Menjaga Persada Melawi

Jauh dari hiruk-pikuk kota besar, perempuan-perempuan Desa Manggala, Landau Garong, dan Sungai Bakah menyemai harapan dengan jalan mereka sendiri. Tak ada sorotan kamera atau kilatan lampu yang memotret langkah mereka, tapi para perempuan ini tengah mencatat cerita perubahan untuk menjaga tanah, air, dan kehidupan.

Persada Melawi

Program Persada (Perempuan Desa Berdaya) merupakan inisiatif dari Gemawan untuk memperkuat peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam melalui pendekatan pertanian ramah lingkungan dan skema perhutanan sosial. Program kolaboratif dengan Sangga Utama Alam Raya ini hadir sebagai strategi penguatan ekonomi perempuan di tengah ancaman perubahan iklim dan krisis ekologis.

Perjalanan dimulai dengan pembentukan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) perempuan di masing-masing desa. Tiap KUPS terdiri dari 30 anggota perempuan yang dilatih dalam teknik pertanian berkelanjutan, termasuk pengolahan lahan tanpa bakar, pembuatan pupuk organik, dan penanggulangan hama secara alami. Melalui sekolah lapang, mereka menanam padi hitam dan merah di demplot kelompok, serta membangun kebun pekarangan (home garden) sebagai sumber pangan rumah tangga.

Meskipun dihadapkan pada cuaca ekstrem, gagal panen, dan serangan hama, kelompok-kelompok ini tetap bertahan dan belajar. Di Sungai Bakah, KUPS Melati berhasil memanen sekitar 200 kg padi hitam. Sementara di Manggala, hasil panen meningkat secara signifikan setelah siklus tanam kedua dilakukan dengan perawatan lebih teratur.

Home garden pun menjadi solusi nyata atas kebutuhan pangan keluarga. Timun, kacang panjang, terong, dan tanaman obat tumbuh subur di halaman rumah. Selain memenuhi dapur, kebun ini juga menjadi wahana edukasi dan kebersamaan.

Menjaga Persada Melawi: Perjuangan para perempuan Melawi menjaga hutan mereka. Gambar: Istimewa.

Dari Hutan ke Halaman, Dari Perempuan untuk Persada Melawi

Gerakan ini tidak hanya bicara soal hasil tani. Para perempuan petani di Melawi turut menjalankan aksi ekologis dengan menanam 45 ribu bibit pohon di kawasan hutan desa. Meskipun 30–40% bibit gagal tumbuh akibat kemarau, semangat untuk terus menjaga bumi tak luntur. Gerakan ini memperlihatkan bahwa ketahanan iklim dapat dibangun dari akar rumput.

Empat lokasi diusulkan menjadi Kampung Proklim (Program Kampung Iklim) oleh Dinas Lingkungan Hidup Melawi, berkat kontribusi nyata para perempuan desa dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Ini adalah pengakuan terhadap kerja-kerja kecil yang berdampak besar.

Menjaga Persada Melawi adalah upaya mereka perjuangan para perempuan Melawi menjaga hutan mereka.

Menjaga Persada Melawi: Perempuan, Hutan, dan Harapan Desa
Tagged on: