Serikat Perempuan Pantai Utara (Serumpun) Sambas bersama Gemawan meluncurkan Gerakan Tanam Pohon di Desa Penakalan, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Rabu (05/07). Kegiatan ini dihadiri anggota Serumpun Sambas, pegiat Gemawan, dan Kepala Desa Penakalan. Masitah, Ketua Serumpun Sambas, mengatakan gerakan tanam pohon ini merupakan bentuk aksi jaga bumi sebagaimana telah dirumuskan dalam program kerja Serumpun Sambas hasil strategic planning tahun 2021 lalu.
“Ibu-ibu anggota Serumpun rajin menanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Selain untuk keindahan, juga sebagai penghijauan dan mengurangi polusi,” ungkapnya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa melalui gerakan ini diharapkan dapat mengurangi dampak pemanasan global, karena pohon berperan menangkap emisi karbon penyebab gas rumah kaca (GRK).
Mengutip Knowledge Centre Perubahan Iklim Indonesia – Climate Innovation in Action (KCPI – IC ICan), pohon mempunyai fungsi yang sangat penting dalam upaya meredam kenaikan gas rumah kaca penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim. Seperti spons/ busa, pohon menyerap karbondioksida yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Samuel P. Ratag berjudul Peran Pohon dalam Upaya Mitigasi Perubahan Iklim, semakin banyak pohon yang ditanam, maka semakin banyak pula karbon di atmosfer yang disekuestrasi. Peran tersebut menjadikan pohon sebagai alternatif dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Baca juga: Serumpun Menuju Implementasi SDGs Desa jadi Tema Strategic Planning Serumpun 2021
Tanam Pohon untuk Tingkatkan Ekonomi
Kegiatan ini diapresiasi oleh Kepala Desa Penakalan, Bapak Sartomo, saat hadir pada kegiatan. Ia mengatakan kegiatan tanam pohon ini juga berdampak pada khalayak masyarakat, bukan hanya oleh anggota Serumpun. “Kegiatan kita ini sangat bermanfaat untuk masyarakat banyak dan ini merupakan momen yang jarang kita lakukan,” imbuhnya. Ia juga berharap selain sebagai gerakan penghijauan, juga berdampak pada peningkatan ekonomi, baik individu maupun kelompok.
Sebanyak 6.000 bibit tanaman untuk kegiatan ini berasal dari kebun bibit Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Kapuas. Jenis bibit yang dibagikan ini terdiri dari pinang, sengon, petai, langsat, jengkol, dan juga durian. Selain ditanam untuk penghijauan, bibit ini juga diserahkan kepada anggota kelompok dan perorangan untuk dibudidayakan di pekarangan atau di kebun masing-masing.
Siti Rahmawati, Ketua Divisi Perempuan Lembaga Gemawan, mengatakan dalam Gerakan Tanam Pohon ini, penanaman pohon dapat dilakukan di berbagai tempat, bisa di kebun, halaman rumah, dan wilayah lain yang kehilangan tutupan. “Seperti yang kita ketahui, pohon memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen yang sangat bermanfaat untuk pernapasan manusia. Dengan menanam pohon, kita ikut menjaga kestabilan iklim, mencegah banjir atau erosi, serta menyiapkan sumber pakan dan tempat tinggal bagi hewan-hewan yang ada di sekitar kita,” terang pegiat Gemawan yang akrab disapa Wati.
Baca juga: Gerakan Sedekah Sampah di Singkawang Inisiasi 3 Kelompok Serumpun Singkawang
Lebih lanjut, Wati mengatakan perempuan dan alam ini merupakan dua mata sisi uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. “Kalau alam rusak maka kehidupan kita sebagai perempuan juga akan rusak. Sehingga wajar bila inisiatif aksi jaga iklim ini muncul dari perempuan,” jelasnya.
Ucapan terima kasih disampaikan oleh Koordinator Kelompok Kamboja, Pariha, anggota Serumpun Sambas di Desa Penakalan. Ia mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Gemawan yang selama ini sudah banyak mendukung anggota Serumpun Sambas. “Semoga bibit tanaman yang ini bisa bertumbuh dan berkembang, serta menimbulkan semangat ibu -ibu di Desa Penakalan untuk terus melanjutkan aksi tanam pohon ini, karena mayoritas anggota Serumpun adalah petani yang tidak jauh dari keseharian mereka,” imbuhnya.
Penulis: Muhammad Y. A. P., Tim Komunikasi Gemawan