SAAT pemerintah memandang sepele pada pembangunan pendidikan bagi masyarakat. Kalbar, bahkan Indonesia telah kalah puluhan langkah dari negara tetangga, Malaysia. Demikian diungkapkan aktifis perempuan dari Gemawan, Laili Khairnur kepada Pontianak Post.

Dikatakan Lely, dirinya sangat kagum sepulang perjalanan dari Paloh ke Pulau Temajok. Ia dan rekan-rekannya kemudian sempat ke Malaysia, menuju sebuah desa di kawasan Sematan, dengan nama Teluk Melano, yang terletak di perbatasan antara Sambas dan Malaysia. “Waduh, untuk bangunan SD ukuran pedesaan gedungnya empat tingkat. Lengkap dengan laboratorium komputer,” seru Lely bersemangat.

Lely juga mengisahkan, di desa tersebut juga terdapat perpustakaan desa, kemudian anak-anak pelajar atau siapapun bisa ber-scuba diving alias menyelam. “Daerahnya sangat eksotik dan terumbu karangnya banyak, daerah itu untuk pelajaran pengenalan kehidupan di perairan juga,” cetusnya. Melihat hal itu, kata Lely, betapa Indonesia sangat jauh ketinggalan, bahkan untuk ukuran pedesaannya, Malaysia terbukti lebih unggul. Kehidupan di desa tersebut, lanjut Lely, cukup bersahaja benar-benar melukiskan kehidupan pedesaan. “Namun, fasilitas umumnya sangat lengkap, terutama bangunan sekolah,” ujarnya. Terbukti, ungkap Lely, pemerintah Malaysia mempunyai kebijakan untuk mensejahterakan masyarakatnya dan membangun pendidikan sebagai dasar pembangunan sumber daya manusia. “Ini persoalan kebijakan di wilayah perbatasan yang mana Indonesia selalu saja ketinggalan,” komen Lely.(lev)

Sumber: www.pontianakpost.com, Rabu, 2 Maret 2005

Pentingnya Pendidikan
Tag pada:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *