Pelatihan Eco enzyme

“Praktik baik pembuatan eco enzyme ini akan berkontribusi mengurangi sampah organik di Kota Singkawang serta memberikan manfaat banyak untuk anggota kami.” Annisa, Ketua Kelompok Perempuan Serumpun Asoka.

Jumat (26/05/2023), Kelompok Perempuan Serumpun Asoka berkolaborasi dengan Komunitas Perempuan Mak Lenggok Singkawang mempraktikkan pembuatan eco enzyme

Eco enzyme populer bisa digunakan untuk membersihkan lantai, mencuci buah, mencuci muka, juga menghilangkan bau-bauan yang tidak sedap. Mengutip dari laman Zero Waste, Dr. Rosukon Poompanvong merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan eco enzyme. Ia merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand.

Melalui eco enzyme, sampah organik yang biasanya tidak dimanfaatkan dapat diubah menjadi pembersih organik. Eco enzyme pada dasarnya adalah hasil fermentasi limbah dapur organik, seperti ampas buah dan sayuran, gula, dan air. 

Baca juga: Borneo Mangrove Action di Mempawah: Kolaborasi Jaga Pesisir dengan Cinta yang Besar

Baca jugaIni 5 Masalah Utama Perlindungan Hutan di Indonesia

Praktik Eco Enzyme

Pembuatan Eco Enzyme

Sebanyak 23 orang perempuan anggota kelompok secara aktif melakukan tahapan pembuatan eco enzyme. Instruktur kegiatan adalah Ketua Kelompok Perempuan Serumpun Asoka dan Ketua Komunitas Mak Lenggok.

“Sebelum membuat eco enzyme, pastikan tangan dicuci bersih dan melepaskan perhiasan. Karena mengaduk bahan-bahan ini menggunakan tangan,” pesan Emak Sri, Ketua Komunitas Mak Lenggok.

Bahan-bahan yang terdiri dari gula merah, kulit nanas, serta air hujan pun diaduk rata oleh para peserta.

Pembuatan eco enzyme memakan waktu cukup lama. “Setelah selesai diolah, eco enzyme disimpan di wadah yang tertutup rapat. Setiap minggunya harus diaduk,” tambahnya.

Baca jugaSosialisasi Love Mangrove di Mempawah, Ajak Siswa SMA N 1 Mempawah dalam Borneo Mangrove Action

Baca jugaGemawan Gelar Pelatihan Content Writing dan Creative Writing untuk Media Sosial

Foto bersama setelah pelatihan pembuatan eco enzyme di Singkawang. Gambar: Istimewa.
Foto bersama setelah pelatihan pembuatan eco enzyme di Singkawang. Gambar: Istimewa.

“Penyimpanan eco enzyme ini, harus jauh dari wifi, sinar matahari dan harus disimpan dalam suhu ruang agar tidak rusak/gagal,” tutupnya.

Hanya saja eco enzyme tidak boleh diperjual belikan karena sudah memiliki hak paten.

“Kami akan melanjutkan aktivitas positif ini ke kelompok-kelompok perempuan anggota Serumpun,” terang Bu Annisa, Ketua Kelompok Perempuan Serumpun Asoka.

“Praktik baik pembuatan eco enzyme ini akan berkontribusi mengurangi sampah organik di Kota Singkawang serta memberikan manfaat banyak untuk anggota kami,” tutupnya.

Serumpun Singkawang Praktik Pembuatan Eco Enzyme
Tag pada: