Poktan Perempuan Cahaya Mentari Kayong Utara mengikuti pelatihan budidaya hortikultura di Desa Dusun Besar, Kecamatan Pulau Maya, Rabu (7/8/2024). Pelatihan dipandu Ahli Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Kayong Utara, di Desa Dusun Besar, Kecamatan Pulau Maya, pada Rabu (7/8/2024).
Kelompok Tani (Poktan) Perempuan Cahaya Mentari telah terdaftar di Simluhtan melalui Dinas Pertanian Kabupaten Kayong Utara pada Juli 2024 lalu. Adapun aktivitas kelompok lebih cenderung membidangi terkait pertanian tanaman hortikultura dan padi dalam mendorong masyarakat untuk menjaga ketahanan pangan di Pulau Maya.
Ahli Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Kayong Utara, Andika mengatakan, tanaman hortikultura dari kategori Solanaceae yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu salah satunya tanaman cabai rawit. Tanaman ini bisa berumur panjang dengan masa hidup dua sampai tiga tahun jika dipelihara dengan baik, sebagaimana diketahui cabai rawit dikonsumsi untuk keperluan bumbu dapur.
Andika menjelaskan tanaman cabai rawit dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, tanaman tersebut lebih cocok ditanam di ketinggian 0-500 mdpl, bahkan jenis tanaman ini juga menghendaki di tanah gembur yang kaya akan bahan organik dengan Ph netral 6-7.
“Kebutuhan pasar untuk cabai sangat memiliki nilai yang ekonomis, dan ini adalah peluang yang baik untuk ibu-ibu menambah income pendapatan kelompok kedepan,” katanya.
Ia menambahkan, untuk memulai proses tersebut, harus melakukan persemaian benih cabai unggul terlebih dahulu, dengan kisaran benih yang akan disemai tiap hektare berkisar 100-125 gram. Untuk kondisi bedengan persemaian dibuat dari arah barat menghadap ke arah utara dan arah selatan menghadap ke arah timur, sedangkan untuk media semai itu sendiri dibuat dengan campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1.
“Setelah itu untuk dilakukan persiapan lahan dengan kondisi tanah harus dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 30-40 cm. Untuk kondisi kebutuhan bongkahan tanah harus dihaluskan atau dicincang, serta sisa pertanaman sebelumnya wajib dibersihkan agar tidak menjadi sumber penyakit,” ujar Andika.
Adapun bedengan harus lebar 1,1 m – 1,2 m dengan tinggi 40-50 cm disertai dengan pemberian kapur sebanyak 1-1,5 ton per hektare juga disertai dengan pemberian pupuk kandang dan pupuk kompos dalam pemupukan tanaman cabai tersebut.
Ia menerangkan, kondisi tanaman juga sangat rentan terserang hama penyakit yaitu jenis serangan hama, terutama hama lalat buah, masalah itu dapat diatasi melalui dengan pemasangan perangkap lalat buah yang mengandung metil eguenol.
Pegiat sosial Gemawan Kayong Utara, Welli Arma mengatakan rencana kelola pengembangan budidaya cabai yang akan dikembangkan selaras dengan demplot padi yang telah disepakati untuk budidaya dengan luas areal 0,25 hektar yaitu demplot cabai dan tanaman padi yang akan dimulai pada bulan September mendatang di Desa Dusun Besar.
Ia berharap, pelatihan ini akan menjadi dasar bagi rencana kelompok ke depan dalam pengembangan demplot budi daya tanaman cabai, yang berdampak pada income pendapatan kelompok, sehingga demplot kelompok tani perempuan menjadi wadah percontohan untuk ruang belajar bersama dalam budi daya tanaman hortikultura.
Sumber: RRI