Sumber Cahaya

Di Desa Simpang Tiga Sembelangaan, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, sebuah kelompok perempuan bernama Sumber Cahaya tumbuh menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar. Dibentuk pada 23 Januari 2019, kelompok ini beranggotakan 23 perempuan dari tiga dusun berbeda: Sembelangaan, Toba, dan Sumber Periangan. Mereka berasal dari latar belakang profesi, usia, dan etnis yang beragam—ada petani, pedagang, pekerja kebun, guru, dan ibu rumah tangga; ada Melayu, Jawa, hingga Sunda.

Nama Sumber Cahaya dipilih sebagai simbol harapan agar kelompok ini bisa menjadi penerang dan pembawa manfaat, tidak hanya untuk anggotanya, tapi juga untuk desa tempat mereka tinggal.

Dari Keterbatasan Menuju Gagasan Kemandirian Pangan

Dalam pertemuan kelompok, mereka memetakan persoalan yang dihadapi masyarakat, salah satunya adalah sulitnya akses terhadap sayuran segar. Lokasi desa yang jauh dari pasar dan ketergantungan pada pedagang keliling yang datang menjelang petang, membuat pasokan sayur menjadi terbatas dan kualitasnya menurun. Masalah ini kemudian dijawab dengan inisiatif pembangunan demplot (demonstration plot) sayur.

Melalui gotong royong, para anggota membersihkan lahan, membangun bedengan, menyemai bibit, dan memproduksi pupuk organik cair. Mereka menanam aneka sayuran seperti cabai, terong, kangkung, gambas, dan kacang panjang. Selain menjadi media pembelajaran pertanian ramah lingkungan, kegiatan ini juga menjadi ruang nostalgia bagi para perempuan yang dulunya biasa berladang sebelum hadirnya perkebunan sawit yang mendominasi wilayah mereka.

Menanam Padi Merah, Mencegah Kebakaran Lahan

Kekhawatiran terhadap kebakaran lahan, yang masih menjadi ancaman tahunan meski telah ada larangan pembakaran, mendorong kelompok Sumber Cahaya untuk mencari solusi. Mereka memanfaatkan lahan bekas terbakar dan semak-semak tidak terpakai untuk menanam padi merah secara organik.

Dengan pengetahuan lokal dan cara tradisional seperti menugal dan memanen menggunakan ani-ani, mereka berhasil panen meski dalam skala kecil akibat serangan hama. Inisiatif ini menunjukkan semangat swadaya dan kepedulian lingkungan yang tinggi, sekaligus upaya nyata dalam mencegah kebakaran lahan melalui pemanfaatan wilayah yang rawan terbakar.

Menjaga Sungai Pawan, Mendorong Peraturan Desa

Desa Sembelangaan juga dilewati oleh Sungai Pawan, sumber kehidupan yang dulunya kaya akan ikan. Namun seiring waktu, praktik penangkapan ikan yang merusak seperti penyetruman dan penggunaan racun mulai mengancam ekosistem sungai.

Melihat dampaknya, kelompok Sumber Cahaya menggagas penyusunan Peraturan Desa (Perdes) yang melarang penyetruman dan penggunaan bahan berbahaya untuk menangkap ikan. Mereka aktif berdialog dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan tokoh masyarakat, hingga akhirnya terlibat langsung dalam musyawarah desa. Dalam forum tersebut, para perempuan berani menyampaikan ide dan pendapat, menjadikan mereka bagian penting dalam proses pengambilan keputusan di tingkat desa.

Perempuan dan Ketangguhan di Masa Pandemi

Di masa pandemi Covid-19, kelompok Sumber Cahaya tetap menunjukkan kiprahnya. Mereka membuat dan membagikan masker secara gratis kepada masyarakat, dengan dukungan dari perusahaan sawit setempat. Ketika aktivitas pertemuan kelompok dibatasi, para anggota memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam. Seledri, cabai, kunyit, serai, dan beragam tanaman lain menghiasi halaman rumah mereka, yang kemudian menginspirasi tetangga sekitar untuk ikut menanam.

Cahaya yang Terus Menyinari

Kelompok perempuan Sumber Cahaya adalah contoh nyata bagaimana perempuan desa mampu mengambil peran dalam membangun ketahanan pangan, menjaga lingkungan, dan mendorong perubahan sosial. Keberagaman yang mereka miliki bukan menjadi penghalang, melainkan kekuatan untuk saling belajar dan tumbuh bersama.

Dengan dukungan dari stakeholder dan semangat gotong royong yang kuat, Sumber Cahaya perlahan menjadi lentera harapan di desa mereka—sebuah sumber cahaya yang menyinari jalan menuju desa yang mandiri, berdaya, dan berkelanjutan.

Penulis: Maulisa, pegiat Gemawan.

Sumber Cahaya di Simpang Tiga Sembelangaan: Lentera Perempuan dari Desa
Tag pada: