Peat Sekolah Lapang Petani Gambut

Gemawan melatih 25 orang petani dari 5 desa di Kabupaten Kayong Utara dalam sekolah lapangan petani di lahan gambut. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan peningkatan pendapatan petani dimasa pandemi Covid 19.

Camat Seponti, Safwan Noor SM mengatakan, pelatihan sekolah lapang petani gambut disambut baik masyarakat. Diakui dia, sebagian besar di Kecamatan Seponti adalah wilayah gambut, dan rawan terjadi kebakaran.

“Saya senang, ada yang memfasilitasi pelatihan sekolah lapang petani gambut karena memang sebagian besar di Kecamatan Seponti adalah wilayah gambut. Jika musim terjadi kebakaran, sementara sampai hari ini masyarakat sendiri belum tahu bagaimana cara yang tepat agar lahan ini tidak dibakar,”terangnya saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka Training Of Trainer Desa Peduli Gambut Sekolah Lapang Petani Gambut, Kamis (5/11)

Mengusung tema Petani Berdaya, Gambut Terjaga, Masyarakat Sejahtera sebanyak dua puluh lima orang petani hadir mengikuti kegiatan ini. Setiap lima orang peserta mewakili empat desa di Kecamatan Seponti yakni, Desa Wonorejo, Desa Podorukun, Desa Seponti Jaya, Desa Telaga Arum dan satu desa dari Kecamatan Teluk Batang yakni Desa Telaga Arum di Gedung PKK, Desa Telaga Arum, Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara.

Sekolah Lapang Petani GambutPelatihan berlangsung selama lima hari hingga 11 November mendatang, dimana para peserta nantinya akan mendapatkan materi teori dan praktik.

Materi yang diberikan antara lain Desa Peduli Gambut, Sekolah Lapang Petani Gambut, Keterampilan Dasar Pemandu Sekolah Lapang, mengenal l ahan gambut, Pembukaan l ahan bakar, Pembuatan pupuk organik, Pertanian terpadu di Lahan Gambut, Kelembagaan dan
modal sosial.

Targetnya, mereka yang sudah rampung pelatihan ini akan menjadi kader perintis petani gambut dari 5 desa peduli gambut di Kabupaten Kayong Utara, peserta memiliki pemahaman dan keterampilan dalam mengolah lahan pertanian tanpa bakar dan adanya praktik, pertukaran pengetahuan lokal petani dalam pengolahan lahan pertanian gambut secara berkelanjutan di desa mereka.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat karena dapat memberikan pencerahan dan pengetahuan baru terkait pengelolaan pertanian di lahan gambut, semangat baru dalam bertani dan harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan, tidak hanya diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain,” ujar Sujarwo, salah seorang peserta dari Desa Wonorejo.

Sekolah Lapang Petani Gambut untuk Restorasi Gambut

Sementara i tu M. Zuni Irawan selaku Program Manager Lembaga Gemawan mengatakan program ini akan berkontribusi pada pencapaian Desa Peduli Gambut (DPG) yang ditetapkan oleh BRG di wilayah restorasi gambut di Kabupaten Kubu Raya dan Kayong Utara.

“Untuk mendukung prioritas restorasi gambut yang dikelola BRG ini pada tahun 2020, Gemawan sebagai mitra pelaksana atas dukungan United Nations Office For Project Service (UNOPS) menyusun program penguatan kapasitas kelompok tani melalui pembangunan sekolah lapang dan demplot mini di 9 Desa Peduli Gambut di Kalimantan Barat,” ujarnya.
(dan)

Sumber:

Harian Pontianak Post, Senin 9 November 2020, dengan judul Pertanian Lahan Gambut Tanpa Dibakar

Jaga Gambut dengan Sekolah Lapang Petani Gambut
Tag pada:                            

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *