
Perkumpulan Gemawan menggelar kegiatan Workshop Penyusunan Dokumen Perencanaan Usaha dan Temu Jaringan Komunitas Petani Berbasis Komoditas di Aula Kantor Desa Penakalan, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari (24-25/05) ini dihadiri oleh 25 peserta dari berbagai desa dan kecamatan di Kabupaten Sambas, yang merupakan representasi dari komunitas petani, kelompok wanita tani (KWT), organisasi lokal seperti Serumpun Sambas, serta badan penyuluh.
Para peserta berasal dari desa-desa di Kecamatan Sambas, Sejangkung, Tebas, Teluk Keramat, Jawai, Jawai Selatan, Tekarang, dan Galing. Kegiatan ini menjadi ruang temu dan pembelajaran lintas wilayah, di mana para petani dari berbagai latar belakang dapat berbagi pengetahuan dan merumuskan langkah konkret dalam merencanakan usaha berbasis komoditas unggulan masing-masing.
Kegiatan ini dibuka oleh Pengurus Perkumpulan Gemawan, Uray Endang Kusuma. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa Kabupaten Sambas merupakan salah satu wilayah pertama yang menjadi fokus pendampingan Gemawan. Ia menekankan bahwa tujuan utama workshop adalah memperkuat gerakan ekonomi rakyat berbasis komoditas melalui penyusunan rencana usaha menggunakan pendekatan Business Model Canvas. Menurutnya, saat ini desa-desa memiliki peluang besar melalui program Koperasi Merah Putih, inisiatif Presiden yang dirancang untuk dikelola oleh desa secara langsung. Program ini diharapkan mampu memperluas jaringan usaha masyarakat sekaligus meningkatkan daya tahan ekonomi lokal.
Kepala Desa Penakalan, Sartomo, turut menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap kegiatan ini. Ia merasa bangga karena Desa Penakalan dipercaya menjadi tuan rumah dan menilai workshop ini sangat relevan dengan perkembangan kebijakan nasional saat ini. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini membuka peluang besar bagi masyarakat untuk menyusun perencanaan usaha yang lebih sistematis dan berorientasi jangka panjang. Pemerintah desa, ujarnya, siap bekerja sama dan memfasilitasi program-program yang sejalan dengan regulasi dan kebutuhan masyarakat.
Menguatkan Petani Lokal
Antusiasme peserta terlihat dari berbagai tanggapan selama workshop berlangsung. Efendi, peserta dari Desa Sabaran, Kecamatan Jawai Selatan, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membantu para petani untuk menyusun perencanaan usaha, baik yang sudah berjalan maupun yang baru direncanakan. Ia mencontohkan bagaimana petani padi bisa mengatur strategi panen hingga tiga kali dalam setahun dengan hasil yang optimal.
Imah Kusumawati, peserta dari Desa Parit Raja, menilai bahwa kegiatan ini memperluas wawasan petani tentang pengelolaan lahan dan peningkatan hasil panen. Ia menyebutkan bahwa melalui Business Model Canvas, para petani jadi memahami bagaimana memaksimalkan potensi lahan tanpa harus mengalihfungsikannya ke tanaman lain.
Desi Yanti, peserta dari desa yang sama, berharap kegiatan semacam ini dapat berlanjut dan melibatkan lebih banyak peserta ke depannya. Ia menilai forum ini tidak hanya memberi pengetahuan teoretis, tetapi juga membuka ruang berbagi pengalaman antarpetani dari berbagai wilayah. Ia berharap apa yang telah dirancang dalam workshop ini bisa segera diterapkan, baik dalam bentuk aksi individu maupun kolaboratif.
Workshop ini menjadi langkah nyata dalam mendorong perencanaan usaha pertanian yang terstruktur, kolaboratif, dan berbasis pada potensi lokal. Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini menunjukkan bahwa ketika petani diberi ruang belajar dan bertukar gagasan, mereka mampu memetakan masa depan ekonominya sendiri dengan lebih percaya diri dan berdaya.
Penulis: Siti Rahmawati
Penyunting: Ersa Dwiyana