Pontianak, Gemawan- Sejumlah aksi masa petani, buruh, pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR), Kamis (29/3), melakukan demonstrasi menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Massa aksi yang berjumlah sekitar 500 orang melakukan long march dari bundaran UNTAN menuju kantor DPRD Provinsi Kalbar.
Menurut Manto, menjelang kenaikan BBM, kenaikan sembako melonjak tinggi. Harga bensin dieceran juga melonjak hingga Rp 7.000. “Pemerintah hari ini adalah antek imperialis. Pelan tapi pasti penarikan subsidi dilakukan ke semua sektor publik, Kami bersama rekan-rekan petani jauh-jauh datang ke sini menyampaikan pesan penolakan kenaikan BBM” ungkapnya yang juga anggota Serikat Tani Serumpun Damai (STSD) Sambas.
Suasana di jalan Ahmad Yani sempat mengalami kemacetan beberapa jam sebelum massa aksi tiba di kantor dewan. Massa aksi ini memaksa anggota DPRD Kalbar agar segera mengambil sikap penolakan kenaikan BBM.
Koordinator Front Perjuangan Rakyat (FPR) Kalimantan Barat Ali Nafia menjelaskan bahwa aksi unjuk rasa ini dilakukan karena kebijakan dan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah hari ini menyengsarakan rakyat. Sistem pemerintahan hari ini tidak berpihak kepada rakyat.
“Kita menyatakan dengan tegas penolakan kenaikan BBM. Segera cabut UU penanaman modal asing dan kembalikan hak pengelolaan sumberdaya alam kepada republik ini” ujar Ali dengan tegas disela-sela orasi. (zn)