SIAPA bilang calon perempuan sulit bersaing di pemilu legislatif. Di Kalimantan Barat, jatah 4 kursi anggota DPD dikuasai 4 calon perempuan. Mereka mengungguli 22 calon lainnya.

Berdasarkan rapat pleno penetapan hasil Pemilu Legislatif 2009 pada Minggu malam (26/4) lalu, KPU Provinsi Kalbar menetapkan Erma Suryani Ranik, Hairiah, Maria Goreti, dan Sri Kadarwati, meraih suara terbanyak untuk calon anggota DPD. Sementara untuk partai politik pemenang pemilu adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Mereka yang diperkirakan akan mewakili anggota DPD dari Kalbar itu harus melakukan perubahan. Kalau tidak perubahan percuma saja,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Gemawan, sebuah lembaga pemberdayaan masyarakat di Kalbar, Laily Khainur, di Pontianak, Senin (27/4).

Maria Goreti yang sebelumnya juga anggota DPD periode 2004-2009, kali ini memperoleh suara terbanyak mencapai 157.915 suara, kedua Sri Kadarwati yang juga anggota DPD 2004-2009 dengan perolehan 151.602 suara dukungan, ketiga Hairiah sebanyak 124.854 suara dan keempat Erma Suryani Ranik sebanyak 118.340 suara.

Menurut Laily, keempat perempuan tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan sesuai bidang yang ditekuni selama ini. Erma Suryani Ranik, dekat dengan persoalan pemberdayaan masyarakat, lingkungan dan lama bekerja di kampung-kampung. “Ia tentunya mendapat dukungan dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara-red),” katanya.

Sementara Hairiah, selama ini berkonsentrasi pada isu perempuan dan hak asasi manusia. “Ia mengandalkan suara mengambang dan Sambas (Kabupaten Sambas-red),” kata Laily.

Sedangkan Maria Goretti, selama ini selalu melibatkan diri dan dekat dengan partai politik terbesar di Kalbar, PDIP. Laily meyakini suara dukungan kepada perempuan itu juga atas bantuan partai dan pihak gereja.

Sementara Sri Kadarwati, keterlibatannya yang cukup dekat dengan komunitas majelis taklim dan kelompok transmigran, telah meningkatkan suara dukungan kepadanya.

Laily mengaku tidak tahu banyak dengan aktivitas Maria dan Sri Kadarwati sebelum dan setelah menjadi anggota DPD periode 2004-2009. Namun menurutnya keempat orang tersebut, dengan kemampuan masing-masing, harus bersatu membawa kepentingan Kalbar.

“Kami sejak lama mengingatkan agar mereka selalu mempublikasikan setiap pencapaian hasil kerja agar diketahui masyarakat,” katanya.

Erma Suryani Ranik, bernomor urut 7. Ia merupakan calon anggota DPD berusia 33 tahun. Hampir sepuluh tahun perempuan kelahiran Ketapang itu menjadi aktivis pemberdayaan masyarakat dan jurnalis.

Erma aktif sebagai tenaga ahli pemberdayaan masyarakat pada ‘EC-Indonesia FLEGT support Project’, LSM lingkungan bentukan Uni Eropa untuk mendukung pemberantasan pembalakan liar.

Selanjutnya Hairiah (41) bernomor urut 8. Sejak menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura awal 1990-an, aktif dalam berbagai kegiatan pendampingan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tenaga kerja Indonesia bermasalah dari Malaysia. “Ia saat ini masih aktif sebagai anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia perwakilan Kalimantan Barat,” katanya.

Maria Goreti (37) anggota DPD Kalbar 2004-2009. Saat Pemilu 2004, Maria Goreti memperoleh suara terbanyak kedua mencapai 138.901 suara dukungan pemilih.

Sebelum menjadi anggota DPD, Maria bekerja sebagai jurnalis pada Majalah Kalimantan Review, majalah komunitas masyarakat adat Dayak. Ia menyelesaikan S2 di Universitas Gajah Mada, pada 2002.

Sementara Sri Kadarwati (62), bernomor urut 23. Ia adalah istri mantan Gubernur Kalbar, H Aspar Aswin. Perempuan tersebut cukup populer di masyarakat Kalbar karena sering terjun ke daerah mendampingi suami saat masih menjabat selama dua periode sejak 1993-2003.

“Saat Pemilu 2004, ia meraih suara 136.687 dukungan dan berada di peringkat ketiga,” katanya.

Data terakhir KPU Provinsi Kalbar menunjukkan jumlah suara sah sebanyak 2.036.704 orang dan suara tidak sah sebanyak 259.022 orang dari 14 kabupaten/kota. [*/dil]

Sumber: inilah.com, 27/04/2009 – 21:14

Wajah Baru DPD

Di Kalbar Empat Kursi DPD Diborong Perempuan

DEWAN Perwakilan Daerah periode 2009-2014 akan banyak diisi oleh tokoh-tokoh baru. Namun, perubahan itu tidak menjamin akan adanya perbaikan performa DPD.

Rekapitulasi Penghitungan Suara Nasional yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum di Jakarta, Minggu (26/4), menunjukkan hanya sebagian kecil anggota DPD periode 2004-2009 yang terpilih kembali.

Nama-nama calon anggota DPD yang memperoleh suara terbanyak untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Bangka Belitung, dan Sumatera Barat itu dibacakan oleh setiap ketua KPU provinsi daerah itu.

Calon anggota DPD dari DIY yang memperoleh suara terbanyak adalah GKR Hemas yang memperoleh 941.153 suara serta diikuti Cholid Mahmud (181.415) Ahmad Hafidh Asrom (171.108), dan M Afnan Hadikusumo (106.117). GKR Hemas dan A Hafidh Asrom merupakan anggota DPD periode sebelumnya.

Di Bali, suara terbesar diperoleh I GN Kesuma Kelakan (218.100), kemudian I Nengah Wiratha (132.320) I Wayan Sudirta (129.740), dan I Kadek Arimbawa (125.980). Hanya I Wayan Sudiarta yang anggota DPD lama.

Calon anggota DPD untuk Bangka Belitung adalah Tellie Gozelie (81.163), Noorhari Astuti (65.952) Rosman Djohan (23.175), dan Bahar Buasan (21.700). Hanya Rosman Djohan yang merupakan anggota DPD 2004-2009.

Untuk Sumatera Barat, urutannya adalah Irman Gusman (293.070), Emma Yohanna (203.587), Riza Falepi (152.475), dan Alirman Sori (95.113). Anggota DPD lama hanya Irman Gusman.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, terpilihnya tokoh-tokoh baru dalam DPD belum tentu berkorelasi dengan perbaikan performa DPD ke depan. Konstruksi DPD sesuai UUD 1945 memang lemah karena terbatasnya kewenangan yang dimilikinya. ”Jika peran dan wewenang DPD masih sama seperti DPD kemarin, harapan anggota DPD lebih mampu memberikan pengaruh bagi kebijakan publik masih akan sulit,” katanya.

Sejarah Baru

Di Kalimantan Barat, sejarah baru tertoreh setelah kuota empat kursi DPD diborong semuanya oleh kaum perempuan.

Mereka adalah Maria Goreti (157.915 suara), Sri Kadarwati (151.602 suara), Hairiah (124.854 suara), dan Erma Suryani Ranik (118.340 suara).

Aktivis perempuan Laili Khairnur yang menjabat Direktur Eksekutif Lembaga Gemawan menilai, terpilihnya empat calon anggota DPD perempuan itu menunjukkan kesadaran politik perempuan Kalbar cukup baik.

Di Gorontalo, istri pejabat mendominasi perebutan kursi DPD. Dari empat kursi DPD, dua kursi diraih masing-masing oleh Hana Hasanah (istri Gubernur Fadel Muhammad) dan Rahmiyati Jahja (istri David Bobihoe, Bupati Kabupaten Gorontalo). Untuk kursi DPR, tiga jatah kursi direbut Roem Kono (68.821) dari Partai Golkar, AW Thalib (61.319) dari Partai Persatuan Pembangunan, dan Kasma Bouty Bokings (istri Bupati Boalemo) dari Partai Demokrat. Adapun Rugaiya (Uga) Wiranto gagal meraih kursi. (MZW/ZAL/WHY)

Sumber: cetak.kompas.com, Selasa, 28 April 2009 | 04:29 WIB

4 Kursi DPD Kalbar Dikuasai Perempuan