Konsolidasi Serumpun Penguatan Kelompok Perempuan

Serumpun yang dideklarasikan pada tanggal 24 Mei 2009 di Singkawang merupakan organisasi payung untuk kelompok-kelompok perempuan mitra Gemawan yang ada di Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang. Hingga saat ini kelompok perempuan anggota Serumpun tersebar di 2 wilayah; 18 desa di Kabupaten Sambas dan 5 kelurahan di Kota Singkawang.

Jum’at (27/05), bertempat di rumah Ketua Serikat Perempuan Pantai Utara (Serumpun), Desa Tanjung Mekar, Sambas, dilaksanakan diskusi program kerja Serumpun Sambas. Diskusi ini dihadiri sebanyak 23 orang peserta yang terdiri dari 21 orang perempuan dan 2 orang laki-laki. Kegiatan koordinasi pengurus Serumpun ini dilakukan untuk membahas capaian serta evaluasi terhadap program kerja yang telah direncanakan pada awal tahun 2021 lalu. 

Masitah, Ketua Serumpun Sambas, berharap agenda ini dapat menjadi momentum silaturahmi dan mengevaluasi untuk pembenahan organisasi. Beberapa kegiatan sudah diagendakan saat penyusunan rencana kerja strategis pada awal tahun 2021 lalu. “Kegiatan yang sudah terealisasi antara lain, peringatan Hari Bumi, peringatan Hari Perempuan, Sekolah Pemimpin Perempuan dan juga audiensi ke Dinas Pertanian dan Dinas Perkim LH. Namun, tak bisa dipungkiri masih ada rencana kegiatan yang belum terlaksana,” jelasnya. 

Baca juga: Arti Wisuda Sekolah Pemimpin Perempuan Gemawan Bagi Kabupaten Sambas

“Ke depan, kita berharap Serumpun menjadi organisasi perempuan yang memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pemberdayaan perempuan dan masyarakat di Kabupaten Sambas,” harapnya.

Serumpun: Payung Kelompok Perempuan di Sambas dan Singkawang

Serumpun yang dideklarasikan pada tanggal 24 Mei 2009 di Singkawang merupakan organisasi payung untuk kelompok-kelompok perempuan mitra Gemawan yang ada di Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang. Hingga saat ini kelompok perempuan anggota Serumpun tersebar di 2 wilayah; 18 desa di Kabupaten Sambas dan 5 kelurahan di Kota Singkawang.

Pada awal tahun 2021, saat pelaksanaan penyusunan rencana strategis Serumpun, organisasi ini dipecah menjadi Serumpun Sambas dan Serumpun Singkawang. Hal ini dilakukan untuk memperluas gerakan di masing-masing kabupaten/ kota. Memasuki usianya yang ke 13 tahun, Serumpun telah merancang program kerja selama jangka waktu 3 tahun, dari 2021 hingga 2023.

Konsolidasi Serumpun Penguatan Kelompok Perempuan

“Pengorganisasian merupakan salah satu strategi utama Gemawan dalam melakukan kerjanya dan Serumpun adalah salah satu contoh keberhasilan pengorganisasian,” jelas Siti Rahmawati, Ketua Divisi Perempuan Gemawan. Wati, sapaan akrabnya, menjelaskan Gemawan selalu mencoba untuk menyinergikan kegiatan-kegiatannya dengan organisasi mitra. 

“Beberapa program kerja mereka beririsan dengan kegiatan Divisi Perempuan Gemawan, sehingga bisa dilaksanakan bersama-sama. Salah satu kegiatan yang sedang dilakukan Gemawan saat ini adalah pendataan anggota kelompok dan organisasi mitra yang menjadi kader Gemawan di tingkat desa,” paparnya menambahkan.

Ada beberapa kendala yang dihadapi Serumpun, pertama, tidak ada sinkronisasi jadwal pertemuan, sehingga pertemuan yang seharusnya dilakukan secara rutin sebulan sekali jadi terhalang. Kedua, adanya penolakan dari pemerintah desa untuk mengeluarkan SK kelompok dengan alasan tidak adanya budget.

Terlepas dari kendala yang mereka hadapi, kelompok Serumpun telah melakukan beberapa pencapaian. “Pencapaian Serumpun Sambas dalam setahun ini, salah satunya, adalah terlaksananya Sekolah Pemimpin Perempuan (SPP) yang bekerjasama dengan Gemawan. Kegiatan ini diadakan pertama kali di Kabupaten Sambas dan sudah mewisuda 13 orang alumni SPP,” imbuh Wati.

Baca juga: Sekolah Pemimpin Perempuan, Lahirkan Perempuan Pemimpin di Sambas

Mengorganisir Kelompok Perempuan, Membangun Kemandirian

Menurut Direktur Gemawan, Laili Khairnur, Serumpun adalah organisasi yang dibentuk Gemawan namun saat ini menjadi mitra kerja Gemawan. “Kalau dulu Serumpun adalah anaknya Gemawan, saat ini posisi kita sudah setara. Saya yakin untuk menjadi organisasi yang kuat, Serumpun juga menghadapi beberapa masalah. Di Gemawan, kami menyelesaikan masalah dengan memaksimalkan asset-base (kekuatan atau potensi) yang dimiliki setiap pegiatnya,” terang Laili di hadapan para anggota Serumpun yang hadir.

Menurut Laili, hal ini bisa adopsi oleh Serumpun karena sudah memiliki modal sosial yang kuat dan menjadi asetnya. “Sebagai sebuah organisasi, Serumpun juga harus merefleksikan dirinya, misalnya kenapa ada kegiatan yang tidak berjalan dan menyelesaikan masalah tersebut dengan memaksimalkan aset yang dimiliki oleh setiap anggotanya,” 

Laili juga berpesan agar semua pengurus Serumpun dapat mendistribusikan pekerjaan sehingga roda organisasi tetap berjalan.

Penguatan Kelompok Perempuan: Silaturahmi dan Konsolidasi Serumpun Sambas 2022