Diskusi Lahan Gambut Galang Gemawan

Desa Galang memiliki potensi lahan gambut dengan luas 686,00 hektar dan beresiko terjadi bencana kebakaran. Hampir setiap tahun terjadi kebakaran di desa yang memiliki luas wilayah sebesar 1.598,00 hektar.

Rabu (8/6), tim community organizer (CO) Gemawan melakukan pertemuan di Desa Galang, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah. Bertempat di kediaman masyarakat, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kelompok tani di desa ini.

Sebanyak 11 orang peserta hadir, terdiri atas perwakilan aparatur desa dan perwakilan kelompok Mitra Tani.

PO (Program Officer) Perhutanan Sosial Gemawan, Welli Arma, menyampaikan saat ini Gemawan melakukan aktivitas di 10 kabupaten/ kota di Kalimantan Barat. “Selama dua puluh tahun terakhir Gemawan melakukan aktivitas peningkatan kapasitas masyarakat di Kalimantan Barat. Locus gerakan kami di desa, karena kami melihat arti penting desa bagi negeri ini,” jelas pegiat sosial yang kini bermukim di Sukadana, Kayong Utara.

Potensi Lahan Gambut di Desa Galang
Diskusi potensi lahan gambut di Desa Galang.

Berdasarkan hasil pertemuan sebelumnya, Desa Galang memiliki potensi lahan gambut dengan luas 686,00 hektar dan beresiko terjadi bencana kebakaran. Hampir setiap tahun terjadi kebakaran di desa yang memiliki luas wilayah sebesar 1.598,00 hektar.

“Ini memang menjadi tantangan bersama untuk mengoptimalisasi potensi yang ada di desa sembari tetap menjaga keberlanjutan gambut di sini. Banyak lahan pertanian masyarakat yang berada di lahan gambut, karena itu perlu pemahaman mengenai metode pengelolaannya agar tetap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” sambungnya.

Baca juga: Pusat Pembelajaran Pengelolaan Lahan Gambut di Pesantren

Gemawan sudah pernah beraktivitas di Desa Galang melalui program pengolahan lahan tanpa bakar serta pembangunan pusat pembelajaran (learning center) dan home garden. Bekerjasama dengan  Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Gemawan melaksanakan upaya restorasi gambut di beberapa titik di Kalimantan Barat. Saat itu, sebanyak 24 support home garden dibangun di 24 lokasi berbeda. Program ini merupakan kerjasama dengan BRGM dan United Nations Office Project Services (UNOPS) melalui dukungan dari UKAid.

Program pembangunan pusat pembelajaran dan home garden ini diinisiasi untuk menciptakan ketahanan pangan dari level terbawah dengan memanfaatkan pekarangan rumah, sehingga masyarakat dapat lebih mudah mengakses sumber pangan.

Ismail, sekretaris kelompok Mitra Tani, menyampaikan ucapan terimakasih kepada perwakilan Gemawan yang sudah bersedia mendampingi kelompok tani Desa Galang untuk memajukan perkembangan pertanian yang ada di desa.

“Saya memang sudah lama mengharapkan adanya pendampingan, karena kami masih kebingungan melakukan apa untuk kelompok tani. Kelompok pernah melakukan penanaman padi dan sayur-sayur, tetapi bencana kebakaran dan banjir mengakibatkan gagal panen,” paparnya dalam agenda ini.

Ia berharap dengan adanya pendampingan dari Gemawan bisa membantu mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Baca juga: Dari Lahan Gambut Memperkuat Imunitas Komunitas

Perspektif GESI dalam Pengelolaan Lahan Gambut

Kelompok Mitra Tani terdiri atas 25 orang anggota. Dari jumlah tersebut, 2 orang di antaranya adalah perempuan. Roni Antoni, CO Gemawan, berharap jumlah perempuan yang terlibat dalam kelompok dapat bertambah. “Kami bergerak di tingkat tapak berbasiskan mainstreaming GESI, sehingga keterlibatan kelompok marjinal, seperti perempuan, penyandang disabilitas, serta kelompok rentan lainnya, sangat kami harapkan,” tuturnya.

Baca juga: Mainstreaming GESI, Gemawan Fasilitasi 2 Kelompok Perempuan Desa Sekabuk Lakukan Perencanaan Kerja

Kemajuan wilayah di berbagai tingkatan, ujar Roni, sangat ditentukan oleh partisipasi aktif dari masyarakat dan keterwakilan setiap komunitas yang ada. “Kami ingin kelompok rentan di desa juga mendapat ruang yang setara dalam perkembangan desa,” harapnya. (RA)

 

Inisiasi Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan di Desa Galang Mempawah, Gemawan Lakukan Penguatan Kelompok
Tag pada: