“Hadapi krisis iklim | Kepedulian tentang lingkungan ataupun sosial tidak bisa bekerja sendiri,” ujar Laili Khairnur, Direktur Gemawan, pada kegiatan Pasar Gagasan: Ruang Temu Komunitas dalam Mendorong Kota Pontianak Tangguh Iklim.
Hadapi Krisis Iklim
Sulit menolak fakta krisis iklim yang semakin parah. Peningkatan intensitas bencana hidrometeorologi mengancam kehidupan di permukaan bumi.
Perlu kepedulian dari banyak pihak untuk mencegah bencana semakin parah. Melalui Pasar Gagasan, Gemawan berkomitmen memfasililitasi ruang temu bagi generasi muda maupun komunitas di kota Pontianak untuk membahas kesiapan Kota Pontianak hadapi krisis iklim.
Baca juga: KKN Bersama Najwa Shihab di Rumah Gesit Gemawan
Baca juga: Ini 5 Masalah Utama Perlindungan Hutan di Indonesia
“Gemawan berdiri sejak tahun 1999, berawal dari diskusi 2 atau 3 orang muda, hingga akhirnya memperluas jejaring untuk menggerakkan mimpi besar teman-teman di Gemawan,” kata Laili pada Jumat (07/07/2023).
Gemawan, terang Laili, hadir untuk memperkuat gerakan masyarakat sipil di Kalimantan dan juga Indonesia. “Gemawan ingin menjadi Rumah Gerakan Sosial Transformatif untuk Borneo Keren, Inklusif, Berkelanjutan (Rumah GESIT untuk Borneo Kita, ed.),” tambahnya.
Baca juga: Ajak Kaum Muda Jaga Pesisir: Borneo Mangrove Action!
Baca juga: Gemawan Gelar Pelatihan Content Writing dan Creative Writing untuk Media Sosial
Aksi Kolaborasi dari Rumah Gesit Gemawan
“Masyarakat yang peduli iklim tentu ingin menekan terjadikan perubaan iklim menjadi buruk. Hal yang bisa dilakukan seperti menurunkan emisi karbon agar bisa tidur enak,” katanya.
Kegiatan Pasar Gagasan diharapkan dapat mengumpulkan berbagai ide dan memantik kolaborasi komunitas untuk mendukung ketangguhan Kota Pontianak dalam hadapi krisis iklim.
“Maksimalkan saat ini. Gemawan hanya menemani sebagai support system. Yang mau bergerak, mau mencoba, ayo bersama kami,” ajak Laili.
Penulis: Muhammad Yamin/Febby