Perempuan Jangan Menjadi Komoditi Politik

PONTIANAK – Perempuan dan politik masih menjadi isu seksi untuk diperbincangkan menjelang pesta demokrasi ini. Lembaga Gemawan bekerjasama dengan The Asia Foundation memfasilitasi dialog konstituen dengan caleg perempuan dengan tema “Melirik Visi Misi Caleg Perempuan”, Senin (10/2).

Lima orang caleg yang memiliki rekam jejak dalam aktivitas sosial kemasyarakatan dihadirkan untuk berdialog tentang visi dan misi yang akan diusung dalam pemilihan. Caleg perempuan itu antara lain; Dra. Corry Soesana Ardiansjah SH dari Partai Nasdem, Sri Cahyawati SH dari Partai Demokrat, Marcelina Styorini dari Partai Gerindra, Aida Muchtar S.Ag, M.Hum dari Partai Golkar dan Dewi Aripurnamawati SH dari PAN. Dikawal Ir. Augustine Lumangkun M.Sc sebagai moderator, dialog ini berlangsung alot. Para konstituen kritis memberikan saran dan masukan serta mengkritisi visi misi para caleg.

Direktur Lembaga Gemawan, Laili Khainur mengatakan 5 orang caleg perempuan tingkat propinsi ini telah mengikuti kursus strategis pemenangan caleg perempuan. Dijelaskan Laili, dialog ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang visi calon legislatif sebagai calon wakil rakyat serta meningkatkan pemahaman caleg perempuan terhadap permaslahan yang dihadapi oleh konstituen untuk diperjuangkan kedepannya.

“Hal ini dilakukan agar visi misi caleg perempuan dapat tersampaikan, meningkatkan kepatutan diri calon dengan memperkenalkan dan berdialog dengan calon pemilih sebagai pemilik otoritas memilih calon yang berkualitas. Ini juga menjadi proses pembelajaran para caleg perempuan ini berhadapan dengan konstituen dan publik secara luas,” jelasnya.

Menurut Laili, perempuan punya kelebihan untuk berpolitik karna semua hal yang menyangkut kehidupan perempuan berkaitan erat dengan politik. Ia berharap perempuan yang berkecimpung dalam dunia politik jangan sampai menjadi komoditi politik.

“Harusnya kita dapat menjadi komunitas politik, bukan komoditi politik. Artinya kita punya hak untuk berpolitik,” ucapnya lagi.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kalbar, Anna Veridiana Iman Kalis, yang membuka kegiatan ini mengatakan, upaya peningkatan partisipasi dan keterlibatan kaum perempuan dalam bidang politik telah dilakukan pemerintah, salah satunya adalah kebijakan afirmatif yang menempatkan minimal 30 persen dalam partai politik.

“Pemenuhan 30 persen ini tidak hanya berkontribusi tapi harus juga berkualitas dan strategis dalam kancah perpolitikan. Adanya pemaparan visi misi mereka kepada konstituen ini menjadi tahu siapa yang akan mereka pilih nantinya untuk duduk menjadi penyambung lidah dalam memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan mereka,” ujarnya.

Beberapa isu yang tertuang dalam visi misi caleg perempuan ini dibahas dalam diskusi ini. Para konstituen mengkritisi isu-isu tersebut dengan pro dan kontra. Saran dan masukan bagi caleg perempuan ini juga dilemparkan para konstituen untuk diperjuangkan. Diantaranya, perjuangan untuk pengentasan buta aksara, perjuangan untuk PAUD, isu gender, peningkatan UMR hingga isu-isu publik terkait perempuan dan lingkungan di sekitar.(car/Photo: Ist)

Sumber: http://beritakalimantan.co/perempuan-jangan-menjadi-komoditi-politik/

Perempuan Jangan Menjadi Komoditi Politik