Bedah Film Romy's Salon di Rumah Gesit Gemawan

Film Romy’s Salon bercerita mengenai interaksi kehidupan Romy, seorang gadis remaja, dengan Stine, sang nenek yang bekerja dengan mengelola salon. Cerita dalam Romy’s Salon memulai klimaks ketika Romy menyadari bahwa dia harus menjaga Stine, karena sang nenek didiagnosa mengidap demensia.

Gemawan bekerjasama dengan Ashoka berkolaborasi membuka ruang diskusi untuk menggali berbagai cara pandang dari individu dan komunitas membuat perubahan. Melalui program bertajuk Layar Gaharu, Ashoka telah mengkurasi film-film yang cocok ditonton oleh berbagai kalangan sehingga dapat memantik diskusi dan aksi.

Kamis (13/07/2023), kolaborasi kembali melanjutkan serial kegiatan dengan menontan dan mendiskusikan film Romy’s Salon. 

Film yang disutradarai Mischa Kamp bercerita mengenai interaksi kehidupan Romy, seorang gadis remaja, dengan Stine, sang nenek yang bekerja dengan mengelola salon. Cerita dalam Romy’s Salon memulai klimaks ketika Romy menyadari bahwa dia harus menjaga Stine, karena sang nenek didiagnosa mengidap demensia.

Baca juga: A Thousand Cut’s, Upaya Maria Ressa Sampaikan Pesan Perjuangan Demokrasi

Baca jugaPenanaman Pohon di Peniti Dalam II, Ucup: 250 Pohon untuk Pilar Keberlangsungan Bumi

Romy's Salon dibedah di Rumah Gesit Gemawan
Foto bersama setelah diskusi film Romy’s Salon di Rumah Gesit Gemawan. Gambar: Istimewa.

Belajar dari Romy’s Salon

Abdul Harris, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Pontanak, yang hadir memantik diskusi, menyebut kegiatan ini merupakan kegiatan yang baik.

“Saya mengapresiasi panitia untuk membuka ruang temu bagi kita semua yang mendiskusikan film yang bisa dijadikan sebagai pemantik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan,” ucapnya di Rumah Gesit Gemawan.

Harris mengatakan, yang terjadi pada Romy banyak terjadi di sekitar kita. “Romy yang berusia 10 tahun berhak mendapatkan hak   sebagai anak. Namun keadaan yang broken home memaksanya menjalani kehidupan yang berbeda bersama neneknya,” responya terhadap kisah Romy.

“Selama setahun di KPAD, kami mencatat  sekitar 63 kasus kekerasan terhadap anak. Selain kekerasan fisik, seksual dan lain-lain, kasus tertinggi lainnya berkaitan dengan pengasuhan,” paparnya.

Harris menjelaskan kasus yang berhubungan dengan pengasuhan ini didasari berbagai faktor, seperti broken home, ekonomi, dan pergaulan yang menyimpang.

“Romy ini mengingatkan saya pada beberapa anak yang selama ini saya tangani. Jadi, perilaku menyimpang anak yang terjadi, sebenarnya tidak hadir karena perilaku anak itu sendiri, tapi ada faktor keluarga yang mempengaruhi, seperti minimnya perhatian, karena orang tua yang sibuk kerja,” katanya.

Baca juga: Gemawan Pamerkan Produk Masyarakat di Hari Jadi Ke-16 Kabupaten Kayong Utara

Baca jugaPerkuat Solidaritas Publik atas Reformasi Peradilan, TII, Gemawan, dan FH Untan Kolaborasi

Tumbuh Kembang Anak adalah Tugas Kita

“Banyak riset ahli yang menuliskan tumbuh kembangnya anak itu, dikatakan baik atau tidak, dipengaruhi oleh pola asuhan selain pendidikannya. Jadi, perhatian orang tua itu sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya anak,” tambahnya.

Abdul Harris menyampaikan, sebenarnya dalam usia-usia anak punya untuk mendapatkan perlindungan seperti kasih sayang, pendidikan, hiburan dan lain-lain. Khusus Kota Pontianak memang persaoaln anak masih menjadi tantangan kita bersama karena masih rentan bagi anak mendapatkan haknya sebagai seorang anak. 

“Proses yang berangkat dari film Romy’s Salon itu membuka perasaan dan pikiran kita. Satu yang ingin saya tegaskan, harus jadi nafas kita bersama yang concern pada persoalan anak: masalah anak itu masalah kita semua, maka perlu diselesaikan dengan cara gotong-royong,” tutup Harris.

Dari Film Romy’s Salon Belajar Komunikasi Anak
Tag pada: