Pontianak (Gemawannews)- Kecamatan Pulau Maya merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Kayong Utara yang terbagi 5 desa yakni Desa Tanjung Satai, Desa Kemboja, Desa Satai Lestari, Desa Dusun Besar dan Desa Dusun Kecil dengan pusat pemerintahan kecamatan terletak di Tanjung Satai dan total luas wilayah 764,60 Km².
Kekayaan Sumber Daya Alam yang terkandung merupakan potensi besar bagi pendapatan ekonomis masyarakat Pulau Maya seperti pada sektor pertanian dimana mayoritas masyarakat Pulau Maya bekerja sebagai nelayan dan bertani, dan selain sektor hasil laut hampir setiap desa Pulau Maya komoditas padi dan kelapa menjadi sektor andalan.
“Dari mulai awal sejarah kampung, masyarakat Pulau Maya sudah terbiasa bercocok tanam padi dan kelapa walaupun daerahnya dikelilingi perairan,” ujar Mus Mardi Kadus Selatan Jaya II Desa Dusun Besar.
Ia menjelaskan, lahan padi dan kebun kelapa hampir merata dapat di temui pada setiap Desa di Pulau Maya. Produksi padi dan kelapa yang di hasilkan tentunya menjadi penopang penghasilan tambahan bagi keluarga dan masyarakat, tidak hanya padi dan kopra saja, saat ini penanaman karet sudah mulai dikembangkan dalam beberapa tahun ini.
Kendala yang petani rasakan masih rendahnya nilai jual, dimana sistem pemasaran hasil panen masih di tingkat lokal atau penampung. Untuk berasnya saja itu di hargai perkilo Rp 5000 an pada masa awal panen, dan di akhir panen Rp. 6500 an sedangkan kopra sendiri perkilo Rp 2500. Harga tersebut sangat memberatkan bagi petani dan nilai jualnya sangat tidak sebanding dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan petani.
“Dalam hal distribusi hasil pertanian masih belum terlindungi dari tengkulak dan lemahnya daya tawar petani karena kurangnya informasi pasar, sementara tradisi lumbung desa telah makin melemah,’’ terang Mus.
Ia berharap berharap pemberdayaan bagi petani intensif dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.
“Pemberian informasi pasar, peningkatan kemampuan usaha tani, penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani, maupun meningkatnya pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana sangat petani harapkan,” pintanya.
Hal senada di sampaikan Kades Kemboja Daeng Seman, bahwa potensi pertanian yang di miliki tentunya modal bagi kita membangun.
“Kalau perekonomian masyarakat maju maka tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat, sudah tentu potensi tersebut harus terkelola dengan maksimal dan berkelanjutan,” katanya.
Diakuinya memang masih ada beberapa kendala yang dihadapi para petani di Pulau Maya, seperti hasil panen yang setahun sekali dikarenakan sistem pengairan sawah dengan pola tadah hujan, belum lagi terendamnya sawah petani apabila air asin mengalami pasang dan rendahnya nilai jual hasil pertanian.
“Kalau dulu air asin dengan mudah masuk ke persawahan warga apabila air pasang, dan dalam beberapa tahun ini sudah kita antisipasi dengan membuat pintu klep bendungan, maupun tanggul,’’ kata Daeng.
Ia menambahkan, hasil pertanian saat ini masih belum sepenuhnya menjadi jaminan meningkatkan kesejahteraan petani apabila nilai jual hasil panen seperti beras dan kopra masih rendah.
“Petani berharap terbukanya pangsa pasar dalam mendistribusikan hasil pertanian sehingga bisa memiliki nilai jual yang cuku, apalagi sekarang jalur transportasi air pulang dan pergi ke Pulau Maya saat ini sudah mudah diakses bahkan hingga ke Pontianak,” pungkas Daeng Seman. (Joy)