KEPEMIMPINAN atau leadership yang sering didengar selama ini hanya dimiliki oleh kaum elite kelompok perempuan kelas menengah, perkotaan dan kaum laki-laki saja. Sementara pada level pemerintahan paling bawah, sangat jarang dilihat perempuan dilibatkan secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan.

Dari pernyataan tadi merupakan serangkaian diskusi yang digelar oleh Lembaga Gemawan bekerjasama dengan dengan Cordaid,  dengan menggelar pelatihan, juga diikuti puluhan kelompok perempuan, yang digelar di Café Aor, Kamis (10/12).

Menurut Muslimah  dari program manajer pemberdayaan perempuan, Lembaga Gemawan, mengatakan, fakta di lapangan menunjukkan minimnya perempuan yang duduk pada pemerintahan desa dan kelembagaan desa. Dari 183 desa, hanya satu kepala desa perempuan, BPD hanya kurang lebih 23 orang perempuan dari 1098 anggota BPD dan LPM yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Sambas.

 

Dalam kehidupan keseharian saja kesenjangan gender masih tetap terjadi, baik terhadap akses alokasi sumber material dan non material. Pola pikir  seperti ini masih tertanam dan mengakar dalam kehidupan, tanpa ada tindakan khusus sebagai suatu terobosan, ketimpangan akan terus berlangsung, kesetaraan gender dan keadilan gender tidak akan terwujud.

”Diharapkan dengan pelatihan kepemimpinan ini dapat mendorong kelompok perempuan dalam upaya peningkatan kapasitas untuk mengembangkan dan memperkuat kepemimpinan perempuan di tingkat lokal,” kata Muslimah.

Selain itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk memberikan dorongan pada perempuan agar selalu melibatkan diri dalam pengambilan dan pembuatan keputusan serta kepemimpinan baik wilayah domestik (rumah tangga) sampai level publik. Juga untuk memberi kekuatan politik pada strategi perjuangan hak, kesetaraan, dan keadilan gender.

Otonomi Daerah, lanjut Muslimah, pada dasarnya diharapkan dapat membawa perubahan pada semakin dekatnya pelayanan pemerintah daerah pada publik serta semakin meningkatnya partisipasi masyarakat khususnya perempuan terhadap akses dan pengambilan keputusan. ”Meskipun sudah ada sedikit perubahan namun hal ini masih perlu dorongan yang lebih memadai lagi,” katanya.

Sementara, pembicara dalam pertemuan itu, Hermawansyah menyampaikan gagasan dan filosophi kepemimpinan. Menurutnya, setiap orang punya aura kepemimpinan dimanapun berada. ”Tinggal bagaimana potensi yang ada itu bisa dikembangkan setiap orang dalam konteks mewujudkan kepentingan bersama. Semua harus dibangun dalam kerangka cita-cita yang besar,” kata Hermawansyah. (Ditulis oleh Agus Wahyuni)

 

Sumber:  Harian Borneo Tribune, Sabtu, 12 Desember 2009

Kepemimpinan Perempuan Masih Lemah

SAMBAS – Kepemimpinan perempuan dalam sebuah lembaga masih lemah. Hal ini dikemukakan Hermawansyah dari Lembaga Gemawan. “Posisi kaum hawa di lembaga tidak kuat, karena dinilai kurang mampu membuat sebuah keputusan,” katanya kemarin.Ia mengemukakan bukan hanya keberadaan perempuan di berbagai lembaga sedikit tetapi banyak kalangan menilai kemampuan sumber daya manusia juga kurang. Dikatakannya, persoalan ini harus ditepis.

“Sebenarnya perempuan mempunyai kemampuan sama dengan laki-laki. Karena berbagai faktor sehingga mereka sering kali tersisihkan,” ungkapnya.Wawan sapaan akrabnya menyebutkan salah satu faktor mempengaruhi adalah agama. Ia menyebutkan dalam Islam bahwa pemimpin adalah laki-laki. Namun, katanya, ketika isu keseteraan gender terus digulirkan faktor ini mulai meredup.“Faktor berasal dari adat istiadat serta budaya masyarakat. Masyarakat yang memegang teguh adat sangat sulit untuk menerima perempuan sebagai pemimpin di kelompok mereka,” jelasnya.Ia mengatakan Lembaga Gemawan berusaha membangun kemampuan kelompok-kelompok perempuan yang berada di pada pemerintahan desa. Menurutnya, ada 23 anggota BPD dan satu orang kepala desa dari perempuan di Kabupaten Sambas diharapkan bisa memberi warna dalam pengambilan keputusan di tingkat pemerintahan desa.

“Bila melihat kabupaten lain, cukup banyak kepala desa adalah orang perempuan. Tentunya, hal ini dapat dicontoh perempuan yang ada di Kabupaten Sambas dalam meningkatkan karya serta kemampuan mereka memimpin,” tutur Wawan.Calon anggota DPD dua kali ini mengemukakan memang sulit membuka wawasan kaum perempuan menjadi seorang pemimpin. Menurutnya, perlu terobosan dan pendampingan yang berkelanjutan.“Mudah-mudahan dengan dorongan dalam pelatihan yang terus kami giatkan, kaum perempuan di Kabupaten Sambas mampu bangkit untuk memimpin. Sehingga kesetaraan gender dapat terwujud,” harapnya. (riq)

 

Sumber: Harian Pontianak Post, Sabtu, 12 Desember 2009

 

Libatkan Perempuan Ambil Keputusan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *