Home-Based Business

Maulisa

Pegiat Gemawan

SUATU kali saya memesan aneka kue jenis berbahan dasar kelapa, yakni dodol kelapa, manisan kelapa dan musekat kelapa. Kue ini saya beli dari seorang temanyang dahulunya mengaku penah mengikuti sebuah program bantuan dari luar negeri.

Sejauh yang saya pahami, program ini bertujuan untuk memberi dukungan teknis kepada sejumlah daerah terpilih baik itu UMKM, Koperasi, Bumdes, BUMDESMA, usaha perseorangan dan lain-lain, yang secara khusus berada di wilayah Kawasan Prioritas Pembangunan Nasional (KPPN) untuk menciptakan inovasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah.

Saya memesan aneka camilan kelapa ini melalui media sosial Facebook miliknya, kebetulan kawan saya ini cukup rajin memposting aneka jualannya melalui medsos yang ia miliki. Menurutnya cara ini dinilai sangat ampuh dalam menjaring pasar dan meningkatkan omzetnya. Dan di hadapan saya saat itu sudah tersaji beberapa hidangan yang merupakan produk turunan kelapa yang telah diolah menjadi camilan yang sangat lezat dan gurih.

Bisa dikatakan ketiga jenis kudapan ini sudah hampir jarang kita temui atau sudah langka di pasaran. Tertera tulisan “Jajanan Khas Tempo Dulu” pada label mengundang rasa kagum yang terbit dari hati saya. Menurut saya ini salah satu target dan strategi pasar yang cukup menarik dalam memikat konsumen. Di mana si penjual mengusung ide produk lokal yang sudah hampir jarang beredar di pasaran.

Pada gigitan pertama kue yang saya belí, sensasi tempo dulu sungguh terasa dibenak saya. Kenangan masa kecil, ketika nenek saya yang sudah sangat sepuh itu sesekali membuat jajanan ini saat saya berkunjung ke kediaman beliau di kampung seolah hadir di pelupuk mata tatkala menikmati sensasi manis gurih kelapanya.

Menurut teman saya ini, dari usahanya sekarang sudah bisa menghasilkan omzet hingga jutaan rupiah dalam per bulannya, dan sudah bisa menggaji dua orang karyawan untuk membantunya dalam produksi serta memberdayakan ibu-ibu di sekitar ingkungan rumahnya untuk giat berusaha dengan keterampilan yang dimiliki. Mungkin kisah kawan saya ini adalah salah satu kisah sukses usaha rumahan yang dijalankan oleh ibu-ibu. Tentunya masih banyak usaha rumah tangga lainnya yang juga telah sukses dan berkembang yang bisa kita simak.

Usaha rumah tangga yang dijalankan oleh sebagian besar kaum hawa ini sejatinya tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai penopang keuangan ekonomi keluarga, usaha yang dijalankan dari rumah ini harus diakui secara tidak langsung telah berkontribusi cukup besar bagi perekenomian negeri ini.

Di tengah keterpurukan ekonomi, baik itu krisis moneter yang pernah melanda Indonesia sejak awal Juli 1997 silam, di mana kegiatan perekenomian turut lumpuh karena semakin banyaknya perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Dari sekian banyak usaha besar, hanya usaha rumah tangga mampu bertahan di tengah badai ekonomi. Demikian juga yang terjadi saat ini, di tengah pandemi Covid-19, Di mana laju perekonomi Indonesia terus melemah bahkan sudah melaju ke arah negatif pada kuartal lI/2020, nyatanya usaha rumah tangga masih mampu bertahan

Jika kita cermati bersama hal-hal apa saja yang membuat usaha rumah tangga mampu bertahan di tengan porak porandanya ekonomi Indonesia, di sini penulis mencoba merangkumnya menjadi beberapa poin antara lain:

Tidak perlu modal besar

Menjalankan bisnis rumahan menjadi salah satu cara untuk menekan modal usaha dan biaya produksi, karena kita dapat memanfaatkan potensi rumah sebagai sarana dan prasarana usaha. Misalnya saja menjadikan teras rumah atau garasi sebagai lokasi usaha, menggunakan perabotan rumah tangga sebagai peralatan usana serta memantaatkan tenaga kerja dari keluarga.

Memudahkan pelaku usaha membagi waktu antara bisnis dan keluarga

Salah satu hal yang menguntungkan dari bisnis rumahan yaitu pelaku usaha bisa tetap mengawasi keuarga mereka di sela-sela menjalankan bisnis. Bisnis rumahan lancar, keluarga tidak terabaikan.

Waktu kerja lebih fleksibel

Mengatur bisnis dari rumah, tidak mengharuskan rutin bekerja setiap hari di luar rumah, layaknya seorang kantoran yang harus bekerja antara pukul 08.00-16.00.

Memudahkan proses pengontrolan

Secara tidak langsung menjalankan usaha rumah tangga memudahkanuntuk mengontrol usaha. Dari proses produksi sampai penjualan produk.

Memberikan kepuasaaan batin

Selain mendapatkan keuntungan berupa omzet setiap bulannya, menjalankan bisnis dari rumah juga memberi kepuasan batin bagi pemiliknya. “Sekecil apapun usaha Anda, Anda adalah bos nya, demikian kata bijak yang tercetus dari Bob Sadino.

Memanfaatkan penjualan secara online

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut 196, 7juta atau 73,7 persen populasi warga Indonesia sudah menjadi pengguna akses intemet pada kuartal/2020. Tentunya ini menjadi pasar baru yang tidak boleh dilewatkan oleh para bisnis rumah tangga. Kehadiran internet sejaunya bisa dimanfaatkan untuk meningkat omzet, baik itu melalui sosial media Facebook, Instagram, Telegram, toko online dan lain-lain.

Setelah mengetahui beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan dengan memulai bisnis dari rumah, atau bisnis rumah tangga ini, maka pilihan berikutnya yang bisa kita tentukan adalah memilih jenis usaha yang cocok untuk dijalankan.

Penjualan pulsa

Dengan semakin meningkatnya pengguna internet tentu menjadi peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan. Menjual pulsa Internet tidak memerlukan modal yang besar. Penulis menyarankan, agar usaha dapat berjalan lancar, hindari memberikan hutang kepada konsumen, karena bisa menghambat perputaran modal.

Membuka jasa di bidang kuliner.

Untuk yang memiliki hobi masak, tidak perlu memikir hal yang rumit sampai ke tahap membuka restoran, jalani bisnis dengan santai dan menyenangkan tahap demi tahap. Jika tertarik di bisnis ini, bisa memulainya dengan penawaran prasmanan atau paket nasi boks, aneka camilan ringan, kue-kue tradisional, kue ultah, roti, kue lapis dan sebagainya.

Berjualan online/drop shipper

Keberadaan e-commerce tentu memudahkan siapa saja untuk memulai bisnis rumahan bahkan hanya berbekal smartphone. Hal ini bisa dilakukan dengan menjadi dropshipper atau penyalur barang dari distibutor ketangan konsumen. Kita bisa melihat trend barang apa saja yang sedang digandrungi lalu tawarkan kepada orang-orang secara online via media sosial.

Bisnis tanaman hias

Gaya hidup minimalis sedang banyak dibahas dalam berbagai forum maupun media sosial. Salah satu elemen penting yang sering disebut adalah keberadaan tanaman di dalam rumah. Sejak saat itu, banyak yang menjual tanaman hias dari yang klasik, seperti lidah buaya, hingga yang saat ini sedang hits yaitu monstera. Jika diurus dengan telaten bisa saja kita mendapatkan pesanan dalam partai besar seperti untuk keperluan dekorasi pesta, taman, hotel dan sebagainya. Bisnis yang menjanjikan bukan?

Usaha bimbingan belajar dari rumah

Selain bisa membantu para orang tua dan murid, kita juga bisa mendapatkan keuntungan finansial dan usaha ini bisa dijalankan di rumah dengan memanfaatkan ruang tamu atau bagian lain dari rumah yang cukup luas.

Usaha Jahitan

Nah, bagi yang kebetulan memiliki keahlian dalam jahit menjahit, tentu bisnis ini bisa menjadi pilihan yang pas untuk dikembangkan.

Menjadi penulis lepas

Bisnis yang satu ini bisa dimulai dengan menjadi penulis cerpen, puisi, novel, artikel, opini dan lain-lain. Usaha ini tidak sekadar memberikan ke untungan secara finansial tetapi nama juga bisa ikut tenar jika tulisan yang disajikan mendapat respon positif. Menjadi penulis tidak memerlukan biaya besar, cukup laptop dan yang utama harus memiliki banyak bahan bacaan sebagai referensi untuk menulis.

Usaha Laundry

Saat ini semua orang ingin serba praktis dan banyak orang harus melakukan pekerjaan di luar rumah serta harus melakukan perjalanan ke berbagai tempat tujuan, tentunya sedikit waktu yang diperlukan untuk mencuci baju sendiri. Dengan menyediakan jasa cuci baju, kita sudah bisa memulai bisnis.

Saat ini sudah banyak pula program baik yang digelontorkan oleh pemerintah maupun pihak lain yang mendorong munculnya para pelaku usaha baru. Namun bisa dipastikan dari beberapa yang dilatih 10-20 persen orang yang bisa berhasil itu sudah cukup baik. Persoalannya saat ini terletak pada kemauan. Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut berusaha untuk merubah nasibnya sendiri. Jangan takut gagal untuk memulai, karenajika selalu raguuntukmemulai, maka kita tidak akan tahu seberapa jauh usaha yang sudah kita lakukan untuk berhasil pada tujuannya. Selamat mencoba.*

 

Telah terbit di laman Harian Pontianak Post pada edisi  Rabu, 6 Januari 2021

Usaha Rumah Tangga
Tag pada: