VERIFIKASI PETA: Fasilitator Pemetaan/GIS Gemawan, Welly Arma (kiri) memimpin verifikasi peta desa Tanjung Satai, bersama Kades Tanjung Satai Turaidi (kedua dari kanan), Kepala Distric Officer Gemawan KKU Agus Budiman (kanan), dan warga desa di Balai Desa Tanjung Satai, Jumat (17/06/2016). Foto: Welly Arma/GEMAWAN.

VERIFIKASI PETA: Fasilitator Pemetaan/GIS Gemawan, Welly Arma (kiri) memimpin verifikasi peta desa Tanjung Satai, bersama Kades Tanjung Satai Turaidi (kedua dari kanan), Kepala Distric Officer Gemawan KKU Agus Budiman (kanan), dan warga desa di Balai Desa Tanjung Satai, Jumat (17/06/2016). Foto: Welly Arma/GEMAWAN.

 

Pulau Maya, GEMAWAN.

Membangun desa melalui tata ruang merupakan semangat bersama dalam mensinergikan pembangunan sesuai amanat undang-undang nomor 6 tahun 2014 (UU 6/2014) tentang Desa.

Terungkap di penguatan partisipasi masyarakat desa dalam penyusunan tata ruang desa di Balai Desa Tanjung Satai, Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara (KKU), Provinsi Kalbar, Jumat (17/06/2016).

Acara ini buah kerjasama lembaga Gemawan dan Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjung Satai. Diikuti aparatur desa dan unsur kelompok masyarakat, menghadirkan fasilitator pemetaan tata ruang lembaga Gemawan.

“Kita harus menyadari bahwa implementasi UU Desa merupakan agenda besar yang kompleks dan penuh tantangan. Kita membutuhkan kerja sama yang sinergis berbagai elemen,” kata Turaidi.

Ia mengupas kompleksitas masalah dan tantangan itu mengharuskan kita semua segera berbenah diri dan mengambil tindakan konkrit untuk menyelesaikannya. Dibutuhkan koordinasi dan konsolidasi guna menyatukan berbagai pihak dalam mengimplementasikan UU Desa.

“Dalam pertemuan ini kita diberikan kesempatan dari kawan-kawan Gemawan untuk memverifikasi peta yang telah diolah tim Gemawan. Untuk itu saya minta kepada rekan-rekan yang hadir memberikan masukan apa yang perlu di tambah maupun yang kurang,” ajak Kades Tanjung Satai.

“Dari peta yang telah tersajikan mungkin banyak gambaran yang telah kita dapat kan. Dan beruntung sekali Desa Tanjung Satai nantinya atau paling tidak tahun ini akan memiliki Peta Tata Ruang Desa,” tambahnya.

Kepala District Officer Gemawan KKU, Agus Budiman yang biasa disapa Bung Joy menyampaikan ungkapan terimakasih ke Kades Tanjung Satai, Turaidi dan masyarakat desa Tanjung Satai pada umumnya, khususnya yang telah membantu pihaknya dalam menyusun peta tata ruang desa.

“Kami atas nama Lembaga Gemawan tentunya kami sangat mengapreasiasi sekali, di mana kerja-kerja kami selama ini terus didukung oleh Pemdes (Pemerintah Desa), BPD (Badan Permusyawaratan Desa), dan masyarakat desa Tanjung Satai,” tutur Bung Joy.

Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan-kegiatan sebelumnya yang telah dilaksanakan. Khususnya dalam upaya mewujudkan peran serta maupun partisipasi masyarakat terlibat dalam pembangunan, sebagai wujud implementasi UU 6/2014 tentang Desa.

“Peta yang tersaji di depan ini merupakan hasil kerja bersama sebelumnya, titik-titik koordinat yang bapak-bapak ambil inilah hasilnya yang telah diolah,” katanya.

Pemaparan verifikasi desa dipandu staf pemetaan tata ruang Gemawan, Welly Arma. Peta yang tersaji ini mengacu dari pemetaan partisipastif yang dilakukan masyarakat desa serta SHP (shapefile/ArcGIS)  tata batas desa dari Kabupaten Kayong Utara.

Sebelumnya melakukan verifikasi,  Welly Arma menerangkan ada beberapa hal dalam konteks pembahasan alur verifikasi ini. Paling urgen (penting, Red) di dalam sebuah peta berdasakan pengambilan data di lapangan sehingga bisa disajikan dalam bentuk peta tematik, adalah batas desa yang merupakan penentu jumlah areal luas sebuah desa juga menjadi penentu dengan wilayah desa lain yang berdampingan dengan desa Tanjung Satai.

“Di dalam penjelasan terkait batas desa, sebelumnya kita sudah koordinasi dengan instansi terkait di Kabupaten Kayong Utara, bahkan SHP yang kita gunakan sebagai acuan batas Desa Tanjung Satai juga berdasarkan SHP tata ruang wilayah kabupaten, karena satu-satunya kabupaten di Kalbar yang telah selesai tata batas desa adalah Kabupaten Kayong Utara,” kata Welly.

Terkait peta tata ruang desa yang dilaksanakan sebelumnya secara partisipatif masyarakat dan didampingi dari Lembaga Gemawan, merupakan seluruh isi dalam sebuah wilayah atau ruang wilayah desa yang biasa disebut vegetasi wilayah.

Untuk  wilayah pemukiman desa Tanjung Satai, digambarkan dalam bentuk gambar simbol dari setiap pemukiman, baik itu fasilitas umum maupun rumah penduduk desa. Tergambar dengan simbol segi empat dengan ukuran kecil dan berurutan yang diberi warna ungu untuk wilayah pemukiman, tampak dalam bentuk segi empat kecil kalau dilihat dari bagian dalam peta ini.

Sedangkan untuk jalan tergambar garis lurus pada isi dalam peta, sebagaimana titik koordinat diambil berdasarkan pemetaan partisifatif masyarakat. Diolah alurnya menggunakan metode digitasi dalam pembuatan jalan pada peta desa.

“Kita juga menampilkan titik koordinat untuk wilayah pertanian desa yang diolah hingga hasilnya menggambarkan warna kuning. Termuat dalam bentuk areal pada peta kawasan pertanian di sini,” kata Welly Arma seraya menunjukkan peta tata ruang desa Tanjung Satai di hadapan hadirin.

Dan berdasarkan juga salah satu potensi kekayaan pengelolaan hasil laut yang menjadi mata pencarian masyarakat desa dengan mengunakan pengembangan hasil kekayaan laut dengan pembuataan tambak ikan, juga kita olah berdasarkan peta yang di ambil di dalam areal wilayah desa yang di beri warna orange pada peta tersebut.

Hal yang paling mengejutkan dalam verifikasi peta desa, wilayah kosong yang hamparannya begitu luas, sehingga setiap areal SHP dalam areal lahan kosong tersebut diolah dalam bentuk gambar yang berwarna coklat.

“Areal kosong ini perlu kita kaji bersama-sama,” kupas Welly Arma.

Welly juga mengupas hasil dalam peta desa Tanjung Satai, sedikit ruang dalam bentuk areal yang sangat kecil yang terdapat dalam area sawah dengan mengambarkan warna ‘hijau stabilo’. “Itu ialah kebun kelapa masyarakat desa yang merupakan salah satu potensi penunjang perekonomian desa yang perlu dimunculkan berdasarkan acuan titik koordinat yang diambil sebelumnya,” timpal Welly.

Sedangkan, lanjutnya, hamparan yang begitu luas dengan warna hijau pada peta tersebut, merupakan kekayaan terbesar desa Tanjung Satai berupa areal hutan yang dilihat dari peta itu jauh lebih luas dibandingkan areal tanah kosong.

“Rekomendasinya, perlu memasukkna wilayah dan luas mangrove, wilayah dan luas hutan lindung (HL) dan hutan produksi (HP), hingga batas HP dan HL. Kemudian sungai-sungai di desa Tanjung Satai, seperti sungai Tanggas, sungai Pintau, sungai Gambir, sungai Kecil, sungai Buaya, sungai Buntung, Sui Buaya, dan lain-lain. Fasilitas umum, fasilitas pendidikan seperti sekolah, perkantoran, PLN, bahan baku air bersih yang oleh warga disebut PDAM, Polsek, Babinsa (Bintara Pembina Desa), hingga rumah ibadah,” saran Welly. *

 

Penulis: Welly Arma, Staf Pemetaan/GIS Gemawan

Editor: Mahmudi

Partisipasi Masyarakat di Tata Ruang Desa Tanjung Satai
Tag pada:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *