
Kebutuhan petani akan benih cabe rawit unggul kini menjadi prioritas utama dalam kegiatan berkebun. Hal ini tidak lepas dari harapan agar hasil panen dapat menjadi sumber usaha yang menjanjikan. Meski harganya relatif lebih tinggi, benih unggul tahan penyakit memberikan hasil yang sepadan: lebih produktif dan tahan terhadap serangan hama.
Kelompok Perempuan Mekar Sari dari Desa Parit Setia, Kecamatan Jawai, Sambas, menggelar Kampung Meeting pada 21 November 2024 sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan sekaligus ekonomi kelompok. Dalam kegiatan ini, disalurkan bantuan bibit cabe rawit sebanyak 5.000 batang yang akan ditanam secara kolektif di atas lahan seluas ½ borong. Lahan tersebut akan dijadikan demplot, dengan harapan hasil panen nantinya dapat dijual untuk menambah kas kelompok, sekaligus menjadi sumber bibit untuk budidaya berkelanjutan—tanpa harus membeli kembali benih.
Menurut Siti Rahmawati, Community Organizer (CO) yang telah mendampingi kelompok Mekar Sari selama tiga tahun, kegiatan ini merupakan bagian dari Rencana Tindak Lanjut (RTL) hasil pelatihan peningkatan kapasitas kelompok perempuan yang dilaksanakan pada Agustus 2024. Dalam RTL tersebut, kelompok merencanakan budidaya cabe rawit varietas Cakra di lahan yang akan dikelola secara gotong-royong.
Selain bantuan benih, Gemawan juga menyediakan perlengkapan pendukung. Semua ini ditujukan untuk memastikan proses budidaya berjalan maksimal dan efisien.
Ibu Aslinda, Ketua Kelompok Mekar Sari, menjelaskan bahwa lahan demplot merupakan milik ayahnya, Bapak Heri, yang sebelumnya hanya ditanami beberapa batang tebu dan tidak lagi dikelola. Dengan izin dari sang ayah, lahan tersebut kini difungsikan sebagai ruang produktif bagi kelompok. Penanaman 5.000 batang cabe akan dikelola secara bergiliran oleh anggota, mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, pembuatan bedengan, pemupukan, hingga perawatan tanaman.
Ibu Mariana, salah satu anggota kelompok, mengungkapkan rasa senangnya atas inisiatif ini. “Dengan adanya demplot cabe, kami jadi lebih sering bertemu dan menjalin silaturahmi. Harapannya, semoga cabe yang ditanam bisa tumbuh subur dan berhasil panen, apalagi harga cabe rawit saat ini cenderung fluktuatif. Kalau berhasil, hasil panennya bisa dijual dan menambah pendapatan kelompok,” ujarnya.
Penutupan kegiatan kampung meeting diakhiri dengan harapan dari Waty, sapaan akrab Siti Rahmawati, bahwa demplot ini akan menjadi ruang interaksi dan kolaborasi baru. “Selama ini kegiatan kelompok difokuskan pada pertemuan bulanan dan membuat kerajinan tangan sebagai kas. Dengan adanya demplot, kegiatan kelompok akan semakin aktif dan beragam,” tuturnya.