Melahirkan Social Innovator | Kader SL Praktik Pembuatan Pupuk di Lahan Gambut

“Kami sengaja melibatkan kader-kader yang selama ini menjadi mitra Gemawan. Mereka memiliki kemampuan untuk menyampaikan pengetahuan mengenai pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan,” ucap Icha, sapaan hariannya.

Sebagian besar kawasan di Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara memiliki jenis tanah gambut. Jenis tanah ini memiliki kandungan zat asam tinggi dan pH tanah yang rendah, sehingga mengakibatkan tanaman sulit tumbuh dengan subur. Ini merupakan  kendala alami yang paling sering dihadapi para petani di kawasan ini dalam mengembangkan sumber penghidupan mereka.

Lazimnya petani akan membakar lahan untuk mengatasi tantangan ini. Abu hasil bakaran itu diharapkan bisa menurunkan kandungan zat asam di areal pertanian mereka. Namun adanya larangan membakar lahan membuat mereka harus memutar otak menemukan solusi lain yang berkelanjutan.

Baca juga: Berharap pada Desa 4.0: Menjaga Demokrasi dan Mengakselerasi SDGs Desa

Social Innovator dari Lahan Gambut

Para kader Sekolah Lapang Petani Gambut, melalui konsep pertanian berkelanjutan, bersama Gemawan dan perempuan anggota SETARA (Serikat Perempuan Pantai Utara) menawarkan penggunaan pupuk organik F1-Mbio. Pupuk ini adalah bio-enzim kreasi Joko Wiryanto, seorang pegiat lahan gambut yang telah lama melakukan riset pupuk ini.

Praktik pembuatan pupuk F1-Mbio yang akan diaplikasikan di lahan gambut.

Formula organik yang kaya akan mikroorganisme baik ini mampu mengatasi kadar asam yang tinggi dan mampu meningkatkan pH tanah sehingga jenis tanaman apapun yang akan ditanam dapat tumbuh dengan subur. Maulisa, community organizer (CO) Gemawan di Kecamatan Seponti, mengungkapkan kegiatan ini untuk mendukung keberlanjutan sumber penghidupan para petani di Kecamatan Seponti.

Baca juga: 18 Poin SDGs Desa dan Rekonstruksi Paradigma Pembangunan Berkelanjutan

“Kami sengaja melibatkan kader-kader yang selama ini menjadi mitra Gemawan. Mereka memiliki kemampuan untuk menyampaikan pengetahuan mengenai pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan,” ucap Icha, sapaan hariannya.

Menurutnya, kader-kader ini adalah social innovator yang lahir bersama pengetahuan di desa. Icha mencontohkan Bu Dartin, perempuan petani yang menjadi narasumber kegiatan, sebagai sosok social innovator dari Kayong Utara. Bu Dartin tidak tampil sendiri. Ia juga didampingi kader Sekolah Lapang lain, Pak Wandi.

“Di hadapan sekitar 24 orang, Bu Dartin dan Pak Wandi dengan sangat percaya diri menyampaikan praktik pembuatan pupuk. Tentu saja ini pencapaian baik dalam proses transfer pengetahuan yang sudah dilakukan selama ini,” jelasnya.

Icha menuturkan, selain murah, bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk ini juga mudah ditemui karena semua bahan terdapat di sekitar lingkungan. “Pengaplikasiannya di lahan kelola petani juga terbilang mudah,” ujarnya di lokasi kegiatan di Desa Wonorejo, Kecamatan Seponti.

Pembuatan pupuk ini menggunakan bahan-bahan yang terdiri dari, nanas, terasi, gula, tepung tapioka, air, vitamin B Complex yang  dijadikan satu dan dimasak sampai mendidih. “Setelah didinginkan selama 18 jam, campuran itu ditambah sedikit feses ayam. 1 liter F1-Mbio ini bisa digunakan bersama 10 liter air,” tambahnya.

Mewujudkan Borneo Keren, Inklusif, dan Berkelanjutan

Harapannya melalui lingkar belajar petani gambut, yang diinisiasi kelompok perempuan SETARA ini para anggota dapat saling belajar, bertukar pengalaman tentang permasalahan dan solusi yang bisa dilakukan selama bertani di lahan gambut.

Gemawan, tambahnya, saat ini memang memperluas jaringan pengetahuan di tingkat tapak melalui berbagai inisiatif pembelajaran. “Kami yakin akan banyak bermunculan social innnovator dari desa di Kalimantan Barat yang akan mewujudkan mimpi Borneo yang keren, inklusif, dan berkelanjutan,” tutupnya.

 

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Zat Asam Tinggi, SETARA Gelar Praktik Pembuatan F1-Mbio”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/maulisaicha4066/634df352a1987503e2636552/zat-asam-tinggi-setara-gelar-praktik-pembuatan-f1-mbio

Kreator: Maulisa Icha

Dirilis kembali di laman Gemawan dengan judul Adaptasi dengan Lahan Gambut, Perempuan SETARA Praktik Pembuatan Pupuk Organik.

Adaptasi dengan Lahan Gambut, Perempuan SETARA Praktik Pembuatan Pupuk Organik
Tag pada: