Perempuan hebat

“Habis Gelap Terbitlah Terang” — semboyan ini kerap kita dengar saat memperingati Hari Kartini setiap tanggal 21 April. Semangat yang diwariskan R.A. Kartini tidak sekadar soal kesetaraan, tapi juga dorongan bagi perempuan untuk terus belajar, mengembangkan diri, dan berdaya dalam berbagai peran: sebagai ibu rumah tangga, mahasiswi, hingga perempuan profesional.

“Menjadi perempuan masa kini harus terus menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, apapun profesinya,” demikian semangat yang sejalan dengan perjuangan R.A. Kartini. Karena perempuan hebat lahir dari keberanian melawan ketidakadilan dan tidak menyerah pada keadaan.

Perempuan Hebat itu Bernama Pariha

Semangat ini juga tercermin dari sosok Ibu Pariha (50 tahun), seorang perempuan tangguh dari Desa Penakalan. Ia adalah guru PAUD sekaligus Koordinator Kelompok Perempuan Kamboja Serumpun, bagian dari Serikat Perempuan Pantai Utara (Serumpun), yang saat ini memiliki 25 anggota aktif.

“Perempuan harus pandai membawa diri, paham posisi, dan mengerti apa yang harus dilakukan di tengah lingkungan sekitar,” tutur Ibu Pariha di sela aktivitasnya.

Kisah hidup Ibu Pariha penuh liku. Ia sempat mengalami keterpurukan dan kekecewaan mendalam. Namun dari situ pula, tekadnya untuk bangkit tumbuh. Dengan modal kecil dan semangat yang besar, ia mulai menata ulang hidupnya.

“Saya selalu bertanya pada diri sendiri: kenapa orang lain bisa bekerja dan berusaha, kenapa saya tidak bisa?” ujar beliau. Prinsip itulah yang memandunya untuk perlahan bangkit dan kembali membangun kehidupannya.

Dahulu, ia memulai usaha sembako saat belum banyak pesaing dan akses jalan di kampung masih terbatas. Warga lebih memilih belanja di sekitar rumah. Namun kini, kondisi berubah: jalanan sudah bagus, toko-toko sembako semakin banyak, harga barang pun melonjak—semua menjadi tantangan baru.

“Saya tidak akan menyerah. Meski harga barang terus naik, saya akan tetap berusaha semaksimal mungkin demi bertahan di tengah ekonomi yang sulit,” ungkapnya. Harga pupuk dan racun rumput yang mahal menjadi salah satu kendala terbesar. Apalagi sebagai seorang single parent, perjuangannya tak mudah.

Namun berkat doa kedua orang tuanya dan dukungan anak semata wayangnya, usaha kecil yang dirintisnya terus berkembang. Kini, ia mulai meraih apa yang selama ini diimpikannya.

“Banyak-banyaklah bermimpi, insyaallah Tuhan akan kabulkan. Banyak berselawat, semoga hajat terkabul. Dan jangan lupa untuk bersedekah, karena dari situlah rezeki akan datang dan usaha kita bisa sukses dunia akhirat.”

Kisah Ibu Pariha menjadi pengingat bahwa perjuangan perempuan tidak pernah sia-sia. Semangat Kartini terus hidup, menyala dalam langkah-langkah kecil perempuan yang berani bermimpi dan berjuang di tengah keterbatasan.

Penyunting: Siti Rahmawati, Kadiv Perempuan Gemawan

Perempuan Hebat dari Sambas
Tag pada: