KALBAR SATU – Dunia pendidikan seolah tidak pernah habis-habisnya dari pokok bahasan dengan kompleksitas masalah dan problematikanya, dari persoalan klasik seperti layanan pendidikan, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar, regulasi dan lain sebagainya.
Tidak jauh dari wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia, cukup menempuh sekitar ±90 menit menuju batas wilayah PLBN Aruk, berlokasi di Kabupaten Sambas kecamatan Teluk Keramat desa Teluk Kembang SDN 12 Sange Mangge menjadi salah satu sekolah dasar (SD) yang patut menjadi contoh kegiatan Komunitas sekolah.
Komunitas sekolah yang merupakan wadah yang menjadi tempat orang tua murid, masyarakat, komite, kepala sekolah, dewan guru, pemerintah desa dan orang-orang yang ada di lingkungan sekitar sekolah untuk bermufakat, berembuk, bermusyawarah, dan bersosialisasi terkait perkembangan, kemajuan, kendala, masalah dan solusi yang menjadi fokus pendidikan tingkat dasar.
Baca juga: Minyak Goreng Langka, 1 Pertanyaan: Masihkah Sawit Jadi Primadona?
Masyarakat di desa teluk kembang sebagian besar bekerja menjadi petani, kesadaran akan pendidikan masyarakat desa masih sangat rendah, sehingga menggugah dan menggerakkan hati.
Jaldi selaku koordinator dan anggota Komunitas Sekolah untuk melakukan perubahan sekolah dasar (SD) di desanya.
Sejak aktifnya kegiatan komunitas sekolah telah banyak perubahan yang terjadi di lingkungan sekolah khususnya di SDN 12 Sange Mangge, ini tidak terlepas dari peran.
Komunitas sekolah yang merupakan bagian dari komite sekolah tidak lagi sebagai pelengkap administrasi sekolah namun keberadaannya memberikan sumbangsih yang positif bagi perkembangan dan kemajuan sekolah.
Gotong royong pembersihan lingkungan sekolah dari sampah, memperlancar aliran air di parit-parit atau selokan dan kegiatan pembangunan gedung sekolah dalam bentuk swakelola merupakan bagian dari aktivitas Komunitas Sekolah.
Komunitas Sekolah Buka Harapan Pendidikan Inklusif
Hadirnya Komunitas sekolah telah memberikan warna baru dan sebagai ujung tombak perubahan di lingkungan sekolah SDN 12 Sange Mangge. Komunitas sekolah pula dalam perwujudannya memimiliki peranan yang sangat penting, oleh karenanya ia terimplementasi berupa ikut terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pendampingan, monitoring, pengawasan, evaluasi, kebijakan di sekolah.
Dengan adanya kegiatan seperti itu, pola fikir masyarakat di desa Teluk Kembang semakin maju dan antusias dalam upaya mendorong dan mewujudkan pendidikan inklusif dan berkualitas.
Jaldi mengungkapkan, pendidikan tidaklah semata sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah, tapi menjadi tanggungjawab dan kewajiban bersama.
“Di antaranya orang tua yang utama, masyarakat, pemerintah dan sekolah. Untuk mewujudkannya kita harus bekerja sama dengan semangat gotong-royong,” katanya saat menghubungi tim media Satu, Rabu (12/12/2019).(*)