Kelompok perempuan dampingan Lembaga Gemawan di Desa Sagu, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas melakukan panen perdana padi hitam di Dusun Binawasa Desa Sagu. Selasa (26/1) kemarin.
Camat Galing, Usman, mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan demplot padi hitam yang dikelola oleh kelompok perempuan. Pasalnya pendampingan itu benar-benar memberikan manfaat bagi petani.
Usman menyatakan, dirinya mendorong masyarakat untuk terus bertani karena padi adalah salah satu sumber makanan pokok masyarakat. Terlebih selama pandemi, masyarakat dituntut harus mampu berinovasi.
“Saya sangat antusias dengan varietas padi hitam, karena masyarakat semakin sadar tentang pentingnya menjaga kesehatan. Dan kita tahu bahwa kandungan gizi padi hitam ini sangat baik.”kata Usman.
Demplot Padi Hitam Organik
Ketua kelompok perempuan Daun Piawas Desa Sagu, Aswatiah, mengatakan, demplot padi hitam itu merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan kelompok perempuan dengan menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan.
“Budidayanya dilakukan hanya dengan memberikan pupuk dan anti hama organik,” kata Aswatiah.
Dia memastikan, bahwa demplot padi hitam itu sama sekali tidak menggunakan pupuk dan racun kimia. Semua menggunakan pupuk dan anti hama organik seperti yang sudah diajarkan oleh Lembaga Gemawan.
“Kami juga tidak menyangka hasilnya tak kalah saing dengan tanaman padi yang menggunakan pupuk dan racun kimia. Kami berharap beras hitam ini bisa menjadi produk unggulan desa” ujar Aswatiah.
Aswatiah menerangkan, banyak manfaat dari budidaya secara organik, selain ramah lingkungan dan sehat, biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk dan racun tidak perlu lagi digunakan. Karena ternyata banyak tanaman di sekitar yang bisa digunakan untuk membuat anti hama organik.
Pendamping Kelompok Perempuan Daun Piawas, Desa Sagu, Wanti mengatakan, Desa Sagu merupakan salah satu desa yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Budidaya tanaman padi sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Dengan adanya varietas beras hitam, lanjut dia, masyarakat berharap dapat menjadikannya sebagai komoditas yang dapat dipasarkan sehingga membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
Sementara itu, Kepala Desa Sagu, Halidin, mengatakan, ia sangat mendukung kegiatan pendampinggan itu dan ke depan akan mengalokasikan ADD untuk kelompok perempuan agar mereka bisa mengembangkan kegiatan serupa.
“Dengan adanya demplot padi hitam, semoga akan banyak lagi masyarakat terutama generasi muda yang akan menekuni bidang pertanian,” harapnya.
Karena kalau dilihat dari segi ekonomi, dia menambahkan, harga jual beras hitam cukup menjanjikan, sehingga ini bisa menjadi peluang pekerjaan. Apalagi selama pandemi sekarang, ada masyarakat di desa yang kehilangan pekerjaannya sebagai pekerja migran. (adg)
Sumber:
Pertama kali tayang di laman Pontianak Post dengan judul Panen Perdana Padi Hitam Organik
https://pontianakpost.co.id/panen-perdana-padi-hitam-organik/