Oleh : Ireng Maulana )*
Para tim sukses yang “berperang” dilapangan tidak memiliki mekanisme komunikasi langsung setelah kemenangan orang yang mereka bela. Mereka cenderung ditinggalkan !!! Banyak orang yang dulunya adalah tim sukses namun tidak dapat bertemu lagi dengan sang pemimpin setelah mereka bantu habis – habisan.
Semua orang yang pernah menjadi bagian dari kerja – kerja Tim sukses biasanya sudah paham bahwa akan ada orang – orang yang menempatkan diri mereka dalam Tim sukses sebagai lingkaran utama karena kedekatan mereka dengan si Bakal Calon, mereka para Tim sukses dalam lingkaran utama merupakan satu pihak didalam mekanisme kerja ini akan menjadi pihak yang paling banyak menerima manfaat setelah kemenangan nanti nya di raih walaupun Para lingkaran utama ini tidak juga banyak bekerja dan berperang dilapangan. Posisi mereka sangat strategis yaitu mengatur perputaran uang receh untuk ditaburkan kepada Tim sukses yang berperang di Lapangan padahal pundi – pundi uang yang sebenarnya digenggam mereka termasuk didalamnya akses yang berpotensi menguntungkan secara pribadi.
Maka dari itu , Jangan terlalu cepat berbicara, klaim atau mengaku diri sebagai Tim sukses sebelum sempat makan yang kenyang – hisap sepuas puasnya dan peras sampai kering sekering kering nya ketika keterampilan sebagai seorang Tim sukses dibutuhkan pada perhelatan pemilihan Kepala daerah nanti. Tidak ada pilihan bagi siapa saja yang mendaulat diri mereka sebagai Tim sukses untuk tidak melakukan perbuatan
Penghisapan kepada siapa saja yang membutuhkan mereka , karena tidak ada mekanisme apapun yang dapat menahan komitmen para Tim sukses dan tidak ada komitmen apapun yang mampu mereka buat bersama dengan Bakal calon yang dibela kecuali nilai bayaran yang sepadan dengan kerja – kerja mereka ketika melakukan aktifitas untuk pemenangan. Tim sukses sama sekali tidak memegang mandat Rakyat yang mereka bujuk dan rayu.
Kisah ke glamor an , cerita ber kelas nya orang – orang yang menjadi tim sukses juga habis ketika pemilihan selesai. Hidup mereka semula yang bekerja serabutan akan kembali serabutan, pekerjaan mereka yang sebelum menjadi tim sukses sudah tidak jelas akan kembali lagi menjadi tidak jelas. Persoalan sosial ekonomi akan kembali menghantam kehidupan mereka, karena setelah pemilihan selesai mereka juga adalah Rakyat, yang juga akan merasakan pahitnya buruknya kepemimpinan seorang kepala daerah yang telah mereka bela dan mereka menangkan. Seolah – olah cerita para Tim sukses ini seperti peristiwa senggama saja, akan dimulai dengan ereksi – penetrasi , tarik dorong , orgasme dan kemudian tertidur kelelahan. Selama ini, Setelah pemenangan di raih maka para tim sukses sama sekali tidak mempunyai Power lagi, bahkan untuk bertemu dengan orang yang telah dimenangkannya adalah sesuatu yang sangat sulit bahkan menjadi hal yang mustahil. Padahal ada pekerjaan besar setelah pemenangan, yaitu para Tim Sukses seharusnya menjadi kelompok penekan yang dapat dengan segera menghantarkan seribu satu persoalan
Rakyat langsung kepada sang pemimpin yang mereka menangkan. Tapi sampai dengan hari ini Tim sukses ternyata tidak berdaya setelah orang yang mereka bela mencapai kemenangan, keterampilan mereka yang mumpuni sebagai Tim sukses dibuat mandul ketika orang yang mereka menangkan telah duduk di kursi kepemimpinan. Tidak ada satupun permasalah Rakyat yang juga adalah bagian dari permasalahan mereka yang mampu Tim sukses sampaikan dengan tegas. Berbeda sekali ketika mereka masih menjadi Tim sukses yang dengan tegas mampu menyampaikan klaim tiap – tipa dukungan dari wilayah manapun yang mereka katakan sanggup untuk diraup dukungannya.
Untuk apa sebenarnya semua kisah kehebatan para Tim sukses dilapangan , yang pada akhirnya harus menanggung kepahitan oleh karena sebuah kepemimpinan yang tidak Bervisi kerakyatan , yang pemimpinannya adalah dulu orang yang mereka menangkan . Mungkinkah uang receh yang diterima sewaktu menjadi tim sukses sepadan dengan 5 tahun persoalan bertubi – tubi menghantam diri sendiri karena mereka sejatinya tetap menjadi Rakyat yang terus didayaguna oleh Politik kekuasaan. Pilihannya sederhana , bahwa sehebat apapun diri sebagai Tim sukses tidak akan sanggup menistakan diri sebagai seorang yang Sejati nya adalah Rakyat. Tiap – tiap diri mereka di pundaknya juga tergantung persoalan – persoalan Rakyat yang harus segera disampaikan dengan ketegasan. Oleh karena persoalan rakyat adalah bagian dari persoalan diri mereka sendiri sebagai Masyarakat. Sehingga pada akhirnya ketika persoalan tersebut tidak mereka sampaikan, dan dibiarkan ! maka akan dengan sendirinya persoalan akan menghantam masyarakat, menghantam orang – orang yang dekat dengan dirinya, menghantam keluarganya dan pada akhirnya juga berbalik menghantam diri nya sendiri.
Seharusnya para tim sukses yang berperang dilapangan harus membangun mekanisme komunikasi yang kuat setelah pemenangan jangan kemudian setelah pemenangan diraih semua menjadi selesai. Tim sukses yang berperang dilapangan harus mengikat para calon yang akan dimenangkan nya untuk dapat terus berkomunikasi dengan mereka walaupun kemenangan telah diraih, walaupun si calon telah duduk menjadi kepala daerah. Karena ada banyak persoalan – persoalan Rakyat yang lebih penting untuk terus dimenangkan daripada kemenangan yang telah diraih. Bahwa tim sukses juga rakyat yang mempunyai mandat sosial, tanggung jawab moral untuk men segera kan perbaikan – perbaikan bagi lapangan ekonomi, lapangan sosial dan lapangan politik
Penulis sekali lagi ingin menyegarkan bahwa menjadi Tim sukses tidak hanya melulu berbicara tentang membuat setting pemenangan – merayu dan membujuk, memobilisasi orang – orang, saling potong akses, meraup dukungan , menjadi pemain atau berubah menjadi pedagang sekalipun, ada peran lebih besar yang bisa dimainkan oleh Tim sukses ! salah satunya sebagai pihak yang bisa mendesakkan persoalan – persoalan rakyat langsung kepada pemimpin yang mereka menangkan, meskipun harapan penulis ini kedengaran terlalu emosional tapi sudah tiba masanya bagi para tim sukses untuk merubah paradigma, sehingga Tim sukses sedemikian rupa sehingga mesti bervisi kerakyatan, sebagaimana bakal calon yang mereka bela juga harus bervisi kerakyatan, karena walau bagaimanapun kita semua sejatinya adalah Rakyat. Tim sukses tidak akan pernah melepaskan identitas dirinya sebagai rakyat, oleh karena sudah menjadi keharusan apabila kepentingan masyarakat terpenuhi , maka kepentingan individu akan terpenuhi dan inilah kebahagian hidup manusia sebagai mahluk sosial . Jangan keras kepala !
(* beraktifitas di Lembaga Gemawan )