Sekolah Lapang Setara

Serikat Perempuan Kabupaten Kayong Utara (SETARA) menyelenggarakan Sekolah Lapang bertema “Peningkatan Kapasitas Kelompok Petani Perempuan” selama tiga hari, 24-26 Juni 2025. Kegiatan yang diikuti 90 peserta dari enam desa di dua kecamatan ini bertujuan memperkuat peran perempuan petani dalam sektor kopi.

Pelaksanaan Sekolah Lapang menggunakan metode kombinasi pembelajaran kelas oleh ahli dan praktik lapangan langsung, dengan lokasi bergilir di tiga desa. Pada hari pertama (24 Juni 2025) di Desa Telaga Arum, Kecamatan Seponti, peserta menerima pelatihan pengembangan bibit unggul kopi lokal. Acara dibuka resmi oleh Camat Seponti Kasianus, didampingi perangkat Desa Telaga Arum, Kasi Pemerintahan Nugroho Aji, serta perwakilan Lembaga Gemawan termasuk Ridho Faizinda, Maulisa, Dea, dan Weli Arma. Hadir peserta dari Desa Podorukun, Wonorejo, Seponti Jaya, Telaga Arum (Seponti), serta Banyu Abang dan Masbangun (Teluk Batang).

Kegiatan berlanjut ke hari kedua (25 Juni 2025) di Desa Seponti Jaya dengan fokus pelatihan pascapanen. Peserta mempelajari diversifikasi produk turunan kopi seperti kemasan kopi bubuk, minuman olahan, dan kosmetik berbahan kopi, dilengkapi strategi branding, pemasaran, dan pengemasan.

Pada hari terakhir (26 Juni 2025) di Desa Wonorejo, Weli Arma dan Iwan Kojal membimbing pelatihan pembuatan pupuk kompos berbasis limbah organik. Materi ini menekan biaya produksi sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan.

Kegiatan ini didukung penuh Dana Nusantara Fund yang mencakup pendanaan pelatihan, pengembangan demplot pertanian, pembangunan rumah produksi kopi (rumah bibit dan penjemuran), serta penyediaan alat pendukung produksi.

Harapan pasca Sekolah Lapang

Ketua SETARA Waliyah Badaryati menyatakan, “Dukungan hibah ini adalah berkah besar bagi kami. Pelatihan menjadi kesempatan berharga meningkatkan kapasitas petani perempuan di sektor kopi. Kami optimis ini berdampak pada peningkatan pendapatan anggota SETARA dan masyarakat Kayong Utara.”

Maulisa, Kadiv Ekraf Gemawan, menambahkan bahwa dukungan Danus menjadi modal penting pemberdayaan ekonomi dan pelestarian lingkungan. “Kopi liberika Kayong Utara pernah menjadi primadona hingga mancanegara, tetapi populasinya menyusut. Melalui Sekolah Lapang ini, kami berharap tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memulihkan luasan tanaman kopi untuk mencegah alih fungsi lahan ke perkebunan monokultur,” jelasnya.

Dengan terselenggaranya Sekolah Lapang ini, SETARA siap memperkuat peran perempuan dalam rantai nilai pertanian dan menjadi penggerak pengembangan kopi lokal yang berkelanjutan serta inklusif.

Penulis: Febby Kartikasari

Penyunting: Ersa Dwiyana

Sekolah Lapang Perempuan SETARA
Tag pada: