Perempuan KUAT

Pada tanggal 1-3 Oktober 2024, Laili Khairnur dari Gemawan menempuh perjalanan ke Bangkok, Thailand, untuk mengikuti AsiaXChange 2024. Acara ini, yang diselenggarakan oleh The Rockefeller Foundation, mengusung tema yang penting: “Mempercepat Transformasi Hijau yang Adil di Asia: Mengambil Pendekatan Sistem untuk Aksi Iklim.” Dalam suasana yang penuh semangat, berbagai pemangku kepentingan berkumpul untuk menjelajahi bagaimana negara, bisnis, dan masyarakat sipil dapat bersatu dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan rendah karbon di Asia.

Di tengah diskusi yang hangat, Gemawan mendapatkan kesempatan berharga untuk menjadi salah satu pembicara dalam sesi tematik. Tema sesi tersebut adalah “Championing Change: Gender, Climate, and The Power of Systemic Solutions.” Sesi ini dibuka oleh Elizabeth Yee, Executive Vice President-Program dari The Rockefeller Foundation, dan dipandu oleh Dr. Shagun Sabarwal, Regional Director-Asia, Co-Impact. Bersama narasumber lain seperti Dr. Amy Reggers dari UN Women dan Jagdeesh Puppala dari Living Landscapes, Laili membagikan pandangannya tentang pentingnya kesetaraan gender dalam konteks perubahan iklim.

Diskusi meja bundar tersebut menyoroti peran krusial tata kelola sumber daya yang berkeadilan gender dalam transformasi hijau di Asia. Laili dan para peserta lainnya sepakat bahwa memberikan akses dan kendali kepada perempuan serta masyarakat terpinggirkan terhadap sumber daya akan mempercepat peralihan menuju ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan. Mereka berbagi berbagai intervensi sistemik dari Indonesia dan India, yang menjadi inspirasi untuk tindakan praktis di masa mendatang.

Dalam sesi ini, Gemawan juga memperkenalkan “Inisiatif Perempuan Petani KUAT” (Kepemimpinan, Usaha, Agro-ekologi, Teknologi yang dapat diakses). Melalui inisiatif ini, Gemawan berkomitmen untuk mengakui eksistensi perempuan petani, membekali mereka dengan keterampilan kepemimpinan, dan mendorong mereka menjadi agro-entrepreneur. Selain itu, inisiatif ini bertujuan untuk melestarikan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan memastikan akses perempuan terhadap teknologi yang mendukung praktik pertanian yang baik.

Namun, Laili menyadari bahwa upaya ini tidak bisa dilakukan sendiri. Keberhasilan inisiatif ini bergantung pada kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, universitas, CSO, dan sektor swasta. Dengan semangat kolaborasi, mereka ingin memberdayakan hampir satu juta perempuan di Kalimantan yang bekerja di sektor agraria.

Seperti pada kegiatan serupa lainnya, Gemawan menjadikan AsiaXChange 2024 sebagai platform untuk membangun jaringan dan peluang kolaborasi. Laili merasa optimis bahwa partisipasi dalam acara ini akan berkontribusi lebih lanjut pada dialog global mengenai keberlanjutan dan kesetaraan gender dalam aksi iklim.

Pemberdayaan Perempuan dalam Transformasi Hijau
Tag pada: