Fasilitator SP III Gemawan 2015 untuk program kerja 2016-2035, Methodius Kusumahadi dari Satunama Yogyakarta membongkar berbagai perencaan perang hingga bisnis global di SP III Gemawan yang dihadiri 40 anggota Gemawan di Kantor Swandiri Institute (SI) di Kota Pontianak yang berlangsung 3-9 November 2015. FOTO DOKUMEN GEMAWAN

MASTER PERENCANAAN: Fasilitator SP III Gemawan 2015 untuk program kerja 2016-2035, Methodius Kusumahadi dari Satunama Yogyakarta membongkar berbagai perencaan perang hingga bisnis global di SP III Gemawan yang dihadiri 40 anggota Gemawan di Kantor Swandiri Institute (SI) di Kota Pontianak yang berlangsung 3-9 November 2015. FOTO: A’LA/GEMAWAN

Mulai dari Wartawan hingga Konsultan Kelas Dunia

Pontianak, GEMAWAN.
Ahli perencanaan dari Yayasan Satunama Yogyakarta, Methodius Kusumahadi DCM memfasilitatori Strategic Planning (SP) III Gemawan tahun 2015. SP III Gemawan selama 3-9 November 2015, dimulai di Hotel Orchardz Pontianak dilanjutkan di Kantor Swandiri Institute (SI) Pontianak.

“SP III Gemawan 2015 untuk merencanakan program kerja Gemawan tahun 2015-2035. Kita yakin Gemawan menjadi lebih baik di masa depan yang cerah,” kata Pak Meth, sapaan akrab Methodius Kusumahadi di kantor Swandiri Institute (SI) di Pontianak, Selasa (03/11/2015).

Satunama, mengutip dari laman satunama.org, merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan, advokasi, dan pelatihan.

Organisasi yang secara formal berdiri pada tanggal 25 Maret 1998 ini awalnya merupakan bagian dari Unitarian Service Committee (USC) Kanada yang mulai bekerja di Indonesia sejak tahun 1975.

Pada saat masih menjadi bagian USC Canada, program-program awal lembaga lebih banyak ke arah layanan kemanusiaan seperti menyumbang untuk panti asuhan, penderita lepra, dan orang jompo.

Satunama memiliki pengalaman mengelola program karitatif, advokasi, pemberdayaan dan pembangunan masyarakat.

Pada tahun 1988, USC Canada memindahkan kantornya dari Jakarta ke Yogyakarta untuk mendekatkan diri dengan kelompok masyarakat dampingan sekaligus mengurangi kesibukan mengurus administrasi dengan birokrasi pemerintahan.

Pada tahun-tahun itu, lembaga di bawah pimpinan Methodius Kusumahadi, mulai meninggalkan status proyek-proyek karitatif dan mulai melakukan melakukan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat serta penanggulangan kemiskinan. Wilayah kerjanya di Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan mulai melakukan penjajagan program di Timor Leste.

Alamat kantor Pak Meth di jalan Sambi Sari nomor 99, Duwet RT 07/34, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, Indonesia dengan kode pos 55285. Sedangkan alamat rumah Pak Met di Perum Griya Arga Permai (GAP) Blok KK/6, Kwarasan III, jalan Godean Km.3,5 Sleman, Yogyakarta, 55292.

Pak Meth dilahirkan di Simo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah pada 7 Juli 1946. Dimungkinkan Boyolali zaman dahulu kurang termasyhur maka Pak Met lebih sering menuliskan kota terdekatnya, Solo atau Kota Surakarta.

Pak Meth menikah dengan Rosa Maria Wowiling, gadis pujaan asli Manado, lahir di Asrama Militer Tentara Belanda di Buleleng, Bali pada 17 Oktober 1947. Pak Meth berpengalaman dalam memberikan konsultasi dan fasilitasi bagi perencanaan program dan keuangan bagi LSM local maupun internasional.

Pak Meth saat ini adalah Ketua Dewan Pembina SATUNAMA. Pak Meth menyelesaikan Post Graduate Program dalam Cooperative Management di Loughborough University Of Technology, Leicester, Midland, UK tahun 1987.

Berpengalaman selama 42 tahun sebagai aktivis dan memimpin organisasi; 12 tahun Kepala Pusat Pembinaan Usaha Bersama/UMKM, salah satu unit pendampingan masyarakat LSM Bina Swadaya dengan 35 PL dan 125 kader Kecamatan.

Kepala Perwakilan USC-Canada di Indonesia selama 16 tahun, menjadikan Pak Meth tangguh di manajemen pemberdayaan masyarakat. Menjadi Pengurus Bina Desa selama 10 tahun.

Kemudian memproses pendirian dan menjadi Pengurus Yappika selama 10 tahun. Mendirikan dan memimpin SATUNAMA-YOGYAKARTA selama 10 tahun.

Direktur KARINAKAS sejak 2009 hingga Desember 2012. Konsultan untuk berbagai Departemen (BKKBN,PU,Koperasi, Transmigrasi, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) dan Lembaga Internasional (23 lembaga: The World Bank, UNDP, GTZ, USAID, AusAID, New Zealand Embassy, Netherland Embassy, OXFAM/UK CRS, CARE, VECO,VADO, World Education, The Nature Conservancy, WWF, Ford Faoundation, The Asia Foundation, ICCO, EED, MISEREOR, Project Concern International, Caritas Germany/DCV etc) maupun Lembaga Nasional (147 NGOs antara lain SMERU, SurveyMeter, dan lain-lain).

Dalam dua tahun terakhir Pak Meth juga memfasilitasi RIPU (Rencana Induk Pengembangan Universitas) Universitas AtmaJaya Yogyakarta Tahun 2013-2037, memfasilitasi Proyek RAMP-IPB di Institute Pertanian Bogor di Kampus Baranangsiang, Bogor untuk Tahun Fiskal 2013-2018.

Memfasilitasi Rencana Jangka Panjang Pembangunan Infrastruktur Transportasi Darat, Laut-Sungai dan Danau serta Udara Propinsi Papua dan Propinsi Papua Barat, tahun 2012-2036 yang membutuhkan dana Rp200 triliun.

Pak Meth juga memfasilitasi Rencana Strategi Pengembangan Rumah Sakit PT Patar Asih di Lubuk Pakam, Sumatera Utara (Sumut) yang memiliki 126 Kamar berlokasi didekat Bandar Udara Kualanamu, Medan, Sumut.

Baru-baru ini juga memfasilitasi Strategic Planning Rumah Sakit Mitra Masyarakat/Caritas Timika, Papua tahun 2014-2018 yang memiliki 400 karyawan hanya dengan 96 Kamar.

September 2013 memfasilitasi Lokakarya “Quick Wins” atas sponsor AusAID, KEMITRAAN/UNDP, dan Kemen PAN & Reformasi Birokrasi yang dihadiri 156 Direktur/Kepala Biro dari 86 Kementerian dan Lembaga Negara seluruh Indonesia.

“Saya ditunggui dari pagi hingga petang oleh Prof DR Eko Prasojo, Wamen PAN&RB,” kenang Pak Meth.

Menjadi Fasilitator Taman Nasional Lorentz pertama tahun 1992, secara berturut-turut hingga 2015 yang melingkupi sepuluh kabupaten di tiga sektor daerah: selatan, pegunungan, dan Puncak Jaya.

Ketua Dewan Pengawas Yayasan Dinamika Edukasi Dasar Romo Mangun. Wakil Ketua Dewan Pengawas Yayasan (Abdulrahman) Wahid Institute Jakarta bersama Prof DR Mahfud MD.

Setelah mengorganisir Pusat Pelatihan bagi Calon Pemimpin Masa Depan (Cefil) selama 15 tahun.

Cefil menghasilkan tujuh Menteri dari sebelas Pejabat Tinggi di negara Timor Leste. Sedangkan alumni seluruh Indonesia sebanyak 16.293 aktivis duduk di berbagai lembaga demokratis, seperti Fitra, ICW, Yappika, Sorak, KPU, Ombudsman, KPK yang berhasil membongkar awal korupsi BLBI, Bank Century, korupsi legislatif.

Pada tahun 2015, Pak Meth di Satunama mulai mengadakan pelatihan bagi Junior Politician dari 5 Partai (PDI-P, Gerindra, Demokrat, Nasdem dan PAN dari Proipinsi Lampung, Sulawesi Selatan, Depok dan Surabaya).

“Pelatihan selama delapan bulan terus-menerus. Setelah lulus akan membentuk kaukus politisi muda Indonesia,” tutur Pak Meth.

Program yang dirancang untuk berjalan 15 tahun diharapkan menyumbang proses Civilizing Politic for Indonesian Democrazy dalam kerjasama dengan komunitas internasional.

Sebagai expert (ahli) dan umat Stasi St Ledwina, Bedog, Paroki Kumetiran, Pak Meth menjadi koordinator pembuatan RIKAS (Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang FY 2015-2035) guna mempromosikan Budaya Kasih untuk Indonesia yang lebih bermartabat demi keadilan, kebenaran, dan kesejahteraan Rakyat Indonesia.

“Terutama yang KLMTD, kepanjangannya kecil, lemah, marjinal, tertindas, dan disable atau cacat,” ungkap Pak Meth.

Latar belakang pendidikan Pak Meth dimulai dari Faculty of Western Literature Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang tahun 1966-1967.

Dilanjutnya dengan Trappist Monastery/IFT-Sanata Dharma Yogyakarta dengan pendidikan khusus Monastic Spirituality tahun 1967-1974.

Tahun 1986-1987, Pak Met mengambil pendidikan Post Graduate Program pada Cooperative Management di The Loughborough University of Technology Leicestershire, Britania Raya. Melalui beasiswa disediakan pemerintah Jerman (BMZ) yang difasilitasi The Konrad Adenauer Stiftung, Bonn, Jerman.

Pendidikan lainnya tahun 1967-1969 pelajari Dairy Herd Management. Kemudian belajar bahasa Belanda tahun 1969-1970, bahasa Latin tahun 1970-1971, dan bahasa Perancis tahun 1971-1972.

Pak Meth saat ini tercatat mahir berbahasa Jawa, Indonesia, dan Inggris. Kemudian cukup mengerti bahasa Jerman, Perancis, dan Latin.

Memasuki tahun 1977-1978, Pak Met meraup pendidikan di Institut Manajemen LPPM Jakarta dengan keahlian Achievement Motivation (Motivasi Berprestasi), Project Management (Manajemen Proyek), Problem Solving/Decision Making (Pemecahan Masalah/Pengambilan Keputusan), Management by Objective (MbO) atau Manajemen oleh Tujuan, Financial Management (Manajemen Keuangan), Menpower Management (Manajemen Pemberdayaan), Strategic Planning (Strategi Perencanaan).

Masih belum puas, Pak Met tahun 1979 mengambil Training Aids for Community Development (Pelatihan Pertolongan untuk Pengembangan Komunitas), World Education, New York, Amerika Serikat.

Tahun 1984, Cooperative Management (Manajemen Kerjasama) di Universitas Marburg, Jerman.

Tahun 1985 Program for Development Mgr at The Asian Institue of Management, Filipina. Tahun 1990, ZOPP-Moderator (German System for Development Planning)-GTZ, Jakarta.

Tahun 1993, Project Cycle Management oleh GTZ-Quality Control Section, Jakarta. 1994, Results Based Management RBM, Organized by CIDA, Ottawa,Canada.

Tahun 1995, dapat sertifikasi atau penghargaan dari The Ethiopian Biodiversity Institute pada Plant Genetic Resources Conservation and Utilization, Addis Ababa, Ethiopia.

Tahun 2000, raih pengakuan dari Community Based Conflict Resolution and the Third Party Neutral dari The Canadian Institute of Conflict Resolution, University of St Paul, Ottawa, Kanada.

Tahun 2001, Certificate on Fundraising Strategy from The Nature Conservancy International, Miami, Florida, USA. Tahun 2001, Certificate on Integrated Strategic and Financial Planning by TNC-Asia Pacific, Port Vila, Vanuatu (Pacific).

Tahun 2002, Training of Trainers (ToT) on Integrated Strategic and Financial Planning, by TNC – Asia Pacific in Lamington National Park, Brisbane, Australia. Tahun 2003, ToT Fundraising by The Nature Conservancy-Asia Pacific at The Resort Island Hotel, Brisbane, Australia.

Tahun 2004, ToT on AURA (Impacts Oriented Management in Project and Change Processes in Development Cooperation) by GTZ/BMZ.

Tahun 2007, Certificate on Human Rights Advocacy and Business awarded by University Of New South Wales, Faculty Of Law, in coperation with Business Watch Indonesia; Asian Human Rights Watch; SOMO/Novib.

Tahun 2008, Outcome Mapping Workshop for South East Asia Development Organization Leaders, organised by VECO Indonesia, Denpasar, Bali. Masih di tahun yang sama, Certificate on Community Based Disaster Risk Reduction from The ADPC, Bangkok Thailand. Meliputi 30 peserta dari sebelas negara Asia Pacific.

Pengalaman kerja Pak Met juga banyak. Tahun 1967-1974, jadi asisten kemudian manager Yayasan SM Rawaseneng, Temanggung, Jawa Tengah. Managing Dairy Farm and Cheese Production of 250 dairy cattles, 300 pigs, memiliki 59 buruh.

Tahun 1970-1974, menjadi wartawan, fotografer, koresponden, penulis artikel di berbagai media nasional besar mulai Kompas, Hidup, Utusan, dan majalah Trubus.

Tahun 1972-1974, Dosen Tamu untuk Manajemen di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah. Membantu mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan tesisnya.

Tahun 1974-1976, Kepala Divisi Produksi PT Indabrent (perusahaan patungan Indonesia-Australia) Kapuk, Cengkareng, Jakarta. Managing the level of productivity of 450 dairy cattles and 600 pigs.

Tahun 1976-1978, Kepala Divisi Produksi dan Pemasaran Badan Pengembangan Swadaya Masyarakat, Bina Swadaya. (Pemasaran pigs, kambing, susu, ayam, singkong dari Jawa Timur dan Jawa Tengah ke Jakarta). Bahkan kala itu menjadi pemasuk utama pig ke Jakarta antara tahun 1976-1977. Keuangan dari usaha ini didukung Konrad Adenauer Stiftung, Jerman.

Tahun 1978-1979, Koordinator Regional Usaha Bersama (UB) Divisi Pengembangan dari Bina Swadaya. Mengkoordinasi 35 pekerja lapangan dan 125 motivator lokal untuk UB dan Adviser Pengembangan Usaha Kecil area Jawa dan Provinsi Lampung. Mencakup lima provinsi dengan dukungan dana dari Konrad Adenauer Stiftung, Jerman.

Tahun 1978-1984, redaktur majalah pertanian dan pedesaan “Trubus”.

Tahun 1978-1985, Senior Trainer Pengembangan Pedesaan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pemasaran, pengembangan kerjasama, teknik memfasilitasi di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pesat Pendidikan Bina Swadaya, Cimanggis, Jakarta.

Tahun 1983-1985, Senior Trainer di Institut Pendidikan Pelatihan Management (LPPM) Jakarta di Manajemen Kerjasama.

Tahun 1980-1987, Kepala Divisi Pengembangan Kemandirian Grup UMKM Bina Swadaya, Jakarta. Mendesain dan mengatur program pengembangan pedesaan. Mengkoordinir 45 pekerja lapangan dan 125 kader lokal di 6 provinsi. Bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk kerja di 16 provinsi.

Tahun 1985-1988, Redaktur di Majalah Pusat Kerjasama dan Informasi Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) di Jakarta.

1988-2005, Direktur Kantor USC Canada untuk Indonesia. Mengelola program bantuan pembangunan untuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) Indonesia dan organisasi akar rumput dengan total anggaran antara CAD (Dollar Kanada) 300 ribu-1 juta pertahun di bidang Pengembangan Masyarakat, Pertanian Berkelanjutan, Pengembangan Usaha Kecil, Kesehatan, Pendidikan dan Pelatihan.

Tahun 1990-2000, Anggota Dewan Bina Desa (INDHRA=Indonesian NGO for The Development of Human Resources in Rural Areas), satu di antara LSM tua dan utama di Indonesia dengan total budget USD 1 juta pertahun.

Tahun 1990-1996, Executive Committee Secretary of the Indonesia – Canada – Forum (C$ 5,2 million CIDA bilateral funded program). Program yang dikembangkan berdasarkan kerjasama antara 13 LSM Indonesia dan enam LSM Kanada. Tujuan utamanya untuk memperbesar dan memperkuat advokasi LSM di bidang Demokrasi dan Hak Asasi Manusia.

Tahun 1992-2005, Anggota Dewan Yayasan Widya Dharma, Surabaya. Yayasan ini mendukung kaum miskin kota dengan mengembangkan usaha kecil, pengembangan keterampilan, dan peningkatan kesehatan dan lingkungan.

Tahun 1997-2002, Acting Chairperson of the Participatory Program for Development, (PPD) a CIDA C$ 4,7 Million, bilateral program support involving 5 NGO forums in six provinces, 10 Big NGOs in Jakarta, focussing on Small Business Development, Civic Education, Natural Resources Development and National Advocacy. The Project ended with (converted to) the establishment of the YAPPIKA.

Tahun 1998-2007, Direktur Satunama, the Indonesian sister organization of the USC Canada. Satunama grows with 66 staff and receives donation from USC Canada, CIDA, Konrad Adenauer Stiftung of Germany, The Royal Denmark Embassy in Jakarta for various activities including Political Education; Leadership, Management (Organization, Financial, HRD, Program), Conflict Resolution. Berpartisipasi melatih penggiat LSM dan penggerak pemberdayaan masyarakat, kepala desa hingga adat, politikus lokal, pemimpin agama, hingga pegawai pemerintah.

Tahun 2006-2009, koordinator Merti Yogya, kelompok tanggap bencana yang didirikan Permaisuri Sultan Yogyakarta respon atas gempa Yogyakarta Earthquake pada 26 Mei 2006. Merti Yogya menjadi penasihat penguasa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X. Setahun setelah gempa, Merti Yogya berkembang menjadi organisasi budaya untuk mempromosikan Budaya Yogyakarta ke dunia.

Tahun 2007 sampai sekarang, Ketua Dewan Wali Amanat of SATUNAMA-YOGYAKARTA. Dewan Wali Amanat adalah yang tertinggi pengambilan keputusan tubuh dalam SATUNAMA Foundation. Mandat utama adalah untuk menentukan Visi, Misi, Nilai, posisi strategis dan jangka panjang program SATUNAMA.

Tahun 2009-2012, Direktur Eksekutif KARINA, sebuah organisasi kemanusiaan memberikan respon darurat, Community Based Disaster Risk Reduction (CBDRR), program rehabilitasi berbasis masyarakat dan program pemberdayaan masyarakat.

Mandat utama mengubah organisasi dari yang berorientasi proyek Organisasi tanggap bencana (merespon Gempa Yogya Mei 2006) terhadap organisasi yang berorientasi program yang berkelanjutan. KARINA adalah anggota dari The Caritas Internationalis (Roma) yang memiliki 169 negara anggota.

Tahun 2008-sampai sekarang, Tamu Dosen Tata Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada Negeri, Yogyakarta, di bawah kepemimpinan Dekan Prof Dr Purwo Santoso MA.

2013-sampai sekarang, anggota The Merapi Resiliency Consortium (MRS) di bawah kepemimpinan Gusti Ratu Hemas, permaisuri Sultan Yogya.

MRC adalah konsorsium tiga pihak, pertama, Bank BNI 46, Bank Permata, BPD-Yogya, Bakrie Brothers PT Sari Husada, Word Peace, Danone, PT Sriboga Flour Mill. Kedua, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, kantor, sektor swasta. Ketiga, LSM dan Penyelenggara Komunitas yang berkomitmen untuk memperkuat ketahanan masyarakat sekitar gunung Merapi dan situs rentan lainnya di Indonesia.

Jangan bosan membaca ya, masih petualangan Pak Met dalam studi banding, workshop, lokakarya di mancanegara.

Tahun 1982, selama sepuluh hari, di Los Banos, Filipina. Dihadiri enam perwakilan negara Asia dalam lokakarya pengembangan koperasi.

Tahun 1983, selama 30 hari di Dacca, Bangladesh. Studi banding di lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berhubungan dengan pengembangan koperasi. Penelitian ini disponsori oleh Ford Foundation, USA.

Tahun 1984, selama 30 hari di Tokyo, Jepang. Workshop: Teater Rakyat; Bagaimana menggunakan teater dalam kegiatan pengembangan masyarakat di Pembangunan Pedesaan.

Tahun 1984, selama 30 hari di Jerman Barat (Jerman bersatu baru tahun 1990) dan Austria. Study Tour pada Interlending Instalasi organisasi Volksbanken dan Raifeisen. Pendidikan disponsori Konrad Adenauer Stiftung, Jerman.

Tahun 1985, 21 hari di Manila, Filipina. Studi banding partisipasi warga desa dalam irigasi. Disponsori CIDA, Kanada.

1985, 30 hari di Kanada. Peserta untuk Konsultasi Internasional tentang Pendekatan Inovatif untuk Pengembangan Koperasi. Diselenggarakan oleh St. Francis Xavier University, Nova Scotia, dan Kanada.

Tahun 1986, 14 hari di Den Haag, Belanda. Peserta seminar Pengembangan Diri Bantuan Organisasi di Negara Berkembang. Diselenggarakan oleh CEBEMO, Belanda.

1986, 14 hari di Feldafing, Jerman. Peserta Seminar Internasional tentang Memerangi Kemiskinan Melalui Self-help Organisasi (ES 21), yang diselenggarakan oleh Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Federal Jerman.

Tahun 1987, lima hari di London, UK. Simposium Dunia Pembangunan Alternatif; Tantangan bagi LSM. Diselenggarakan oleh The World Development dan Overseas Development Institute, Inggris dihadiri oleh 150 aktivis pembangunan terkemuka dari seluruh dunia.

Tahun 1988, 10 hari di Den Haag, Belanda. Menghadiri Seminar Internasional Tahunan INGI, LSM Indonesia untuk IGGI, saat ini nama adalah INFID.

Tahun 1988, 30 hari di Ottawa, Kanada. Orientasi tentang Pengelolaan Internasional Organisasi USC Canada.

Tahun 1989, 21 hari di Nepal. Kunjungan lapangan dan seminar tentang “Pengembangan Masyarakat di antara Suku Tinggi Tanah di Nepal”. Diselenggarakan oleh USC Kanada.

Tahun 1991, 21 hari di Lesotho, Afrika Selatan. Kunjungan lapangan dan seminar tentang “Pengembangan Masyarakat Terpadu di antara Suku Rendah Tanah di Lesotho”. Diselenggarakan oleh USC Kanada.

Tahun 1992, enam hari di Vancouver, BC Canada. Seminar “Orang untuk Program Linkage Orang antara Indonesia dan Kanada”. Diselenggarakan oleh Indonesia Kanada Forum (ICF), disponsori CIDA.

Tahun 1994, sepuluh hari di Dhaka,Bangladesh. Acara USC-Canada Lokakarya Perencanaan Strategis, dihadiri delapan kantor negara. Lokakarya ini menghasilkan pemrograman masa depan USC Canada tahun anggaran 1995-2005.
1995, 21 hari di Addis Ababa, Ethiopia. USC Canada Kunjungan Lapangan di Genetik Tanaman Konservasi Sumber Daya dan Pemanfaatan.

1996, 21 hari di Ottawa, Kanada. Fund Raising Workshop dan Rapat Umum Pemegang USC Canada.

1997, 14 hari di Richmond, Virginia, USA and Ottawa, Canada. Pertemuan keahlian pada pembangunan berkelanjutan untuk Christian Children Fund (CCF) dan melanjutkan ke USC Canada di Ottawa.

Tahun 1998, lima hari di Manila, Filipina. Seminar tentang perlunya perubahan struktural untuk negara-negara Asia. Dihadiri perwakilan universitas, pejabat pemerintah, dan pemimpin top LSM dari sebelas negara. Diselenggarakan AIM bekerjasama dengan The Konrad Adenauer Stiftung, Jerman.

Tahun 1999, 21 hari di Kathmandu dan Dhulikel, Nepal. Menghadiri seminar international dan kunjungan lapangan, membahas proses naturalisasi dari USC Canada yang beroperasi di Afrika dan Asia.

Tahun 2000, 30 hari di Ottawa, Canada. Menghadiri Berbasis Masyarakat Resolusi Konflik dan Pihak Ketiga Pelatihan Netral/Workshop, diadakan di Ottawa, Ontario. Dibiayai CIDA.

Tahun 2006, tujuh hari di Berlin (Jerman) and Brussels (Belgia), perkenalan untuk Parlemen Eropa. Pengalaman Pembangunan dalam berurusan dengan Parlemen Eropa yang difasilitasi oleh The Konrad Adenauer Foundation.

Diadakan di Berlin dan Brussels Mei 27-3 Juni 2006, termasuk dialog dengan Anggota Parlemen dari CDU di Berlin dan Anggota Parlemen Jerman di Brussels serta membahas program pengembangan dengan beberapa Direktorat Jenderal Ekonomi Uni Eropa.

Tahun 2007, sepuluh hari di Echonish, Quebec, Kanada, menghadiri Pertemuan Internasional tentang Merancang The Niche dari USC-Canada Program yang akan dilaksanakan di 12 negara termasuk Indonesia.

Tahun 2007, 18 hari kunjungan lapangan di Timur Tengah untuk resolusi konflik. Mengunjungi lima negara, seperti Mesir, Israel, Palestina, Yordania, dan Italia, serta pertemuan dengan pertemuan dengan berbagai kelompok masyarakat yang menyaksikan konflik horizontal terkait agama.

Tahun 2010, 14 hari di Polandia, Jerman, Swedia, Denmark. Perjalanan lapangan untuk Memperkaya Program Pendidikan Kewarganegaraan dan Penggalangan Dana Strategi Pembangunan Publik.

Tahun 2011, tiga hari di Singapura, Lokakarya Internasional: Dialog Jerman-Asia dihadiri para sarjana, dosen senior universitas, legislator, senator, politikus, wartawan, LSM, yayasan repetisi dari KAS-Jerman, Vietnam, Kamboja, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Indonesia pada aturan hukum, sistem politik, organisasi. Diadakan di Hotel Pacific, Singapura dari 22-24 Juli 2011.

Tahun 2015, 1-10 Juni, sepuluh hari sebagai pembicara tamu di Jerman-Kirchentag, dialog kebebasan agama di Indonesia dan pendidikan politik untuk politisi muda Nasdem, Demokrat, Gerindra, PDIP, PAN akan disajikan di Markas Besar KAS di Berlin. Dialog Keagamaan di Indonesia yang akan disajikan di Stuttgart, Jerman.

Masih banyak berbagai karya, naskah, maupun pengabdian Pak Meth bagi bangsa dan negara Indonesia di pentas dunia yang belum dihamparkan di sini.

Editor: Mursyid Hidayat
Penulis: Mahmudi

Methodius Kusumahadi Fasilitator SP III Gemawan