Gemawan mengusung strategi create, connect, dan collab untuk mencapai misi menjadi Rumah Gerakan Sosial Transformatif untuk Borneo Keren, Inklusif, dan Berkelanjutan. ToT Social Innovator Gemawan ini, ujar Ridho Faizinda, fasilitator kegiatan, bertujuan mengkreasi social innovator yang akan menyebarkan ide-ide kreatif di masing-masing wilayah.
“Kita semua adalah makhluk otonom, tangguh, dan adaptif, karena itu kita mampu berbuat banyak untuk masa depan kita,” ujar Hermawansyah, Dewan Pengurus Gemawan dalam pengantarnya pada Training of Trainer Social Innovator Gemawan (SIGMA), Sabtu (15/10).
Hermawansyah mengungkapkan, potensi yang dimiliki generasi sekarang ini tidak terlepas dari capaian yang telah terlebih dulu ditorehkan generasi sebelumnya. “Generasi masa kini memiliki tanggung jawab sejarah untuk menyambungkan torehan itu demi mewujudkan visi bersama kita,” imbuhnya.
Ia juga berpesan agar generasi muda menyadari bahwa kita hidup dalam ekosistem sosial, sehingga harus mampu mengendalikan ego individual agar bisa menciptakan harmoni. “Dengan harmoni, kita bisa berkreasi, berkoneksi, dan berkolaborasi secara strategis,” pesannya di sela kegiatan.
Baca juga: Mangrove Action, Uji Coba Petakan Kawasan Mangrove dengan Drone
Kegiatan yang mengambil tempat di Rumah Gesit Gemawan ini diikuti 35 orang peserta perwakilan kabupaten/kota wilayah aktivitas Gemawan di Kalimantan Barat, yakni Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sambas, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Kayong Utara.
SIGMA Lahirkan Social Innovator
Gemawan mengusung strategi create, connect, dan collab untuk mencapai misi menjadi Rumah Gerakan Sosial Transformatif untuk Borneo Keren, Inklusif, dan Berkelanjutan. ToT Social Innovator Gemawan ini, ujar Ridho Faizinda, fasilitator kegiatan, bertujuan mengkreasi social innovator yang akan menyebarkan ide-ide kreatif di masing-masing wilayah.
“Kami percaya anak muda dapat menjadi pionir social innovator. Melalui kekuatan yang mereka miliki, mewujudkan Borneo yang keren, inklusif, dan berkelanjutan dapat terakselerasi,” ujar perempuan aktivis yang juga merupakan Deputi Direktur Gemawan.
Baca juga: Dua Langkah Strategis Menjaga Mangrove: Collaborative Efforts dan Collective Action!
Ridho menjelaskan, pelatihan ini merupakan replikasi dari pengalaman mereka mengikuti kegiatan serupa yang dilaksanakan oleh Inspirit. “Pada Pelatihan Fasilitasi Vibrant, banyak insight yang kami peroleh, khususnya mengenai eksplorasi asset-based peserta. Metode yang kami pelajari itu coba direplikasi saat ini,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan yang dilaksanakan hingga Kamis ini bisa melahirkan banyak fasilitator muda di Kalimantan Barat untuk mewujudkan Borneo KITA.
Penulis: Muhammad Yamin A. P.