KELOMPOK PEREMPUAN: Aktivis Gemawan, Era Prestoroika menyajikan materi manajemen organisasi pemberdayaan ke kelompok tani desa Sungai Kupah kecamatan Sungai Kakap, pertengahan April 2016. Foto: Ahmad Zaini/GEMAWAN.

KELOMPOK PEREMPUAN: Aktivis Gemawan, Era Prestoroika menyajikan materi manajemen organisasi pemberdayaan ke kelompok perempuan tani desa Sungai Kupah kecamatan Sungai Kakap, pertengahan April 2016. Foto: Ahmad Zaini/GEMAWAN.

 

Kubu Raya, GEMAWAN.

Aktivis lembaga Gemawan, Era Prestoroika didampingi Ahmad Zaini, bersama-sama kaum tani Kabupaten Kubu Raya (KKR), Provinsi Kalbar, berkenan membentuk lima kelompok perempuan Kubu Raya.

Kelima kelompok perempuan Kubu Raya ini berada di desa Sungai Kupah, Sungai Kakap, Sungai Itik, Punggur Besar, dan Kali Mas. Kelima desa itu berada di wilayah administratif kecamatan Sungai Kakap, KKR.

“Pembentukan lima kelompok perempuan binaan lembaga Gemawan ini dilaksanakan di rumah warga binaan maupun di kantor desa. Dimulai awal April 2016 dan puncak pembentukan pada 19 April 2016,” ungkap Era Prestoroika, Koordinator Kelompok Perempuan Kubu Raya di ruang kerjanya, Rabu (18/05/2016).

Dikatakannya kelompok perempuan Kubu Raya ini bagian dari program pemberdayaan perempuan kaum tani dalam menunjang ekonomi keluarga. Selain diikuti kaum ibu-ibu juga terdapat remaja putri yang aktif dalam peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran warga.

“Kita intens melakukan sosialisasi kelompok dampingan demi peningkatan manajemen kelompok perempuan,” papar Era Prestoroika.

Gemawan, kata Era Prestoroika, canangkan pelatihan kader perempuan hingga pelatihan dan praktik manajemen pertanian di lapangan.

“Pelatihan dan praktik di lapangan ini, kata Era Prestoroika, meliputi pembuatan demonstration plot (Demplot) pertanian, pupuk organik, serta penguatan usaha pertanian lainnya,” ujar Era Prestoroika.

Ia menerangkan Demplot merupakan suatu metode penyuluhan pertanian kepada kaum petani melalui cara membuat bidang lahan percontohan. “Tujuannya supaya petani dapat melihat, mengamalkan, dan membuktikan terhadap obyek yang didemonstrasikan,” jelas Era Prestoroika.

Metode Demplot, kupas Era Prestoroika, dapat berupa inovasi teknologi budidaya menyangkut kekinian, varietas unggul baru (VUB), strategi pemupukan, dan strategi kekikian lainnya yang disesuaikan dengan demografi, topografi, dan lain-lain di suatu wilayah.

Dunia pertanian padi di Kalbar sendiri pada umumnya terdapat beberapa metode Demplot. Seperti Demplot Tanam Benih Langsung (Tabela) dan Tanam Pindah (Tapin). Pada lahan demplot Tabela ditanam varietas lokal. Sedangkan Demplot Tapin ditanam VUB.

Kemudian, Demplot penggunaan pupuk organik didukung Badan Tenaga Atom dan Nuklir (Batan) namun masih wacana di beberapa tempat. Sebab Batan masih fokus pupuk organik di lahan pertanian di pulau Jawa.

Ada juga Demplot yang dilakukan perusahaan pestisida yang menguji formulator. Biasanya di lahan Demplot yang menumpang lahan warga tani, dipasang baliho atau umbul-umbul dari perusahaan itu.

“Kelompok perempuan Kubu Raya binaan lembaga Gemawan untuk sekarang fokus di tanaman sayur-mayur dan yang terpenting, organik. Mulai dari penanaman dan perawatan kita menggunakan yang berbau organik. Sedangkan kalau padi belum menjadi konsen kelompok perempuan Kubu Raya,” papar Era Prestoroika.

 

Penulis: Ahmad Zaini

Editor: Mahmudi

 

Gemawan Bentuk 5 Kelompok Perempuan di Kubu Raya