DRONE GEMAWAN: Ketua BPD Sepadu, Syahrial SH (kedua dari kiri, depan) sedang mengawasi persiapan Drone Gemawan memetakan tata ruang desanya, Sabtu (13/02/2016). FOTO: Yan Sky/GEMAWAN.
Sambas, GEMAWAN.
Tim wahana tanpa awak khas Drone Gemawan memetakan tata ruang empat desa di Kabupaten Sambas. Pemetaan udara tata ruang empat desa itu dihelat 11-25 Februari 2016.
Pemetaan tata ruang partisipatif lembaga Gemawan, buah kerjasama dengan empat pemerintah desa (Pemdes), seperti Sepadu (Kecamatan Teluk Keramat), Sungai Kelambu (Kecamatan Tebas), Sekuduk, dan Sulung (Kecamatan Sejangkung).
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sepadu, Syahrial SH menyambut baik kerja tim Gemawan dalam pemetaan tata ruang desa yang partisipatif. Melalui wahana pesawat tanpa awak ini dapat dilihat gambar dan video potensi-potensi desa secara jelas.
Baca juga: Memperbaiki Relasi Manusia dan Alam dengan 1 Langkah: Ubah Tata Kelola!
Baca juga: Minyak Goreng Langka, 1 Pertanyaan: Masihkan Sawit Jadi Primadona?
“Kita sangat bersyukur karena telah melakukan kerjasama dengan lembaga Gemawan dan Swandiri Institute (SI), kaitan dengan masalah pemetaan dengan pesawat drone. Tata ruang desa yang partisipatif sangat membantu kita,” ungkap Syahrial.
Ia menerangkan melalui pemetaan tata ruang partisipatif melalui darat dan udara ini, pemerintah desa akan lebih mudah dalam memetakan perencanaan pembangunan desa ke depan.
“Alhamdulillah animo masyarakat desa sangat bagus. Sekarang tinggal bagaimana hasil ini semua, menjadi momentum desa dengan pemerintah kabupaten Sambas, ihwal penataan ruang desa kita. Semoga penataan ruang desa kita sesuai peruntukan-peruntukan yang bermanfaat dan berdayaguna kemaslahatan masyarakat desa,” doa Syarial.
Anggota tim Drone Gemawan, Rodian yang biasa disapa Yan Sky menerangkan pemetaan tata ruangnya, menggunakan model pemetaan partisipatif. Jadi melibatkan juga unsur masyarakat.
Baca juga: Strategi Percepatan Pencapaian SDGs 2030
Baca juga: Menanti Langkah Kolektif Hadapi Krisis Iklim; Demi Masa Depan Manusia
Selain Yan Sky, tim Drone Gemawan juga menurunkan Indra Haryanto, A’la Maududi, dan Kepala Distric Officer Gemawan Kabupaten Sambas H Iskandar. Pemetaan menggunakan wahana tanpa awak Drone Gemawan dimulai 11 Februari 2016. Direncanakan akan selesai selama 14 hari kerja.
Ketika tim turun memetakan tata ruang desa di Desa Sepadu, kita dibantu Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sepadu Syahriah SH, Kepala Desa (Kades) Sepadu Mahidin, dan Kepala Dusun (Kadus) Teluk Durian, Yuni. Tak lupa pula tokoh masyarakat setempat, seperti Rohmat, Mawardi, dan Beni.
Puluhan warga desa dan murid-murid sekolah, ikut menonton penerbangan pesawat tanpa awak Gemawan.
Drone Gemawan, Berbakti untuk Desa
“Pemetaan mengunakan pesawat drone ini terlebih dahulu menentukan titik-titik menggunakan alat GIS (geograpic information system) untuk arah terbang. GIS sendiri membantu dalam manajemen tata guna lahan,” tutur Yan Sky.
Dikatakannya pemanfaatan dan penggunaan lahan ini bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya guna menentukan zonifikasi lahan sesuai karakteristik lahan yang ada. GIS dapat membantu perencanaan wilayah dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan pembangunan menurut kegunan-kegunaanya.
“Pemetaan tata ruang desa-desa di Kabupaten Sambas ini implementasi dari UU 26/2007 tentang penataan ruang dan UU 6/2014 tentang desa, mengamanatkan desa harus punya tata ruang sendiri. Selanjutnya dijadikan regulasi berupa peraturan desa (Perdes) yang harus mendapat persetujuan bupati, sebelum disahkan di desa,” kata Yan Sky. (Gemawan-Mud)