pada kegiatan nonton bareng ‘A Thousand Cut’s’ pada Rabu 12 April 2023.
Direktur Perkumpulan Gemawan, Laili Khainur menyampaikan Gemawan mengatakan beberapa hal yang disampaikan bahwa sekarang banyak cara untuk menyampaikan perubahan sosial salah satunya dengan menonton film dokumenter ataupun film biasa.
“Menonton film kadang bisa membuat diri semakin cerdas,” ujar Laili.
Ia mengatakan kegiatan nonton bareng dan diskusi tersebut sebagai bentuk keikutsertaan Lembaga Gemawan untuk ikut serta dalam ruang diskusi dan pemutaran film-film oleh Layar Gaharu.
Layar Gaharu merupakan program pemutaran film kolaboratif yang diinisiasi oleh Ashoka.
Baca juga: Penanaman Pohon di Peniti Dalam II, Ucup: 250 Pohon untuk Pilar Keberlangsungan Bumi
Baca juga: Pesan Kolaborasi Multistakeholder dari Festival Sahur-Sahur Mempawah 2023
“Nanti akan ada film yang diputar setiap bulannya karna ada film lain dengan tema yang berbeda, nah yang pertama ini film A Thousand Cut’s yang bercerita tentang kebebasan pers,” ujarnya.
Baca juga: Tampilkan Produk Pangan Lokal pada Festival Sahur-Sahur Mempawah ke 20
Baca juga: 1 Hari Eksplorasi Komunikasi Organisasi Gemawan bersama Roemah Inspirit
Membedah A Thousand Cut’s
Film Dokumenter “A Thousand Cut’s”, mengisahkan perjuangan jurnalis pemenang Nobel Perdamaian 2022 Maria Ressa melawan penguasa yang menggunakan hoax dan media sosial untuk mendiskreditkan jurnalisme dan kebebasan berekspresi di Filipina.
Demokrasi populis secara realita akan mengkontrol realita masyarakat bahkan negara melihat aktivitas sosial sama dengan rakyat jelata.
“Maria cerdas, dia tahu benar celah-celah peluang yang dipegang. Mereka berjuang bahwa negara harus melindungi hak konstitusi negara,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak Hamdan Darsani menyebut bahwa informasi fakta membutuhkan verifikasi yang panjang, sedangkan berita bohong atau hoax tidak memerlukan verfikasi sehingga informmasinya cepat menyebar.
“Yang harus kita kuatkan tentang perdebatan soal kebenaran. Tetapi jika kita melakukan perdebatan maka perlu memahami sebuah fakta. Maka, harus bisa dipisahkan fakta dan kebenaran.” tutup Hamdan.