Gemawan News – Permasalahan petani karet membutuhkan langkah-langkah yang konkrit. Upaya untuk kesuksesan petani karet tidak mungkin terealisasi tanpa keterlibatan para pihak yang terkait, ini membutuhkan kerja keras bersama yang melibatkan semua pihak. Mulai dari penanganan penguatan kapasitas dan pemberdayaan petani, peningkatan efektivitas dan efisiensi di bidang pendanaan dan perdagangan, peraturan pemerintah yang mengayomi keberadaan petani karet serta kepastian status dan perlindungan lahan perkebunan karet rakyat ini yang terintegrasi dalam rencana tata ruang Kabupaten.
Dalam rangka untuk memperkuat posisi petani terhadap sistem perdagangan maka Lembaga Gemawan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penguatan Petani Karet Kabupaten Sambas”. Kegiatan ini dilaksakan di Hotel Mercure, Pontianak (18/9). Sebanyak 25 peserta hadir dalam kegiatan ini. Peserta merupakan perwakilan petani STSD Sambas, instansi pemerintah, perbankan, perwakilan perusahaan karet Kirana Megatara, Credit Union, lembaga konsultan lembaga lainnya.
Kegiatan ini dilaksanakan dimulai dengan pengantar pemateri dari Suryanto Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sambas, Robert dari Kirana Megantara, dan Elsa Susanti dari Konsultan Aidenvironment. Difasilitasi oleh Laili Khairnur dari Lembaga Gemawan, banyak masukan dan informasi yang disampaikan oleh peserta FGD. Menurut Laili Khairnur dari Lembaga Gemawan kegiatan ini melibatkan semua pihak dalam rangka untuk memperkuat posisi petani karet.
“Tujuan kegiatan ini membangun komunikasi strategis antara petani karet, pemerintah, lembaga keuangan dan perusahaan, melibatkan semua pihak dalam upaya penguatan kapasitas, memastikan perlindungan lahan perkebunan karet dan peningkatan perekonomian petani. Dialog ini juga untuk mengetahui peran masing-masing pihak baik pemerintah (dinas terkait), orgnaisasi masyarakat sipil, lembaga keuangan dan perusahaan serta petani itu sendiri) dalam dalam peningkatan kesejahteraan, keberlanjutan dan kapasitas petani karet”, jelas Laili.
Sedangkan Suryanto dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sambas menjelaskan bahwa banyak program dari pemerintah untuk pengembangan petani karet. Walaupun menurut dia banyak kelemahan dan kekurangan terkait tenaga teknis lapangan. Hal senada juga disampaikan oleh Bulyadi dari Dinas Perindustrian Provinsi Kalbar bahwa hasil karet di Kalbar memiliki kualitas yang rendah.
“Hasil olahan lateks di Kalbar memiliki kualitas yang rendah, hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama untuk meningkatkan kualitas petani karet. Harapannya dalam Diskusi hari ini bisa memberikan solusi untuk peningkatan petani karet di Sambas,” tutupnya.
Pertemuan ini telah berhasil membangun beberapa komitmen dari berbagai pihak yang hadir dengan pembagian peran dari masing-masing pihak yang akan ditindaklanjuti dalam aksi kedepan mencapai visi bersama untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet dengan sinergi berbagai pihak. (zuni)