Gemawan bekerja sama dengan Alpekaje menggelar pelatihan demplot pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) dan praktik pembuatan arang sekam. Kegiatan ini dilaksanakan pada kelompok perempuan “Perempuan Maju Bersama” di Dusun Parit Sarim, Desa Punggur Besar, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, pada 30 November 2024. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok perempuan dalam mengembangkan kebun pekarangan tanpa bakar yang ramah lingkungan.
Pelatihan ini dilakukan dengan metode praktik langsung di lapangan. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi singkat, dilanjutkan dengan praktik pembuatan media pembakaran arang sekam padi, serta penggemburan dan pencampuran tanah dengan arang sekam di lahan gambut. Tanah yang telah diperkaya digunakan sebagai demplot tanaman hortikultura organik kelompok perempuan.
Praktik Pembuatan Arang Sekam
Sekam padi merupakan limbah pertanian yang mudah ditemukan dan kaya akan karbon, sehingga sering dimanfaatkan sebagai media tanam, penggembur tanah, media persemaian, dan bahan kompos. Pembuatan arang sekam dilakukan melalui proses pembakaran parsial untuk meminimalkan abu. Proses ini melibatkan pembuatan cerobong asap dari seng polos yang dibentuk menjadi gulungan, di mana sekam padi dibakar di bawahnya. Teknik ini memastikan pembakaran sekam merata.
Menurut Alfeus Krispinus dari Yayasan Dian Tama Pontianak, metode ini dapat menjadi alternatif untuk menghasilkan arang tanpa membakar lahan secara langsung. Teknologi ini juga memungkinkan pemanfaatan limbah asap menjadi asap cair yang bermanfaat.
Praktik Pengelolaan Lahan Gambut Tanpa Bakar (PLTB)
Lahan gambut terbentuk dari dekomposisi tidak sempurna vegetasi pepohonan yang tergenang air. Pengelolaan lahan gambut tanpa bakar (PLTB) didefinisikan sebagai pengelolaan berkelanjutan tanpa pembakaran pada semua tahapannya, dari pembukaan hingga pasca panen.
Dalam praktik ini, penggemburan tanah gambut dilakukan di lahan milik salah satu anggota kelompok. Tanah gambut dicampur dengan arang sekam yang telah didinginkan dan dibiarkan selama satu minggu untuk menetralkan pH tanah. Langkah ini menjadi bagian dari upaya kelompok untuk menerapkan pertanian organik yang ramah lingkungan.
Peningkatan Kapasitas Kelompok Perempuan
Sumiyati Suryani, mitra Gemawan dalam pelatihan ini, mengungkapkan bahwa kelompok perempuan Punggur Besar memiliki pengalaman luas dalam pengelolaan lahan. Namun, metode pengelolaan tanpa bakar masih merupakan hal baru bagi mereka. “Dengan pelatihan ini, diharapkan mereka semakin menyadari pentingnya pertanian organik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Sumiyati juga menambahkan bahwa pelatihan ini adalah langkah awal dalam proses pemberdayaan kelompok perempuan untuk terus bertumbuh dan menghasilkan dampak positif. “Saya percaya bahwa melalui proses belajar, kelompok ini dapat terus berkembang dan memberi kontribusi besar dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan,” pungkasnya.