Sebanyak 15 stan pameran memeriahi pesta rakyat yang dilaksanakan tanggal 25 Desember hingga 10 Januari 2014 di SMP Muhammadiyah, Desa Simpang Empat, Kabupaten Sambas. Ada yang unik dari salah satu peserta stan, spanduk yang bertuliskan “Kita Hadir Untuk Petani Indonesia,” selalu penuh dengan pengunjung. Peserta pameran ini merupakan stan milik STSD (Serikat Tani Serumpun Damai) dan Serumpun (Serikat Perempuan Pantai Utara)
Mulai dari olahan makanan hasil produksi kelompok ibu-ibu seperti dodol nenas dan peranggi, kerupuk ikan dan ubi, manisan pepaya dan buah nangka hingga kerajinan rotan dari Desa Piantus ditampilkan dalam pameran ini. Produk olahan ini rata-rata di buat secara kelompok oleh ibu-ibu. Ini merupakan salah satu usaha alternatif dalam menumbuhkembangkan ekonomi produktif dari keluarga petani dari Sambas dan Singkawang.
Walaupun dengan ukuran 3×3 meter, tidak peduli musim hujan dan bahkan genangan air hingga sejengkal, stan ini silih berganti didatangi pengunjung yang ingin melihat hingga membeli. Bahkan dalam dua hari pameran ini, jenis kerupuk olahan dari Serumpun habis ludes. Rahmawati, merupakan perwakilan dari Serumpun, sibuk menyuplai kerupuk ini dari Sambas, walapun perjalanan ke lokasi harus ditempuh selama dua jam perjalanan dari Sambas.
Tidak ketinggalan dalam stan ini, STSD juga menampilkan foto-foto kebun bibit percontohan dan bibit karet klon PB 260. Sambil membagikan brosur-brosur, panitia juga semangat dalam menjawab pertanyaan mengenai klon bibit dari pengunjung, bahkan sambil memberikan praktek tata cara melakukan okulasi bibit kepada pengunjung. Beberapa kali juga panitia sambil memegang pen dan buku mencatat pesanan bibit dari pengunjung yang membludak selama lima hari pameran.
“Luar biase, bangge kite bise menampilkan produk dari petani, pesanan membludak dan banyak pertanyaan dari peserte, ini juga merupakan tantangan kite untuk berbagi pengalaman dan ilmu kepade petani lainnye di Kalbar,” beberapa kali kata yang disampaikan Kumaini disela-sela istirahat.
Kebun percontohan ini dibangun secara kolektif oleh petani di Dusun darussalam, Desa Semata, Sambas. Persiapan pembangunan kebun ini dilakukan selama hampir dalam satu tahun. Dimulai dari pelatihan-pelatihan yang diberikan Gemawan hingga mengirim perwakilan petani ke Pusat Pelatihan Karet di Bogor dan dampaknya sangat dirasakan oleh kelompok tani sekarang. Walaupun dua kali kegagalan dalam penanaman bibit dialami kelompok, tetapi sekarang mereka memiliki sekitar 50ribu bibit yang siap diokulasi. (zuni)