Gemawan selenggarakan workshop bertajuk “Borneo Inisiatif: Refleksi Gerakan Sosial Indonesia, Menjawab Tantangan Masa Depan” yang berlangsung di Rumah Gesit Borneo, Pontianak. Kegiatan tersebut dihadiri oleh CSO serta CBO dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Kegiatan bertujuan untuk memperkuat jaringan masyarakat sipil di Kalimantan dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks serta merumuskan strategi kolaborasi.
Dalam sambutannya, Direktur Gemawan, Laili Khainur, menekankan bahwa saat ini gerakan sosial di indonesia berada dalam kondisi yang gamang.
“Gerakan sosial kita sedang berada di kondisi yang gamang, semakin kesini, makin banyak hal yang yang kita lihat dan harus diperbaiki. Indonesia sedang tidak baik-baik saja,” ungkap Laili pada Kamis (19/09/24).
Laili juga menggarisbawahi bahwa pentingnya kolaborasi antar organisasi masyarakat sipil untuk menciptakan ekosistem yang mendukung gerakan sosial di masa depan.
“Kami mencoba, memprediksi bahwa ke depan itu, salah satu kekuatan yang bisa mengubah, atau memberikan kontribusi terhadap perbaikan jalan Indonesia adalah civil society. Artinya, yang bisa membentuknya adalah NGO, CBO, kelompok masyarakat adat dan serikat lokal atau orang lokal atau yang lainnya, termasuk dosen, media, seniman dan lain lain. Dan itu society group yang dalam proses ke depan akan menjadi kekuatan di Indonesia” ungkapnya.
Dalam workshop ini, peserta diajak untuk merenungkan tantangan yang dihadapi masyarakat sipil dan mengembangkan strategi kolaborasi yang lebih solid.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri, kita perlu membangun jaringan yang kuat di antara kita untuk menjawab tantangan yang ada,” tegasnya.
“Pasti selalu ada isu baru yang ingin kita sampaikan setiap harinya, karena itulah kita tidak bisa kita bergerak sendiri-sendiri. Dan tantangannya seperti apa, itu yang akan kita jawab bersama dan itu yang mendekatkan frekuensi,” ucap Hermawansyah, fasilitator kegiatan.
Ia juga menambahkan bahwa situasi saat ini mengharuskan kolaborasi di antara berbagai aktor agar bisa melihat secara utuh keberpihakan stakeholder tersebut .
“Kita harus melihat secara utuh keadaan kita saat ini bila perlu siapa berkawan dengan siapa dan berkoalisi dengan kelompok yang mana dan nepotisme dengan yang mana dan advokasi nanti kita bisa tau celahnya yang mana,” ujarnya.
Berharap dari Borneo Inisiatif
Salah satu peserta dari Kalimantan Tengah, Asrul, berharap dari workshop yang berlangsung tersebut dapat menjadi refleksi serta dorongan CBO maupun SCO untuk terus menyuarakan isu-isu krusial saat ini hingga sampai ke kaum elit politik.
“Harapan saya pribadi ke depannya setelah mengikuti kegiatan ini ya kemudian bisa dilakukan replikasi di Kalteng, maupun Kalimantan lainnya untuk lebih menumbuhkan motivasi serta semangat CBO/SCO dalam menyuarakan isu-isu yang berkaitan dengan iklim, konflik lahan dan lain-lain hingga sampai kepada elite politik.” pungkasnya.
Penulis: Ersa Dwiyana